Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulang Tahun Berkedok Reuni
Lova memutar-mutar tubuhnya di depan cermin. Ia mengamati penampilan nya yang masih saja dirasa kurang, padahal gadis itu sudah sangat terlihat cantik dan seksi.
"Apa lagi ya yang kurang?" gumamnya mencoba mengamati penampilan nya dari atas sampai bawah.
"Otak lo, mau pakai apa lagi? Udah cantik gitu gila aja masih kurang." Belvi yang baru saja datang tiba-tiba menimpali ucapan Lova tadi.
"Kebiasaan deh, ketum dulu napa sih Bel, tangan lo patah?"
"Anjir, kasar banget sih lo."
"Kaya yang lonya sopan aja." Lova mengambil tas kecil miliknya.
"Ayo berangkat," ajaknya melangkah keluar terlebih dahulu.
"Bener-bener nih anak, kaya yang tau tempatnya aja, yang tau kan gue. Nyasar tau rasa," umpat Belvi mengikuti Lova yang sudah lebih dulu keluar.
"Udah pada mau berangkat?" tanya Gina melihat keduanya yang sudah tampil cantik dan anggun malam ini.
Ralat, hanya Belvi yang terlihat anggun, Lova sebaliknya, gadis itu terlihat sangat seksi.
"Iya tan, kemaleman entar."
Gina mengangguk setuju. Ia menatap Lova dan reflek tangan nya memegang pundak Lova seakan menenangkan.
"Lov, kalau kamu ketemu dia, biar aja ya? tante harap kamu nggak akan melakukan sesuatu yang nantinya membahayakan kamu."
Lova menganggukan kepalanya pelan. "Tante tenang aja, Lova cuma mau reuni sama temen-temen SMA dulu, bukan mau ketemu dia apa lagi balas dendam."
Gina tersenyum lega mendengarnya. Setelahnya kedua gadis itu pamit dan segera pergi meninggalkan rumahnya.
"Semoga saja ya Lov," gumam Gina.
Apa? Tidak balas dendam? Itu hanya bualan Lova saja. Tentunya Lova sudah sangat ingin memberi perhitungan dengan teman masa SMA nya itu, atau dengan cara yang halus agar tidak terlihat jika ia sedang melakukan pembalasan. Ah, untuk yang satu itu, ia akan pikirkan lagi nanti. Toh, Lova juga belum bertemu dengan si target.
"Lov, jangan bengong," peringat Belvi.
"Gue nggak bengong kok."
"Nggak bengong apanya? Muka lo aja kaya orang dongo gitu."
Lova menatap malas Belvi. "Cantik gini dibilang dongo, katarak lo."
Tidak lama mobil yang mereka tumpangi sampai. Lova sedikit menyipitkan matanya melihat bangunan di depan nya.
"Di sini?" tanya Lova bingung.
Pasalnya itu hotel yang kemarin ia datangi bersama dengan Kenzo. Hotel milik keluarga Kenzo.
"Ya ke sini maemunah, emang kemana? Makanya jangan sok tau lo."
Lova masih terdiam, ia kemudian turun dari mobil bersama dengan Belvi.
"Napa sih? Kaya yang kaget banget?"
"Ini hotel keluarganya Kenzo anjir, kemarin malam gue diajak ke sini."
Sontak Belvi membuka mulutnya lebar. "Demi? Gila tajir melintir dong doi? Nggak salah lo pilih pacar, harusnya sih jangan sampai putus, coba buka hati biar otak lo tuh sedikit dipakai."
Mendengar ceramah Belvi membuat Lova memutar matanya. Selalu saja Belvi berkata seperti itu. Selama ini Lova juga sudah mencoba membuka hatinya untuk Kenzo, namun yang namanya perasaan tidak bisa dipaksakan bukan? Lova tidak pernah merasakan debaran dalam hatinya, meski tidak dipungkiri perlakuan Kenzo padanya membuatnya nyaman.
"Aturan lo bawa tuh kak Kenzo buat pamer sama mereka."
Lagi-lagi Belvi memberi nasihat yang tidak mungkin dilakulan oleh Lova.
Mereka masuk ke ruangan yang memang sudah disiapkan untuk acara reuni angkatan mereka. Beberapa teman mereka mulai terlihat dan saling menyapa. Tentunya Lova menjadi pusat perhatian karena perubahan gadis itu yang semakin cantik dengan bodi seksinya.
"Hai Belvi. Hai Lova, tambah cantik aja ya?"
"Sekarang berisi ya? Makin seksi."
"Lova hai, cantik banget ih, bagi rahasianya dong."
Beberapa teman sekelas mereka tadi sudah saling menyapa. Lova yang terus mendapat pujian tersenyum senang, sementara Belvi sudah tuli rasanya selalu mendengar hal seperti itu jika berdekatan dengan Lova, tapi mau bagaimana lagi, Lova memang cantik dan seksi dan mereka juga sudah seperti saudara kembar saja. Kembar tak serupa.
"Siapa sih yang ngadain reuni di sini? Udah sukses pasti nih anak."
Belvi mengangguk setuju. "Siapapun itu, yang pastinya bukan kita lah."
"Ye si bego, ambil minum ah. Haus, lo mau juga nggak Bel?"
"Iya dong, tolong ya Lop," cengirnya.
Lova berjalan santai menuju ke tempat minuman yang sudah disediakan, ia memilih beberapa kue juga yang sudah tersedia.
"Ini acara apa sih? Bukan reuni malah kaya ultah," gumamnya.
Tepat ketika Lova akan berbalik kembali ke tempatnya. Seseorang yang tiba-tiba datang mengejutkan nya.
"Hei, kita ketemu lagi."
Lova menyipitkan mata, sempat berpikir beberapa detik sebelum akhirnya ingat siapa cowok di depan nya ini.
"Oh hai Zean," balas Lova seadanya.
"Kenzo nggak ikut?" tanya nya mendapat gelengan kepala dari Lova.
"Lo sendiri ngapain di sini?"
Zean menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Pacar gue di sini, mungkin seangkatan sama lo," jelasnya hanya dibalas anggukan kepala oleh Lova.
"Duluan ya, temen gue nungguin," setelahnya Lova pergi meninggalkan Zean.
Kembali ke tempat semula dan menyipit saat Belvi sedang mengobrol dengan seseorang. Namun dilihat dari gestur tubuhnya, Lova seperti tahu siapa orang itu.
Perlahan Lova mendekat, hingga akhirnya ia dapat melihat dengan jelas siapa yang memang cukup menarik perhatian nya tadi hanya dengan melihat dari jauh saja.
"Hai Lova, makasih ya udah mau datang," ujarnya tersenyum. Lalu pergi begitu saja.
Lova mengeratkan gelas yang sedang dipegang olehnya. Sementara Belvi sudah panik sendiri melihat bagaimana tatapan Lova pada gadis tadi.
"Lov, sorry, gue nggak tau kalau ternyata ini-"
"Pesta ulang tahun dia," sela Lova masih dengan pandangan yang tadi.
Meski wajah Lova terlihat sangat marah, tapi matanya sudah berkaca-kaca.
"Oke, kita balik aja ya sekarang?" Belvi mencoba menenangkan Lova agar gadis itu tidak marah dan, tidak sakit pastinya.
"Mohon perhatian nya semua."
Suara dari depan terdengar, suara yang membuat jantung Lova semakin berdegup dengan sangat kencang.
"Aku mau ucapin terimakasih buat kalian yang udah datang malam ini. Dan sorry banget karena aku harus bohong dengan ngadain acara reuni padahal ini pesta ulang tahun aku."
"Ges, sorry. Tapi aku mau kita semua bisa kumpul bareng-bareng karena beberapa tahun ini tidak bertemu, dan bahkan tidak ada kabar, semoga kalian tidak marah ya? Dan nikmati pesta sederhana ini."
Belvi ingin muntah rasanya mendengar ucapan teman SMA nya itu, muak dengan wajah sok polos juga suara yang dibuat mendayu-dayu.
"Ayo Lop, kita pulang aja, males banget gue di sini," semakin semangat untuk mengajak Lova pulang. Belvi menarik tangan Lova, namun justru dengan cepat Lova cegah.
"Kenapa?" heran Belvi.
"Gue penasaran, apa suami dia kaya?" tanya Lova seketika membuat Belvi berpikir sejenak.
Benar apa yang dikatakan oleh Lova, jika bisa mengatakan pesta di hotel megah itu sudah pasti suaminya orang berada atau kalangan kelas atas.
"Sialan, kenapa nggak ada satupun foto suaminya di akun nya sih?" kesal Belvi semakin membuat Lova bertambah penasaran.
"Jangan pulang Bel, gue harus tau sesuatu tentang dia."
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻