Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikahlah denganku.
"Ayo" Kei menggandeng tangan Avril yang dibarengi anggukan oleh Avril. Mereka berjalan menuju arah keramaian.
"Kei, apa aman disini?" Avril membarengi langkah Kei.
"Aman.. tenang aja, aku jagain kamu" tersenyum pada Avril, namun Avril terlihat tidak nyaman pada sekitar.
ini pertama kalinya aku ke taman hiburan lagi, waktu kecil kak Edward yang selalu membawaku ke taman hiburan saat akhir pekan. Duhh.. jadi kangen dia. Batin Avril. Ia merapatkan bibirnya,batinnya terasa sendu.
"Avril, Kamu gapapa? Kalau tidak suka, kita kembali saja. Atau kita ke tempat lain?" Kei nampak khawatir.
Avril menggeleng, merasa tidak mau kembali "Aku suka Kei, jangan kuatir"
"Kamu tidak biasa di keramaian?" Tanya Kei memastikan.
Avril mengangguk. Tanpa ragu Kei merangkul bahu Avril.
"Gimana sekarang? Merasa aman?"
Avril kembali mengangguk disertai senyum lebarnya. Mereka terus berjalan menyusuri tempat disana, mencari hal yang menarik untuk dilihat. Tidak lupa Kei mengajak Avril untuk makan terlebih dahulu. Mereka duduk disebuah bangku disana.
"Kei apa ini aman?" Avril menilik makanan dan minuman yang Kei beli dari sebuah lapak disana.
"Aman, aku sering memakannya, serius" Kei mengacungkan dua jarinya. "Aku sudah pastikan ini makanan sehat dan enak" Kei membuka pembungkus makanan itu.
"Oke.." Avril kembali merasa yakin "Humm sepertinya enak Kei"
Avril mencium bau masakan itu.
"Kamu coba ya" Kei menyodorkan satu sendok makanan ke mulut Avril.
"Kei?" Avril mengernyitkan dahinya. Merasa tidak percaya disuapi Kei.
"A... Buka mulutnya" Langsung Avril melahap suapan dari Kei. Pipinya langsung merona saat mengunyah. Kei tersenyum Avril menerima suapan darinya.
Sesibuk apa sih kamu nona? Sepertinya kamu tidak pernah ke taman hiburan. Atau aku yang salah mengajakmu kesini?. Batin Kei.
"Enak ya.." Avril mengangguk ngangguk menikmati makanannya. Olahan daging dengan rasa pedas asam manis yang ditaburi biji wijen diatasnya, itulah yang sedang dinikmati mereka.
"Benar kan? kamu pasti suka" kembali menyuapi Avril.
"Kei, aku bisa sendiri" menahan suapan dari Kei.
"Gapapa, biar aku suapi ya.. aku suka melihat kamu makan " Avril menerima lagi suapan Kei. Tidak bisa dibohongi, Avril juga senang disuapi Kei.
"Makasih ya.." tangannya menutup mulutnya yang sedang mengunyah.
"Iya.." Kei tersenyum "Habis ini mau main wahana apa?" Kei ikut memakan makanan bagiannya.
"Aku tidak mau" Avril langsung menolak.
"Kenapa?" Penasaran.
"Mengerikan semua" Avril mendengar teriakan orang-orang yang tengah bermain wahana, disana rata-rata permainan yang menguji adrenalin, ia tidak minat sama sekali.
Kei terkekeh. "Kamu takut?"
"Iya.." nampak cemberut.
"Yasudah.. kita main permainan yang mudah aja ya"
"Oke" Avril setuju.
*****
"Mudah apanya Kei?!" Ia bertolak pinggang. Avril kesal karena bolanya tidak ada yang masuk kedalam ring. Ia sudah beberapa kali membeli koin, namun Avril tidak pandai dalam permainan. Yang senang ya pemilik permainan.
Kei hanya terkekeh, menahan tawanya. Sangat lucu, Avril sangat lucu, dia marah-marah hanya karena permainan ringan.
"Avril, kamu terburu-buru.. harus tenang" Kei meraih bola terakhir di depan Avril. Melemparkannya tepat masuk ke dalam ring. Avril langsung loncat kegirangan, dan memeluk Kei.
"Kamu hebat Kei" mencubit pipi Kei.
Kei jadi salah tingkah setelah dipeluk Avril di keramaian, namun tak kalah bahagianya pada Avril.
Pemilik permainan akhirnya memberikan hadiahnya, sebuah boneka kecil berwarna pink berbentuk beruang. Langsung diterima oleh Avril dengan senang gembira.
Avril kembali kesal pada salah satu permainan. Ia mengguncang guncang mesin permainan tersebut. Rasa tidak sabarannya kembali kambuh. Ia terlalu meremehkan permainan, padahal ternyata susah baginya.
Brugg brugg brugg ... Avril mengguncang alat mesin capit.
"Berapa ini harganya Kei?! Aku mau beli saja mesin ini!" Ucapnya dengan serius. Nafasnya ngos-ngosan.
Kei hanya kembali terkekeh melihat tingkah Avril.
"Tidak harus dibeli nona, kamu tidak memerlukannya, ini hanya permainan biasa" Kei mengambil alih permainan.
"Biar aku coba ya.." ia memasukan koin dan mulai memainkan mesin capitnya.
Geep.. satu kotak misteribox didapatkan Kei. Avril membelalakkan matanya, tidak percaya Kei mendapatkan hadiahnya dengan mudah.
"Ini dia" ucap Kei dengan bangga, memberikan misteribox tersebut pada Avril.
Tidak bisa berkata-kata, Avril sangat bahagia mendapatkan hadiah itu.
"Makasih..." Tersenyum manis.
Ya ampun, dia bahagia sekali. Kei mengusap lembut kepala Avril. Ia tersentuh bisa membuat Avril bahagia.
"Sama-sama" ucapnya.
"Sepertinya kamu pandai semua Kei"
Mereka kembali berjalan menyusuri taman hiburan itu.
"Tidak juga, mungkin karena ada kamu, aku jadi bisa"
"Aaa Kei, kamu bicara apa sii" Avril merasa malu. Mereka saling melempar senyuman.
Kei menenteng kantong berisi beberapa hadiah, sementara tangan satunya merangkul bahu Avril kembali.
"Aku cape, kita istirahat dulu yu" pinta Avril.
"Ayo, aku belikan eskrim dulu ya" Kei menunjuk tempat penjualan eskrim di dekat sana
"Boleh, aku mau rasa strawberry"
"Oke.. tunggu sebentar ya" Kei membelikan eskrim tersebut, satu untuknya dan satu untuk Avril.
Mereka menikmati eskrim corong sambil berjalan menuju tempat duduk. Terlihat sebuah wahana permainan yang memakai bola air untuk dilemparkan. Dua anak kecil laki-laki tengah bermain di sana, namun permainan itu dijadikan sebagai bahan candaan.
Sekilas Kei melihat bola air ke arahnya. Seketika Kei melindungi tubuh Avril di dekapannya, saat bola air terlempar ke arahnya dengan sangat kuat. Basah sudah punggung Kei.
"Uugghh" Kei menatap tajam ke arah dua anak laki-laki itu, dan membuat mereka takut.
"Maaf kak" ucap mereka yang langsung kabur takut dimarahi.
"Aaaa..." Teriak Avril. Kei segera melihat wajah Avril yang terkena eskrim di area bibirnya. Terasa dingin.
"Ya ampun.. maaf maaf" Kei merasa kasian tapi juga ingin tertawa. Ia mengusap sisa eskrim yang berada di area bibir Avril dengan tissue yang dipakai untuk membalut eskrim tadi. Dengan teliti.
Glekk... Kenapa aku ingin menciumnya. Batin Kei meronta-ronta, ketika tangannya menyentuh bibir Avril. Begitu menggoda, bibir tipis nan merah merona dengan sedikit terbuka. bahkan setelah bibir Avril bersih, Kei masih mengusapnya.
Avril diam saja menatap Kei. Sebelum akhirnya dia tertawa melihat lelehan eskrim dibaju Kei.
"Ya ampun Kei, bajumu jadi kotor" tunjuknya pada dada Kei.
"Yaah.." Kei tersadar dan melihat pakaiannya. Bagian belakang basah karena air, bagian depan lengket karena eskrim.
"Kamu gapapa Kei?" Avril masih tertawa
"Seneng ya kamu lihat aku begini?" Kei gemas mencubit hidung Avril, ia ikut tertawa juga.
"Nggak Kei, ya ampun kasian.." Avril mengulum tawanya.
"Ayo ke mall beli baju"
"Gak usah ke mall, disini aja, tuh ada lapak penjual pakaian" tunjuknya pada lapak.
"Serius?" Merasa tidak yakin. "Memangnya aman?" Pertanyaan itu lagi.
"Aman, sangat aman " ucap Kei dengan sabar.
"Yasudah.. Ayo " Avril menarik lengan Kei, mereka menuju lapak pakaian tersebut.
Avril memilihkan pakaian yang pas buat Kei.
"Kamu suka Kei?" Menunjukan pakaian yang ia pilih.
"Suka" Kei juga tengah memilih milih baju.
"Kamu suka Kei?" Menunjukan pakaian yang lainnya.
"Suka"
Sampai beberapa helai pakaian. "Kei aku beli semua untukmu ya" Avril menunjukan setumpuk pakaian yang dibawakan oleh pelayan disana.
"Tidakkk" Kei sontak berteriak, segera menutup mulutnya. Siapa yang tidak kaget dibelikan sebanyak itu, padahal Kei hanya butuh satu untuknya saat ini.
"Maaf..maksudku tidak usah" volume suaranya kembali stabil, sambil menghampiri Avril.
"Aku hanya butuh satu"
"Gapapa Kei, kamu bilang tadi suka, semuanya" Avril melirik pakaian yang hendak dibelinya itu.
"I..ya suka, tapi gak semuanya harus dibeli"
"Kamu giman sih Kei" cemberut, jurus andalannya. "Kamu tadi teriak padaku! Dan juga menolak pemberianku!" Avril merengut. Seolah dikecewakan.
"Jangan marah.. Bukan begitu maksudku.."
Aduuh aku kok jadi salah begini ya.
"Maaf ya, bukan maksudku membentak, aku hanya refleks karena terkejut " Kei mengusap bahu Avril dengan lembut.
Sepasang kekasih sedang bertengkar hihihi. Batin si pelayan.
"Senyum donk cantik.." Kei memiringkan kepalanya menatap Avril dan tersenyum.
Avril jadi malu dan menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia kembali tersenyum.
"Oke aku maafin, tapi ini beli semua ya" Avril tetap dengan pendiriannya.
"Jangan, nanti susah dibawa di motornya" jelas Kei dengan hati-hati.
"Oo.. Iya ya" Avril faham sekarang.
Akhirnya Kei hanya membeli satu saja kaos berwarna putih dengan gambar tangan yang bergandengan pilihan Avril. Kei langsung mengganti pakaiannya yang kotor tadi dengan yang baru. Untungnya terdapat ruangan kosong disana.
Kei keluar dan sudah rapih. Ia menghampiri Avril dengan gaya barunya. Tapi tidak mengurangi ketampanannya.
"Kei..ini" Avril memakaikan jaket kulit berwarna hitam "Biar tidak kedinginan, kita kan naik motor" jelasnya.
"Sangat pas.. Makasih ya" Kei tersenyum pada Avril.
"Iya sama-sama, aku membelinya di sana, gapapa kan?" tunjuknya pada penjual jaket.
"Oo iya gapapa.. Sekarang giliranku membelikan sesuatu untukmu" Kei menggandeng tangan Avril, mengajaknya ke tempat lain.
Jelas Avril tidak mau kan membeli pakaian disana bukan seleranya, Kei memilih memberikan hal lain saja.
"Kei, kamu mau membelikan ku apa?"
"Kamu mau apa? Hm?"
"Aku tidak mau apa-apa Kei"
Benar, dia punya segalanya. Apa yang kurang darinya. Kei berfikir.
Ia membawa Avril ke sebuah lapak penjual pernak-pernik.
Kei melihat tangan Avril polos, tidak menggunakan perhiasan. Ia ingin membelikan sebuah gelang yang menarik baginya. Avril diminta untuk menunggu disebuah kursi tak jauh dari sana, sementara Kei pergi ke lapak penjual.
"Hanya ada ini mbak?" Tanya Kei pada pemilik lapak. Setelah mendapat yang dia mau.
"Benar kak, itu satu-satunya, limited edition " ucap si mbak.
"Oh kalau gitu, saya mau ya"
"Buat pacarnya ya kak?" Si mbak penasaran, ia membungkus gelang yang dibeli Kei.
Kei hanya tersenyum malu-malu. Bukan pacar sii. Ia melihat Avril yang langsung melambai padanya seraya tersenyum juga.
Setelah pembayaran selesai, Kei menghampiri Avril.
"Avril, aku tidak tau apa kamu suka atau tidak, aku membelikan ini untukmu" Kei menunjukan gelang yang ia beli.
Avril melihat gelang tersebut. "Cih,, seleramu rendah ya Kei" ucapnya sambil tergelak.
"Kamu tidak suka?" Nampak tak percaya dengan ucapan Avril.
"Berikan" Avril memerintah sekaligus merauk sendiri gelang itu dari tangan Kei "Siapa bilang aku tidak suka" Avril langsung memakainya. Dan menunjukannya pada Kei.
"Cantik kan?" Avril semanis mungkin.
"Iya cantik.." sempat mau kecewa takut Avril menolak. Namun akhirnya dia senang Avril menerimanya, tak lupa tersenyum pula.
"Aku bingung mau membelikanmu apa? Kamu punya segalanya nona"
"Jangan begitu Kei, aku menerima pemberian sekecil apapun" Avril memandangi gelang ditangannya.
"Kamu membelikan ku jaket, seharusnya aku juga memberimu sesuatu yang sedikit berharga, biar aku ganti uangmu ya."
"Nggak Kei, kamu bicara apa! Jangan diganti, aku sudah senang bisa diajak jalan-jalan sama kamu"
"Kamu baik nona, aku juga senang bisa kenal deganmu". Sesaat pandangan mereka bertemu dan terpaku.
"Suatu saat nanti, aku akan balas keb.."
"Kamu bisa menggantinya dengan pelukan" Avril memotong pembicaraan Kei. "Kau mau memelukku Kei?" Pinta Avril sangat menggebu-gebu.
"Peluk?" Kei langsung menarik lengan Avril dan mendekap tubuh nya, memeluknya dengan hangat. Entah mengapa Kei memeluk Avril dengan sukarela.
Apa sekretaris Li akan marah jika tau aku memeluk Avril?.
Kei hendak melepas pelukannya.
"Tunggu sebentar lagi Kei" pinta Avril. Ia membenamkan wajahnya di dada Kei.
Setelah beberapa saat, Kei merasakan hal yang aneh.
Kenapa Avril seperti sedang bersedih? nafasnya terdengar terisak. Batin Kei.
Kei memberi jarak dari pelukannya, melihat wajah Avril yang terlihat sendu.
"Kamu kenapa?" Nampak khawatir.
"Kamu mengingatkanku dengan kak Edward, Kei" Avril terisak.
"Gelang ini, sama persis dengan pemberian kak Edward"
"Dia bilang, minta belikan sama kekasihmu suatu saat nanti! Kakak sedang sibuk!, tapi akhirnya kak Edward membelikannya untukku, Kei"
"Dia sangat menyayangiku, dan aku sangat merindukannya sekarang" tangis Avril pecah.
Kei menyimak setiap kata dari avril, hatinya terenyuh, tak tega melihat Avril menangis. Kejadian ini bukanlah suatu kebetulan. Sudah suatu yang ditakdirkan oleh pencipta. Kei mengusap air mata Avril, memeluk kembali gadis itu.
"Maaf, sudah membuatmu sedih"
Avril masih menangis.
"Kei.. menikahlah denganku, suatu saat nanti" ucapnya sambil terisak.
"Kau mau menungguku?"
Avril mengangguk.
"Aku akan berusaha keras dan menikahimu suatu saat nanti"
"Sungguh Kei?" Avril mendongakkan kepalanya. Pandangan mereka bertemu.
Kei mengangguk.
"Aku akan berusaha"
"Bagaimana perasaanmu padaku?"
"Aku menyukaimu" ucapnya dengan serius.
"Aku juga menyukaimu Kei, sekarang kita bisa pacaran?"
Kei melepas pelukannya, ia menyentuh pipi Avril dan membelainya lembut.
"Kamu mau kita pacaran?"
Avril mengangguk malu.
"Baiklah, kita berpacaran sekarang. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Berjanji jangan menangis lagi"
Avril mengangguk dan tersenyum. Menyisakan sembab di matanya, namun ia masih mempesona.
Cup.
Ciuman hangat dipipi Avril.
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...