NovelToon NovelToon
Dibalik Dinding Semu

Dibalik Dinding Semu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Cinta Paksa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Aku menikah karena perjodohan. Tanpa dasar cinta, karena suamiku adalah paribanku. Sama seperti diriku, Arbi juga menolak perjodohan ini. Tapi apalah daya, kami tidak bisa menolak perjodohan itu. Mampukah kami menjalani rumah tangga yang menurut pandangan orang kami adalah pasangan yang bahagia?

Terlebih ada Gladys diantara kami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Tinggal seatap.

Ibu mertua menatap tajam ke arah Arbian saat mendengar ucapannya itu. Aku membuang wajah ke arah lain.

"Apa ucapanmu itu bisa Mama percaya? Entah kenapa Mama meragukanmu." sahut ibu mertua datar. Aku terhenyak mendengar ucapan ibu mertua. Frontal sekali beliau bicara, membuat kulit mukaku terasa panas karena merasa bersalah. Naluri beliau begitu kuat. Berarti selama ini kami gagal bersandiwara. Buktinya ibu mertua bisa mengendus belang suamiku.

"Inang kok bicara begitu sih. Ntar didengar orang lain. Selama ini Bang Arbi setia kok." ucapku sambil memegang lengan Arbi.

"Hem, kamu ini Rania. Jangan pikir Mama ini bodoh. Ayo, kita kesana. Ulat bulunya sudah menghilang." Ibu mertua berjalan di depan. Aku memandang Arbi, dia mengendikkan bahunya seolah ucapan ibu mertua masuk kanan keluar kiri. Bebal.

Usai memberikan kado, ibu mertua pamit mau ke toilet. Aku dan Arbian kembali ke tempat duduk.

Sesaat setelah kami duduk, Bastian muncul mendatangi kami. Seketika aku merasa gugup ingat kejadian tadi. Namun, aku berusaha bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

"Bro, aku pulang duluan ya. Teman-teman sudah pada nunggu di luar." Bas menyalami kami. Aku merasakan tanganku dingin saat bersalaman.

"Oh, iya. Kapan-kapan singģah ke rumah."

"Hem, masih punya waktu luang ya, takutnya Mbak Rania gak izinin, hahaha." candanya konyol. Membuatku hanya bisa tersenyum kecut.

"Aman, Bro." Gelak kedua sahabat itu berakhir karena seorang teman Bas melambaikan tangan dari jauh.

"Oke, aku akan kabari kalau sempat. Da-ah sudah dikasih kode tuh." beritahunya membalas lambaian temannya itu. Bastian berlalu, tubuh jangkungnya menghilang dibalik pigura bunga di pintu gerbang.

"Dia tampan 'kan?" ucap Arbi tanpa kuduga seolah pada diri sendiri. Aku meliriknya bingung dengan ucapannya.

"Dia dulunya cowok rebutan di kampus. Heran masih betah menjomblo." lanjutnya lagi.

"Terlalu pemilih kali." sahutku cuek. Tumben Arbi mau ngomongin soal temannya. Dahal selama ini dia paling pelit bicara.

"Entah, aku aja heran seperti apa tipe cewek impiannya. Dia sangat dingin sama cewek."

"Ada kelainan kali." sahutku bercanda. Heran aja aku Arbi yang biasanya pelit bicara malah seperti orang abis minum arak. Gibahin teman sendiri yang sudah lama tidak jumpa.

"Eh, jahat betul tuduhan kamu. Awas lo ntar kamu kepincut sama dia." gelaknya. Sepertinya dia mengejekku.

"Siapa takut."

"Eh, malah bacot."

"Emang gak boleh. Kita 'kan ada perjanjian tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing. Kalo semisal aku naksir dia, sah-sah aja 'kan. Toh kamu sama Gladys gak aku campuri." tohokku. Arbian menatapku nyalang.

"Apa, lupa ya sama surat perjanjian itu?" tantangku. Arbi mingkem tak berkutik.

"Jadi, kamu suka sama Bastian ya?" deliknya.

"Aku 'kan masih waras, Bi. Siapa juga yang gak suka barang bagus." ucapku makin nyeleneh. Heran dah kok bisa-bisanya aku ngomong seperti itu pada suamiku. Meskipun dia cuma suami pajangan.

"Hem, ada yang aneh dengan kamu hari ini. Kesambet jin, ya." ledeknya gemas.

"Ho oh, mungkin saja. Karena insiden di toilet tadi." sindirku. Mendadak wajah Arbian pias karena aku mengungkit hal itu lagi. Skak mat deh, rasain lo sorakku dalam hati.

"Dasar otak ngenes, kali aja orangnya lagi sakit perut. Kupingmu aja yang bermasalah jadi salah paham." aku terbahak mendengar jawaban Arbi.

***

"Ra, Bastian nitip salam sama kamu." Aku yang tengah rebahan di atas ranjang sambil mainin handphone menoleh sekilas pada Arbi. Barusan dia memang usai teleponan. Kupikir dengan Gladys gak taunya Bastian.

"Gimana, salamnya diterima gak?" Aku diam saja tidak menggubris ucapannya itu. Buat apa pula Bastian nitip salam sama aku. Kayak gak ada kerjaan saja. Atau Arbian tengah mengerjain aku kali.

"Iya, titip salam balik ya." sahutku tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel.

"Serius nih."

"Iya dua rius malah." sahutku sekenanya.

"Wa-ao! Ingat Ra, kamu itu istri aku, jangan coba-coba selingkuh ya." senyum mengejek itu mengintimidasi. Sekalipun nada ucapannya serius tapi aku tau betul dia cuma mau memanas-manasi.

Untunglah kami tidak tinggal serumah dengan ibu mertua, sehingga kami bebas mau ngomong apa saja. Tidak takut ada yang mendengar karena nada ucapan yang keras. Bahkan pembantu pun kami tidak punya.

Kami tidur terpisah kamar. Namun, Arbi bebas masuk ke kamarku kapan saja dia mau. Seperti saat ini, dia rebahan di sofa sambil teleponan dengan Bastian.

Kami berdua ibarat dua penghuni kos saja. Kami bebas melakukan apa saja yang dimau. Mengurus diri sendiri. Arbi tidak menuntutku untuk melayaninya semisal memasak atau melayaninya makan. Kecuali kalau ada yang bertamu ke rumah. Kami akan kompak layaknya suami istri.

Arbi lebih sering mengahabiskan waktunya di luar. Bekerja atau bersama teman-temannya bahkan menemui pacarnya Gladys. Tapi dia tidak boleh membawa temannya kerumah tanpa seizinku. Apalagi nekad membawa pacarnya ke rumah.

Beda dengan Arbi, aku jarang makan di luar. Aku lebih suka memasak sendiri kebutuhan makanku. Sesekali Arbi memang mau menyicipi masakanku disaat hari libur. Dia paling suka nasi goreng buatanku. Juga puding coklat gula merah.

Aku bekerja di sebuah perusahaan garmen. Sebagai salah satu perancang busana. Tidak jarang aku membawa pulang pekerjaanku ke rumah, untuk membunuh waktu serta mengurangi komunikasi dengan Arbi.

Aku betah berjam-jam lamanya berkurung dalam kamar untuk mengerjakan beberapa desain pakaian. Begitu juga dengan Arbi, dia juga sering mengurung diri dalam kamar dan merangkap ruang kerjanya.

"Eh, Ra, Bastian ngajak kita makan malam minggu depan. Kuterima apa kutolak." serunya tiba-tiba mengagetkan. Aku berpikir sejenak mengingat apa ada jadwal pekerjaan yang mendesak.

"Sori, Bi. Kayaknya aku gak bisa. Minggu depan aku ada pagelaran." tolakku karena minggu depan ada yang mengundangku sebagai juri dalam lomba fashion show.

"Yah, sayang sekali, Ra. Mungkin lain kali gimana, Ra?" Arbi menunggu jawabanku.

"Iya, kapan-kapan lah pas ada waktu luang." sahutku. Aku melihat jari jemari Arbi menari diatas ponselnya. Mungkin mengetik balasan chat Bastian.

"Udah, gih balek ke kamar kamu, Bi. Aku mau bobo." ucapku seraya menguap panjang. Mengusir Arbi karena aku sudah ngantuk berat.

"Malas ah, aku mau bobo di sofa ini saja. Tidur ajalah kamu. Gak bakal ku ganggu kok." sahutnya tanpa menoleh padaku. Arbi masih asyik berselancar dengan ponselnya.

"Dih, apaan sih. Sana pergi!" usirku keberatan kami tidur satu kamar. Aku turun dari ranjang dan menarik kakinya supaya mau keluar. Spontan Arbi menarik kakinya. Mungkin karena terlalu kuat saat menarik kakinya aku jadi kehilangan keseimbangan. Tak ayal lagi aku langsug jatuh menimpa tubuhnya.

"A-uw!" teriakku kesakitan karena kepala kami berbenturan. ***.

1
Irma
mumpung udah buka nih heh arbi mau loo apa sih hah lama lama gue seret luu ke kandang buaya naik tensi gue gara gara loo arbi emang pengecut loo arbi pengecut pecundang loo tuh laki apa bukan ngeselin loo tau ngga😮‍💨😮‍💨 uda h selesai semangat yah thor semangat ok sehat selalu
Irma
udah yah bu dan kamu arbi lepasin rania biarkan dia bahagia jangan egois kamu arbi
Irma
semangat thor
Irma
sii arbi maunya apa sih
Linda pransiska manalu: entahlah gak jelas dianya, bun.
total 1 replies
Irma
udah tau kan siapa rania yg sebenarnya arbi arbi kamu tuh memang bodoh

semangat thor secepatnya rania bebas dari arbi ok thor
Linda pransiska manalu: sabar ya bun. makasih dukungannya.
total 1 replies
Irma
kamu pikir rania itu kek kamu taunya cuman minta sama pacar kalau suami sih saya ok ok aja tapi ini masih pacar mana suami orang lagi haduh sii arbi jg kok bocah banget
Linda pransiska manalu: iya bun, gak ada otaknya. mau maunya dikendalikan Gladys.
total 1 replies
Irma
thor kapan arbi akan melepaskan rania sampai kapan arbi jadi laki-laki yg paling pengecut diantara semua laki-laki yang pengecut
Linda pransiska manalu: sabar ya bun, gak lama lagi tuh.
total 1 replies
Irma
mumpung bacanya malam jadi marah dikit tpi bukan sama othornya nih thor mau nanya othor nggak ada niatan gitu lempar arbi ke kandang buaya makin kesini makin ngeselin aja makanya nih aku bacanya malam karna bawaannya tuh esmosi sama arbi

semangat thor
Linda pransiska manalu: sabar ya bun, ntar arbinya dapat balasan yang setimpal.
total 1 replies
Irma
emang pengecut loo arbi sekarang loo nyalahin rania saraf emang kamu arbi
Linda pransiska manalu: selalu ingin cari aman, bun.
total 1 replies
Irma
setiap kali aku baca novel ini pasti aku selalu kesel sama arbi
Linda pransiska manalu: iya bun, suka cari kambing hitam sih.
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Linda pransiska manalu: makasih bintangnya, bun.
total 1 replies
Irma
ohh astaga bomnya sebentar lagi akan meledak
Irma
makin gedeg gue sama sii arbi bawaannya tuh emosi terus
Linda pransiska manalu: iya plin plan dia, gak ada tegas" nya.
total 1 replies
Irma
▀▄▀▄semoga inang ada di situ biar inang tau semuasemua kelakuan anaknya yg pengecut itu▄▀▄▀▄▀▄▀
Irma
◦•●◉✿ bener bastian udah bawa rania yg jauh dari arbi dan loo arbi jangan jadi laki laki serakah lepas kan rania✿◉●•◦✿◉●•◦✿◉●•◦✿◉●•◦
Irma
pengecut emang loo arbi
Linda pransiska manalu: iya plin plan dia bun.
total 1 replies
Irma
semangat Thor
Irma
gimana mau ibu kalau anak ibu masih sibuk sama kekasihnya itu
Irma
nah itu jauh lebih baik
Linda pransiska manalu: iya biar kelar urusan mereka. tp ternyata gak semudah itu.
total 1 replies
Irma
tahan tarik nafas buang aku sabar aku cantik jadi nggak boleh emosi 😇😇
Linda pransiska manalu: hahaha iya, buat apa buang" energi sama cowok bebal. akhirnya panik sendiri karena keluarganya juga yang tersakiti.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!