Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pukulan Mematikan Wijaya Groups
Hadiah setelah Kejatuhan Leonard Tan dan Tan Corporation
Saat Calvin membuka sistemnya, sebuah notifikasi muncul di layar holografik.
[Ding! Misi Baru: Waspada terhadap Darren Wijaya!]
[Ding! Selamat misi Mengalahkan Darren telah berhasil]
[Hadiah: 200 Poin Sistem + Skill Bela Diri Lv.3]
[Selamat! Anda telah menyelesaikan tugas besar: Menghancurkan Tan Corporation!]
Hadiah Tambahan:
✅ 300 Poin Sistem
✅ Item Langka: Medali Penguasa Bisnis
✅ Akses ke Fitur Baru: Analisis Pasar Lanjutan
"Sistem chek status" gumam calvin
[Status Pengguna: Calvin Alfarizi Pratama]
- Usia: 21 Tahun
- Level: 2
- Saldo Cashback: Rp Rp 4.874.000.000.000 (Dikurangi untuk membayar Arman dan lainnya)
- Kemampuan Aktif:
- Kekuatan Fisik Lv.3
- Daya Tahan Lv.3
- Refleks Cepat Lv.3
- Deteksi Bahaya Lv.3
- Insting Tempur Lv.3
- Skill Negosasi Lv.3 (hadiah dari sistem)
- Keberuntungan Lv.3
- Manipulasi Sosial Lv.3
- Skill Bela Diri Lv.3
- Total Poin Sistem: 680
Item Langka: Medali Penguasa Bisnis
Akses ke Fitur Baru: Analisis Pasar Lanjutan]
Dengan tambahan 300 Poin Sistem, Calvin kini bisa lebih fleksibel dalam meningkatkan kekuatannya atau membeli fitur tambahan dari sistem.
Layar hologram Adrian yang Berada di depan nya.
"Sekarang, dengan Medali Penguasa Bisnis, kau akan semakin sulit dikalahkan dalam dunia bisnis. Ditambah fitur Analisis Pasar Lanjutan, kau bisa membaca pergerakan ekonomi lebih akurat."
Calvin mengangguk puas.
"Ini akan sangat berguna untuk langkah selanjutnya. Aku tidak hanya akan mempertahankan posisiku, tapi juga memastikan Wijaya Group tidak punya peluang untuk bangkit."
Dengan hadiah baru ini, Calvin semakin siap untuk menghancurkan pesaing berikutnya.
Calvin duduk di ruang rapat pribadi Alfarizi Group, ditemani oleh Adrian dalam bentuk hologram. Di hadapannya, layar besar menampilkan grafik saham Wijaya Group yang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Namun, Calvin tahu bahwa ini baru permulaan.
"Adrian, kita harus memastikan bahwa Wijaya Group tidak bisa bangkit kembali. Kita harus menghantam mereka dari segala arah," kata Calvin dengan nada dingin.
Adrian mEmbalas.
"Aku sudah menyiapkan beberapa langkah strategis. Kita akan menyerang mereka di pasar saham, rantai pasokan, dan melalui jalur hukum. Ini akan menjadi kehancuran total."
Calvin menyeringai. "Bagus. Mulai eksekusi rencana."
Langkah Pertama Calvin adalah Menghancurkan Kepercayaan Investor
Di dunia bisnis, kepercayaan adalah segalanya. Calvin tahu bahwa jika investor Wijaya Group mulai ragu, mereka akan menarik dana mereka dan membuat perusahaan itu kehilangan stabilitas keuangan.
Malam itu, melalui jaringan media bisnis yang dikuasainya, berita tentang dugaan penyimpangan keuangan Wijaya Group mulai tersebar. Beberapa laporan anonim mengklaim bahwa ada manipulasi laporan keuangan dan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Keesokan paginya, pasar saham langsung bereaksi. Saham Wijaya Group turun 10% dalam satu hari, membuat para investor mulai panik.
Di kantor Wijaya Group, Daryl Wijaya menatap layar komputernya dengan wajah pucat.
"Bagaimana bisa? Kenapa berita ini tiba-tiba muncul?"
Seorang eksekutif senior dengan gugup menjawab,
"Kami belum tahu sumbernya, Tuan Muda. Tapi banyak investor mulai menarik saham mereka. Jika ini terus berlanjut, kita bisa mengalami krisis keuangan!"
Daryl mengepalkan tinjunya. Ia sadar bahwa ini bukan kebetulan. Ini adalah serangan yang dirancang dengan cermat.
Langkah Kedua yang Calvin ambil adalah Memukul di Rantai Pasokan
Sementara itu, di belakang layar, Calvin telah bergerak untuk menghancurkan rantai pasokan Wijaya Group.
Melalui jaringan bisnisnya, ia mendekati beberapa pemasok utama yang bekerja dengan Wijaya Group. Dengan penawaran yang lebih menguntungkan, Calvin berhasil meyakinkan mereka untuk memutuskan kontrak dengan Wijaya Group.
Akibatnya, dalam beberapa hari saja, produksi beberapa unit bisnis Wijaya Group mulai terganggu. Pabrik-pabrik mereka kehabisan bahan baku, menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman produk.
Di ruang rapat Wijaya Group, Suryo Wijaya ayah Darren dan Daryl menatap laporan dengan ekspresi marah.
"Ini tidak masuk akal! Bagaimana bisa kita kehilangan pemasok dalam waktu singkat?"
Salah satu manajer produksi menjawab dengan gugup,
"Calvin Alfarizi, Tuan. Dia berhasil mengamankan kontrak mereka sebelum kita bisa bertindak."
Suryo menghela napas berat.
"Anak itu... dia lebih berbahaya dari yang kita duga."
Daryl menggertakkan giginya.
"Kalau begitu, kita harus menyerang balik! Kita bisa mencari pemasok baru."
Namun, Suryo menggeleng.
"Itu tidak mudah. Rantai pasokan tidak bisa diganti dalam semalam. Kita kehilangan momentum, dan ini bisa menghancurkan kepercayaan pelanggan kita."
Langkah Ketiganya yaitu Sabotase Internal
Calvin tidak hanya menyerang dari luar. Ia juga menanam benih kehancuran dari dalam Wijaya Group sendiri.
Melalui intelijen bisnis yang dikelola Adrian, Calvin berhasil menemukan beberapa eksekutif di Wijaya Group yang tidak puas dengan kepemimpinan Daryl dan Suryo. Mereka merasa bahwa perusahaan tidak dikelola dengan baik dan mulai mencari peluang baru.
Dengan pendekatan halus, Calvin berhasil merekrut beberapa eksekutif kunci dari Wijaya Group. Mereka mulai membocorkan informasi internal, termasuk kelemahan finansial dan strategi yang sedang dirancang oleh Daryl.
Hasilnya? Setiap langkah yang direncanakan oleh Wijaya Group gagal total. Setiap kali mereka mencoba bangkit, Calvin sudah lebih dulu memblokir jalan mereka.
Daryl mulai kehilangan akal. "Kenapa setiap strategi kita selalu bisa ditebak?! Apa ada mata-mata di dalam perusahaan kita?"
Suryo menggeleng, tetapi wajahnya semakin suram. "Aku tidak tahu, tapi ini bukan kebetulan. Calvin Alfarizi sudah berada tiga langkah di depan kita."
Langkah Keempat lewat Serangan Hukum yang Mematikan
Langkah terakhir Calvin adalah memastikan bahwa Wijaya Group tidak akan pernah bisa bangkit kembali.
Melalui jaringan pengacara top yang dimilikinya, Calvin mengajukan tuntutan hukum terhadap Wijaya Group atas beberapa pelanggaran kontrak yang mereka lakukan di masa lalu.
Lebih buruk lagi, otoritas pajak mulai menyelidiki laporan keuangan Wijaya Group, karena adanya indikasi penghindaran pajak yang muncul dalam laporan media sebelumnya.
Situasi ini menghancurkan reputasi Wijaya Group di mata publik dan investor. Para pemegang saham utama mulai menjual saham mereka secara besar-besaran, membuat nilai perusahaan semakin anjlok.
Akhir dari Wijaya Group
Dalam waktu satu bulan, Wijaya Group berada di ambang kebangkrutan.
Para investor meninggalkan mereka. Pemasok menolak bekerja sama. Pihak berwenang mulai menyelidiki keuangan mereka.
Di ruang rapat yang kini kosong, Daryl menatap kosong ke arah dokumen yang ada di hadapannya. Tangannya gemetar, pikirannya dipenuhi kepanikan.
Suryo masuk ke ruangan dengan wajah kelam. "Ini sudah berakhir, Daryl."
Daryl mengangkat wajahnya. "Tidak... kita masih bisa bertahan..."
Namun, sebelum ia bisa melanjutkan, pintu ruang rapat terbuka, dan seorang eksekutif senior masuk dengan wajah muram.
"Tuan, kami menerima pemberitahuan resmi. Wijaya Group akan dinyatakan bangkrut dalam dua minggu ke depan jika kita tidak bisa membayar utang kita."
Daryl menatap ayahnya dengan ketakutan. "Ayah... kita tidak bisa membiarkan ini terjadi!"
Suryo hanya terdiam. Ia tahu bahwa semuanya sudah berakhir. Calvin telah menang.
Di Alfarizi Group
Adrian menampilkan laporan terakhir kepada Calvin. "Wijaya Group resmi hancur. Mereka tidak akan pernah bisa bangkit lagi."
Calvin menatap layar dengan ekspresi tenang. Ia telah menghancurkan musuhnya tanpa perlu mengotori tangannya sendiri.
Namun, ia tahu bahwa ini baru permulaan. Masih banyak tantangan yang menunggu di depan.
Ia mengangkat cangkir kopinya, menyeruput perlahan sebelum tersenyum tipis.
"Baiklah... siapa target kita selanjutnya?"
Setelah peperangan dalam bisnis Calvin mulai Fokus pada skripsi nya,karena sebentar lagi dia akan sidang skripsi di kampusnya.
Sementara perusahaan Alfarizi Group dia percayakan pada Aldo sebagai Asistennya,Samuel sebagai pengacaranya,
Michael Santoso manajemen keuangan dan investasi.
Siska Wijaya sebagai Pakar hukum bisnis, yang akan menangani kasus-kasus besar perusahaan multinasional.
Dan terakhir Rudi Pratama Mantan hacker black-hat yang kini bekerja sebagai konsultan keamanan siber Di Alfarizi Group Saat ini.
Sedangkan Arman sendiri dia tugaskan untuk menjaga Ibunya dirumah.
