NovelToon NovelToon
Gadis Badas Milik Mafia Kejam

Gadis Badas Milik Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / One Night Stand / Dendam Kesumat / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.

"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.

Alan Delvanio dia adalah seorang mafia kejam dan tak memiliki hati. Namun, tiba di suatu hari. Terdapat seorang gadis yang tertarik padanya. Semua orang takut padanya, kecuali gadis itu.

Seperti apa kisah mereka? Dan mengapa gadis itu tidak takut pada sang mafia? Lalu apa yang mafia itu lakukan pada gadis yang tidak patuh pada nya itu? Akan kah sang mafia bertindak kejam pada nya? Ikuti kisah nya mereka hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

  Pandangan Alexa tak sengaja tertuju pada Justine yang tengah menatap dirinya dengan pandangan tidak percayanya.

    "Ada apa? Kenapa kau menatap ku seperti itu?." Tanya Alexa dengan kasar, suasana hatinya sedang memburuk karena Alan lebih memilih untuk meninggalkan dirinya, meskipun ia telah mengancam dan benar-benar melepaskan perban di tangannya.

    "Aku ingin tau, apakah kau benar-benar manusia atau bukan?." Tanya Justine berjalan mendekati Alexa dengan ke dua tangannya yang di masukkan ke dalam saku celananya.

    Alexa menyipitkan mata nya dan merasa bingung. "Apa maksudmu?."

    "Maksud ku, bagaimana kau bisa berhasil meluluhkan hati bos? Orang normal tidak akan bisa melakukan itu." Kata Justine terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya, masih merasa tak percaya.

    "Benarkah? Apa menurutmu aku telah berhasil meluluhkan hatinya?." Tanya Alexa berbinar.

    "Iya, aku bisa melihatnya dengan jelas." Balas Justine, merasa yakin.

    Tetapi tiba-tiba Alexa nampak bersedih. "Tapi kurasa tidak, karena dia baru saja pergi meninggalkan ku."

    "Karena dia tidak ingin menunjuk ketertarikan nya padamu, padahal hati bekunya telah meleleh dan percayalah itu tidak seperti yang terlihat, Alexa." Kata Justine.

    "Apa maksudmu?." Tanya Alexa menaikan sebelah alisnya ke atas.

    "Aku akan memberi tahu mu, tapi biarkan aku membalut luka mu terlebih dahulu." Justine menunjuk luka Alexa dengan dagunya.

    "Tidak, aku hanya ingin tuan tampan yang mengobati luka ku." Kata Alexa melipat ke dua tangan nya di dada.

    "Baiklah, kalau begitu aku tidak akan memberitahumu apa pun tentang dia, padahal kupikir aku mungkin bisa membantu mu, tapi baiklah jika itu yang kau inginkan." Kata Justine terdengar sedikit memaksa, ia mengangkat bahunya sebentar dan hendak pergi dari tempat itu.

    "Oke, tapi kau harus memberitahu pada ku semua tentang dia." Alexa mengulurkan tangannya yang berdarah ke arah Justine. "Kau boleh mengobatinya."

    

    "Aku di sini hanya untukmu." Justine tersenyum padanya, lalu mereka berdua pun berbalik dan berjalan mencari kotak p3k.

    Alexa berhenti dan menoleh ke arah Justine. "Ngomong-ngomong siapa namamu?."

   

    "Nama ku Justine Roland dan aku adalah asisten dari bos, bisa di bilang aku juga orang kepercayaan bos." Balas Justine. Dan Alexa pun menganggukkan kepala nya.

    ***

    Di sisi lain, Alan berjalan ke sana-sini di ruangannya. Tengah bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa ia begitu marah hingga memukuli sopir truk nya tanpa berpikir panjang. Sementara itu, kata-kata Alexa tentang dirinya yang perduli pada gadis itu masih terngiang-ngiang di kepalanya.

    "Apakah aku benar-benar perduli padanya?." Tanya Alan pada dirinya sendiri.

    ***

    Saat ini, Justine tengah membersihkan darah dari kulit Alexa saat mereka duduk di kamar Alexa. "Justine, ceritakan padaku tentang bos mu!."

    "Bos tidak pernah memperdulikan wanita atau gadis manapun sebelum kau. Jadi, bukankah itu sudah jelas menunjukan jika kau istimewa?." Kata Justine balik bertanya, membuat mata Alexa melebar, terkejut dan bercampur senang.

    'apakah aku spesial baginya?.' Tanya Alexa pada dirinya sendiri.

    "Apakah itu benar? Tapi dia bilang dia hanya berniat membantuku karena dia tidak ingin terkena masalah." Kata Alexa dengan nada bicara nya yang muram..

    "Ya, dia akan membunuhmu daripada membawamu ke sini, berpikirlah dengan bijak." Balas Justine.

    Mata Alexa terbelalak kaget. "Mengapa dia membunuhku jika aku tidak spesial?." Tanya Alexa.

    Gadis itu sepertinya belum sadar tentang siapa Alan yang sebenarnya dan ada berapa banyak musuh pria itu yang berkeliaran di luar sana.

    "Kau tidak tau siapa bos?." Tanya Justine.

    Saay itu, Alan tiba-tiba mendatangi kamar Alexa untuk memeriksa apakah luka gadis itu sudah di balut atau belum. Tetapi ia merasa cemburu ketika melihat Justine ada di dalam kamar Alexa dan menyentuh tangan gadis itu.

    "JUSTINE!." Bentak Alan, menarik perhatian Alexa dan Justine. Mereka berdua mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang tidak di tutup dan terlihat Alan yang memperlihatkan raut wajah dinginnya.

    Alan berjalan ke arah mereka dengan tampang garangnya. "Justine, apa yang kau lakukan di sini? Sedari tadi aku mencarimu." Tanya Alan pada Justine, meski fakta nya Alan memang tidak sedang mencari Justine. Pria itu juga sedikit melirik ke arah Alexa.

    Sementara itu, Justine dapat melihat dengan jelas bahwa Alan saat ini tengah cemburu melihat kedekatan mereka. "Maaf bos, saya sedang membalut lukanya." Balas Justine menahan tawanya karena ia merasa lucu untuk pertama kalinya melihat Alan yang cemburu.

    "Biarkan aku saja yang melakukannya. Kau bisa pergi dan periksa apakah truk kita sudah tiba atau belum." Perintah Alan, lalu mengambil alih salep dari tangan Justine.

    Senyuman manis mengembang di wajah Alexa saat Alan ketahuan memang perduli padanya. Kecemburuan terlihat jelas di raut wajah Alan.

    "Baik, bos." Justine beranjak dari duduknya dan berjalan keluar, tetapi sebelum melangkah melewati pintu, pria itu berbalik menatap Alexa. "Hati-hati, Alexa dan sampai jumpa lagi."

    "Terimakasih, Justine." Kata Alexa tersenyum padanya.

    Justine pun mengangguk dan benar-benar pergi meninggalkan kamar Alexa.

    "Apa yang kalian berdua lakukan?." Tanya Alan, lalu duduk di samping Alexa.

    "Tidak ada apa-apa, kami hanya mengobrol biasa. Dia manis sekali, aku penasaran, apa yang kau lakukan pada nya sampai dia benar-benar menuruti semua perintah mu. Padahal aku saja tidak pernah menuruti mu, Justine bersikap baik pada ku, sementara kau sangat kasar, kau juga agresif dan berbeda dengan Justine yang bisa bersikap tenang." Panjang lebar Alexa mengoceh tanpa henti selama Alan membalut lukanya, ia memang sengaja membuat Alan bertambah kesal padanya karena pria itu tadi telah meninggalkan dirinya.

    "Berapa kali aku harus membalut lukamu?." Tanya Alan, raut wajah datarnya terlihat menakutkan. Tetapi Alexa tidak takut.

    "Hm... mungkin setiap kali kau tidak mendengarkan ku, maka kau akan selalu membalut lukaku." Alexa menyeringai padanya.

  "Dasar! Keras kepala." Kata Alan lirih.

    "Lihat siapa yang bicara, padahal diri nya sendiri juga raja keras kepala." Balas Alexa..

    "Berhenti menjawab semua perkataan ku, Alexa!."

    "Berhentilah meneriaki aku!."

    "Arghh! Berhenti bicara padaku." Alan mengalihkan pandangan nya karena marah.

    Alexa beranjak dari duduknya. "Aku tidak bisa berhenti berbicara, jadi lebih baik aku mengobrol bersama dengan Justine. Dia sangat manis dan dia tidak pernah menutup mulutku dengan kata-kata yang kasar."

    Alan pun ikut bangkit dari kursi sofa itu. "Dan kau sangat menyebalkan." Bentak Alan sebelum akhirnya berjalan keluar dari kamar Alexa dan menutup pintu kamar nya.

    "Astaga! Ku pikir aku bisa mengatasi dia, tapi ternyata dia sangat sulit untuk aku atasi, aku harus melakukan sesuatu." Gumam Alexa, meraih ponsel nya yang ada di atas tempat tidur dan membuka salah satu aplikasi chat berinisial W.

    Ia berniat mengirim pesan pada Justine, setelah sebelumnya mereka sempat bertukar nomor.

    ALEXA: [ Hai, Justine].

    JUSTINE: [ Hai, pacar masa depan bos].

    Alexa terkekeh kecil ketika membaca balasan dari Justine. ALEXA: [ Ya, ku harap begitu, ngomong-ngomong boleh aku minta nomor wa nya?].

    JUSTINE: [Ya, tentu. Bos milikmu sepenuhnya. Ini nomornya nya 081xxxxxxx].

    Alexa tersipu ketika membacanya.

    ALEXA: [Kau baik sekali Justine, terima kasih banyak, kau penyelamat ku].

    JUSTINE: [Tentu, kapan pun itu].

    Alexa pun mengakhiri chat nya dengan Justine dan menyimpan nomor Alan dengan nama kontak 'Tuan Tampan'. Lalu dengan tidak sabaran, ia mengirimkan pesan untuk Alan.

    NOMOR ASING: [Aku harap kau tau bagaimana cara melakukan CPR karena kau baru saja membuat ku terengah-engah].

    TUAN TAMPAN: [Apa-apaan ini? Dari mau kau mendapatkan nomor ku?].

    ALEXA: [Aku punya sumber]. Ketik Alexa dan mengirim emoticon mata yang berkedip..

    TUAN TAMPAN: [Aku tau itu dari Justine, aku tidak akan mengampuni dia].

    ALEXA: [ Kamu serius? Apa kau homos*ek? Tolong katakan tidak! Kenapa kau tidak mengampuni dia? Kenapa kau tidak menghukum ku dengan sebuah permainan panas saja?].

    TUAN TAMPAN: [Oh! Astaga! Diamlah dan jangan membuat ku marah!].

    ALEXA: [ Ini namanya usaha, dasar pahlawan ku!. Oh ya aku sedang masturbasi karena memikirkan mu dan aku tidak bisa berhenti melakukan ini, hanya kau yang bisa menghentikan ku setelah kau datang ke kamar ku]. Setelah mengirim pesan tersebut, Alexa tak henti-henti tertawa dan membanggakan kekonyolan dari isi kepala nya sendiri.

    Alan terbelalak kaget saat melihat pesan yang Alexa kirim padanya.

    TUAN TAMPAN: [Apa ayah mu dari planet lain? Karena tidak ada orang seperti mu di dunia ini].

    Setelah membaca pesan yang Alan kirim, wajah Alexa terlihat pucat. Gadis itu melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur dan pergi ke balkon. Namun, sebelum itu ia meraih rokok dan pemantik api dari dalam tasnya.

    

    Gadis itu pun memilih berdiri di balkon sembari menghisap rokoknya, pandangannya lurus ke depan dengan raut wajahnya yang serius. Mata nya di penuhi kesedihan. Gadis itu tenggelam dalam pikirannya, sementara angin membelai wajah nya dan rambut nya menari-nari tertiup angin.

    Sementara itu, Alan terlihat gelisah ketika Alexa tak kunjung membalas pesan dari nya dan hanya terlihat jika gadis itu telah membacanya. Pria itu tidak tahu apa yang terjadi, tetapi yang pasti perasaannya tidak tenang.

    "Apa yang terjadi padaku?." Gumam Alan, merasa kesal pada dirinya sendiri.

    

1
takiyaratayee
seruuu ceritanya
Abz
💪💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Betty Sam
lanjut kak
Nurasia Asia
1 kata bodoh kau Alexa mau diperdaya
Desmeri epy Epy
lanjut
R@3f@d lov3😘
luluh juga akhirnya Alan nantinya
R@3f@d lov3😘
gak sabar lihat Alan bucin 🤣😅sama Alexa
R@3f@d lov3😘
cerita mafianya beda dari yang lain 😁
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
yeti dwipuspitasari
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!