Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.
Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makam Nadia
Semalaman Rasya tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya kalut dan tak karuan. Yang ia tak habis pikir, Kenapa Ibu dan adik Nadia tega melakukan ini padanya. Dia di tipu selama dua tahun ini. Dan anehnya, Rasya percaya begitu saja tanpa menaruh curiga.
Pantas saja selama ini Rani dan Ameena tidak mau apabila Rasya ingin mengantarkan mereka ke rumah sakit besar yang fasilitasnya lebih lengkap tentunya. Kalau pun mereka berada di rumah sakit, Selalu saja rumah sakit yang tempatnya tidak di ketahui oleh Rasya. Atau lebih tepatnya rumah sakit kecil yang mungkin alatnya tidak lengkap sama sekali.
Bukankah jika orang sakit parah harus di bawa ke rumah sakit elit? Kenapa harus di bawa ke rumah sakit yang bahkan alat pun kurang lengkap.
Namun pertanyaan semacam itu tak pernah ada dalam benak Rasya. Saking cintanya pada Nadia, Rasya menutup mata bahwa kebohongan yang jelas di hadapannya ia anggap nyata.
"Kirana, Kamu pergi kemana sih.." Tak ada yang ingin membantunya sekarang. Daddy dan Ummanya enggan bicara, Rayhan apalagi.
Rasya meraih benda pipihnya lalu menghubungi seseorang.
"Halo...
"Halo...
"Ya, Tuan ada apa?
"Aku butuh bantuanmu sekarang..
"Bantuan apa? Sepertinya sangat penting sekali..
"Tolong cari istriku.. Dia kabur dari rumah..
"Istri? Ameena..." Terdengar suara ejekan dari sana..
"Kirana! Bukan Ameena.. Kenapa kau malah membicarakannya.." Kesal Rasya kepada Emil sang asisten yang selalu saja menyebalkan.
"Owh..Bukannya yang selalu kau utamakan adalah Ameena ya.. Jadi aku pikir dialah istrimu..
Rasya memejamkan matanya. Ia tidak tahu harus bicara apalagi. "Tolong bantu aku Emil.. Kirana tidak ada di rumah sejak beberapa hari yang lalu. Semua pakaiannya tiada yang tersisa sama sekali. Bahkan dia meninggalkan kartu pemberianku.. Tidak hanya itu saja, Uang yang dia pakai untuk berbelanja dia ganti semua.. Aku bingung sekarang. Daddy marah, Umma kecewa.. Rayhan apalagi. Dia tidak di andalkan sama sekali.." Panjang lebar Rasya bicara, Sayang respon Emil hanya sebuah tawa rendah dari seberang sana.
"Ya, Di telfon saja Gus. Tanya kan dimana istrimu berada sekarang, Gampang kan?
"Masalahnya aku tidak punya nomer telpon nya.." Ucap Rasya dengan nada yang frustrasi..
"Hahaha...
"Kenapa kau. justru tertawa Emil!!"
"Ya, Lucu saja.. Bayangkan, Seorang suami yang menikahi istrinya selama hampir setahun tapi tidak punya nomernya sama sekali.. Hebat sekali anda. Kalau ada kategori suami paling baik, Perhatian, peduli dan paling sayang dengan istrinya kaulah yang layak jadi pemenangnya.." Lagi dan lagi Emil mengejeknya. Rasya menghela nafas panjang. Bukannya mendapatkan solusi yang ada Rasya semakin frustrasi.
"Sudahlah..Berhenti memojokkanku Emil..
"Ya, Karena kau memang pantas di pojokkan. Kalau aku jadi istri mu.. Lebih baik aku menikah dengan Rayhan saja..
"Emil Stop! Aku tidak ingin mendengar apapun lagi.." Rasya menghela nafas panjang. "Aku menghubungi mu karena aku ingin kau membantuku untuk mencari istriku bukan malah..
"Tapi maaf aku tidak bisa bantu. Om Abi mengancam ku semalam.. Jangan sampai aku membantumu.. Maaf ya, Kalau punya masalah denganmu aku masih bisa santai. Tapi kalau punya masalah dengan Om Abi, Bisa-bisa aku mati berdiri.. Lebih baik kau cari sendiri saja istrimu..
Panggilan berakhir begitu saja. Rasya duduk di tepi tempat tidur dengan lesu. Ia sudah lelah karena kurang istirahat dari semalam dan sekarang di tambah lebih pusing lagi.
Rasya kembali tatap ponselnya. Apa ia harus menelfon mertuanya? Dengan ragu, Rasya akhirnya menghubungi ayah mertuanya. Rasya akan memastikan apakah Kirana ada di sana atau tidak.
"Halo Assalamualaikum..
"Waalaikum salam pa..
"Wah tumben telfon papa? Ada apa? " Rasya bingung. Nada suara Ayah mertuanya tampak biasa saja, Itu artinya Kirana tidak ada di sana.
"Halo..Rasya. Kau masih di sana?
"E..I, Iya Pa..
"Bagaimana kabar Kirana? Dia baik-baik saja?" Rasya diam Lagi, Dia,harus jawab apa kali ini.
"Dia baik-baik saja pa.. E, Aku tutup dulu telfonnya ya pa.." Dengan cepat Rasya kembali menutup panggilannya dengan sang ayah mertua.
"Huuufftt..Kirana, Kamu pergi kemana? Maafkan aku.." Rasya bangkit, Di saat sedang gundah begini ia tahu harus kemana.
Tujuan Rasya kali ini adalah makam Nadia. Ya, Pria itu memutuskan untuk pergi ke makan mantan kekasihnya itu. Mungkin ini akan jadi yang terakhir kalinya.
Dengan bunga lily di tangannya, Rasya sudah masuk ke area makam. Namun langkahnya terhenti begitu ia melihat seorang pria berada di makam Nadia. Pria itu tidak sendiri, Tapi bersama seorang balita sekitar usia dua tahunan.
Merasa penasaran akhirnya Rasya mendekat. Jantungnya seketika berdetak kencang saat mendengar curhatan pria itu..
.
.
.
Seorang pria tampan datang ke sebuah makam yang sering pria itu datangi bersama putranya. Pria itu adalah Angga, Kekasih Nadia. "Angga udah di bahas di bab awal2 ya..)
Bersama putranya yang biasa di panggil Syakil, Angga duduk berjongkok seraya memangku Syakil yang duduk dengan tenang. Di belakangnya ada seorang pria dengan tubuh yang tinggi besar berdiri seraya memegang payung hitam guna melindungi sang Tuan dari teriknya sinar matahari.
"Assalamualaikum sayang.. Maaf, Aku telat datang. Seharusnya kemarin aku datang kesini.. Tapi karena kemarin aku punya sedikit kesibukan jadi aku hanya bisa datang hari ini.." Ucap Angga seraya meletakkan bunga lily di dekat batu nisan tersebut.
"Ayo, Sapa mama dong..
"Mama.." Balita itu medongak dan minta turun. Angga pun menurutinya. Syakil duduk bersila di samping makam sang mama. Tangan mungilnya mengusap nisan sang mama.
"Mama, Akil atang hihihi..",Bocah lucu itu menutup mulutnya terkekeh sendiri.
"Kamu lihat? Sekarang putra kita sudah besar.. Dia pandai berbicara. Dia juga anak yang sangat pintar dan aktif.. Andai kamu masih hidup, Pasti kamu akan bangga padanya.." Ucap Angga tersenyum. Sebelah tangan pria itu mengusap rambut hitam sang putra..
"Maaf, Aku tidak bisa berlama-lama.. Aku harus pulang. Tapi kau jangan khawatir, Aku akan sering datang kemari.." Selesai melakukan doa di makan tersebut, Angga mengajak sang putra pulang.
Pria itu akan segera pergi namun langkahnya terhenti begitu saja saat...
"Kau?
"Siapa kau? Kenapa kau bisa berada disini? Di makam Nadia?" Tanya Pria yang tak lain adalah Rasya itu. Anggap tersenyum sinis, Pria itu tahu siapa lelaki yang berdiri di hadapannya dengan beberapa tangkai bunga lily itu.
Angga mengkode agar sang bodyguard mendekat.
"Saya Tuan..
"Tolong bawa Syakil ke mobil dulu. Aku masih ada urusan..." Titahnya pada bodyguard yang sejak tadi menjaganya.
"Baik Tuan..
"Syakil ikut Om dulu ya.." Bocah itu mengangguk patuh lalu berpindah ke gendongan sang bodyguard. Bodyguard itu pun pergi meninggalkan sang Tuan bersama Rasya berdua.
Angga masih diam tanpa berbicara sama sekali. Begitupun dengan Rasya.
"Siapa kau? Kau datang ke makam Nadia dan aku mendengar semua yang kau katakan tadi. Apa maksudnya? "Angga tersenyum lagi. Tak gurat emosi di sana..
"Baguslah kalau mendengar semuanya.. Jadi aku tidak perlu mengatakan apapun lagi. Aku yakin kau pasti paham apa yang aku bicarakan tadi.." Angga hendak pergi namun di cegah oleh Rasya. Mata pria itu sudah memerah dengan dada yang bergemuruh hebat. Rasya harap apa yang di dengar tadi salah. Kalau memang benar, Rahasia apa yang ia tidak tahu selama ini??
"Katakan!" Titahnya dingin. Angga pun tak kalah dingin..
"Ya, Apa yang kau denger tadi semua benar.. Aku dan Nadia berselingkuh di belakangmu hingga kami memiliki seorang putra..
Deg!!
.
.
.
TBC
syukurin, nyesel kan km sekarang