Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 datang malam malam
Safira di minta melanjutkan pekerjaannya karena orang yang di tunggu masih dalam keadaan sibuk dan Safira memakluminya, Safira kembali menuju area cafe dan melayani pengunjung yang datang hingga tiba jam istirahatnya Safira memilih makan di taman belakang setelah mendapatkan makanan nya.
"Besok libur kuliah tapi banyak kerjaan di rumah dan sangat banyak. "
gumam Safira sambil menyuapkan makanannya.
Bukan hanya Safira yang makan di halaman belakang tapi ternyata masih banyak lagi karena memang tempat ini damai dan santai di jadikan tempat makan walaupun pemandangannya jalan raya padat kendaraan.
"Safira kamu masih makan?? "
tanya seseorang yang tiba tiba datang menghampirinya.
"Iya Pa Arfan, kenapa memangnya?? "
jawab Safira yang langsung menghentikan suapannya.
"Lanjutkan dulu makan kamu dan setelah selesai temui teman saya di meja nomer dua lima pojok dekat jendela. "
ucap Arfan dan Safira mengangguk lalu Arfan undur diri kembali ke area cafe.
Safira tidak menyelesaikan makannya karena tiba tiba dia menjadi kenyang, Safira langsung menyimpan kotak makan khusus karyawan cafe ke area dapur dan setelahnya langsung menuju meja dimana ada yang menunggunya.
Safira hanya tersenyum saat berpapasan dengan beberapa teman di restoran dan lebih fokus pada pria yang membelakanginya tapi Pak Arfan yang menghadapnya.
"Ini dia Al yang namanya Safira. "
ucap Arfan dan begitu Safira duduk di kursi samping Al dia langsung mematung.
"Aku lanjutkan pekerjaan dulu karena Safira sudah sampai, santai jangan terburu buru. "
ucap Arfan kembali yang memilih meninggalkan keduanya.
Safira hanya diam dan tidak mampu berkata kata karena saat ini laki laki yang ada di hadapannya adalah Dosen nya.
"Lansung pada intinya, berapa uang yang kamu butuhkan dan biaya kuliah kamu hingga lulus Sarjana juga kebutuhan kamu lainnya?? "
ucap Al yang langsung pada intinya dengan nada yang begitu dingin.
Safira masih diam membeku Karena dia begitu kaget sekali saat ini, Dosennya yang akan menjadikannya wanita simpanan.
"Safira....... saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni kebisuan kamu, kalau kamu gak menyetujuinya lebih baik tinggalkan meja ini dan anggap kita tidak pernah bertemu di luar kampus. "
ucap Al dengan nada kesalnya karena Safira hanya diam mematung.
"Maafkan saya Pak Al, saya menerima tawaran anda dan untuk kebutuhan yang saat ini mendesak, saya butuh sepuluh juta rupiah, kalau biaya kuliah Saya tidak tahu. "
ucap Safira dengan nada lirihnya dan Al hanya mengangguk saja menjawabnya.
"Baiklah saya akan siapkan uangnya, kamu bisa datang ke alamat ini untuk menandatangani perjanjiannya karena saya gak mau di antara kita ada yang melanggar, jangan banyak bertanya ini dan itu karena percuma kamu bertanya, saya akan menjawab nanti saat bertemu. "
ucap Al sambil menyodorkan sebuah kertas yang berisikan alamat rumahnya.
Safira menerima kertas nya dan langsung mengangguk, Al langsung beranjak dan meninggalkan meja nya membuat Safira terdiam sambil menghela nafasnya.
"Ya Tuhan...... di kampus saja aku sengaja menghindar supaya gak berurusan dengan Pak Al dan sekarang aku malah terikat, kalau mundur dari mana aku mendapatkan uang itu. "
gumam Safira dalam hatinya sambil menyimpan kertas di saku celananya lalu segera beranjak untuk melanjutkan pekerjaanya.
.
.
.
Malam menjelang.......
Safira langsung menuju kediaman Al setelah pulang dari cafe dan dia memilih menggunakan taksi karena alamat rumahnya lumayan jauh.
"Semoga gak kemalaman deh sampe disananya, kalau datang besok gak mungkin karena aku butuh uangnya kan besok buat bayar bunganya itu. "
gumam Safira saat masuk kedalam taksi menuju kediaman Al.
"Apa aku minta nomer Pak Al ke Pak Arfan yaa, takutnya dia gak ada di rumah saat aku mendatanginya. "
gumam Safira kembali sambil mengeluarkan handphone nya tapi di urungkan karena takut mengganggu.
Perjalanan hampir empat puluh menit akhirnya Safira tiba di kediaman Al, Safira membayar tagihan taksinya dan langsung menuju gerbang untuk menghampirinya.
"Permisi..... "
sapa Safira saat seorang petugas keamanan menghampirinya.
"Mba mau cari siapa ya malam malam begini?? "
tanya petugas keamanan dan Safira langsung meringis mendengarnya.
"Saya mau bertemu Pak Al pemilik rumah ini, nama saya Safira. "
jawab Safira dan petugas keamanan mengangguk lalu meminta Safira untuk menunggu.
Hanya lima menit menunggu akhirnya pintu gerbang terbuka dan Safira di persilahkan masuk, Safira mengerutkan keningnya saat melihat laki laki sedang berdiri di teras sambil menatapnya.
"Itu Pak Al nya Mba sudah menunggu silahkan dan maaf saya tidak langsung membuka pintunya. "
ucap petugas keamanan dan Safira hanya mengangguk tersenyum.
Safira langsung berjalan menuju Al yang sudah menunggunya, saat ini Al sudah menggunakan pakaian tidurnya dan membuat Safira menciut karena pastinya Al terganggu karena kedatangannya malam malam seperti ini.
"Masuk...... "
titah Al dengan nada dingin nya saat Safira sampai di hadapannya.
Safira langsung mengangguk dan berjalan mengikuti Al masuk kedalam rumahnya, Safira diminta duduk di sofa karena Al sedang menutup kembali pintunya.
"Kamu gak punya jam di tangan kamu. "
ucap Al dengan nada dingin nya saat ikut duduk di hadapan Safira.
"Maaf karena Saya mengganggu waktu istirahatnya Pak Al, saya soalnya terdesak dan mau menghubungi dulu Pak Al tapi gak punya nomer kontaknya. "
ucap Safira dengan nada pelannya dan menunduk karena tidak berani menatap ke arah Al.
"Terdesak dimananya Safira, kamu bisa datang besok pagi pagi sekali, ini sudah malam dan gak baik seorang gadis seperti kamu berkeliaran mendatangi rumah laki laki, bagaimana kalau di perjalanan ada yang menjahati kamu, jarak dari cafe kesini tuh sangat jauh. "
ucap Al dengan nada kesalnya dan Safira langsung menunduk.
"Maaf..... maafkan saya Pak Al. "
ucap Safira dan membuat Al berdecak kesal mendengarnya.
"Besok lanjutkan lagi pembicaraannya dan sebaiknya kamu menginap di rumah ini, itu kamar tamu bisa kamu gunakan untuk istirahat, jangan banyak bertanya. "
titah Al sambil beranjak dan meninggalkan Safira setelah menunjukkan letak pintu kamarnya.
Safira langsung menghela nafasnya dan sedih sekali, ternyata keputusannya datang ke rumah Al sangat gak baik, Safira terdiam beberapa saat dan akhirnya beranjak menuju kamar tamu karena memang tubuhnya sangat lelah saat ini.
Sedangkan di kamarnya saat ini Al sedang diam sambil menatap ke arah jendela yang menampilkan pemandangan malam hari, dia tadi sempat kaget saat mengangkat panggilan dari pos keamanan yang memberitahukan ada wanita bernama Safira yang datang.
Al langsung marah pada keamanan karena membiarkan Safira menunggu di luar gerbang malam malam dan Al langsung tergesa keluar dari kamar untuk menyambut kedatangan Safira.
"Safira kamu sangat ceroboh sekali, bagaimana kalau ada yang menjahati kamu di jalan saat perjalanan kesini. "
lirih Al yang memikirkan kemungkinan Safira saat tidak sampai ke rumahnya.
.
.
.
.
Bersambung......