NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Anggraini 27

*"Ah ... ampun, Kak. U-udah! Naya ngakuh, Naya salah."*


Masa remaja yang seharusnya dilalui dengan ceria dan bahagia, mungkin tidak akan pernah dialami dengan gadis yang bernama Hanaya Humairah. Gadis cantik yang lemah lembut itu, harus terpaksa menikah dengan Tuan muda dingin nan kejam.

Demi menyelamatkan ibunya dari tuduhan penyebab kematian mama dari sang tuan muda, ia rela mengorbankan kebahagiaannya.

Akankah Gadis itu bisa menjalani hari-harinya yang penuh penderitaan.
Dan akankah ada pelangi yang turun setelah Badai di kehidupannya.

Penasaran ...?
Yuk ikuti kisahnya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggraini 27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

"Gapapa, Non. Lama-lama kan terbiasa," ucap bibik itu sambil tersenyum.

'Bibik belum tau aja. Kalau sebenarnya aku cuma dijadikan istri tawanan. Bukan istri sungguhan' batin Naya yang terasa sakit jika mengingat status dia yang akan datang.

****

Di kamar papanya. Malik masuk menjumpai papanya yang sedang terbaring di atas kasur.

Mendengar suara langkah orang masuk pun, membuat Rama langsung terbangun dari tidurnya.

"Ma ... Ma-malek," ucap Rama yang kaget. Karena tak pernah biasanya. Anaknya itu mau menemui ia semenjak mamanya tiada.

Malik belum bersuara. Dia terus melangkan dan mendekati papanya, lalu duduk dipinggir ranjang dimana papanya berada.

"Papa mau tau? Kenapa Malik ke sini?" tanya malik dengan senyum miring di bibirnya.

Rama masih diam. Karena bingung apa yang dimaksud.

"Malik bawa seorang gadis. Dan papa belum tau juga 'kan siapa orang tuanya ...." Malik pun berdiri menatap keluar jendela.

Sedangkan Rama masih menunggu jawaban Malik selanjutnya.

" Ya, dia anak dari seorang wanita yang sudah buat ibuku tiada," ucap Malik masih tenang yang menahan emosinya.

"A-apa, ma-maksudmu, Nak. Ma-mamamu me-meninggal bu-bunuh diri. Bu-bukan di-di bunuh o-orang," ucap Rama menjelaskan walaupun dia susah bicara.

"Mamaku bunuh diri karena KALIAN! Karena ulah perempuan itu. Yang jadi duri dikeluarga ini!" bentak Malik yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Lek ... Sa-sadar, Nak. Pa-pa bisa je-jelasin ini se-semua. Ja-jangan li-libatkan o-orang lain la-lagi," ucap Rama mencoba menenangkan anaknya.

"Ah, sudahlah. Anda gak usah ikut campur. Itu pilihan dia. Lagian saya gak akan semudah itu buat dia mati. Dan saya kesini cuma mau kasih tau, Anda. Besok kami akan menikah. Terserah anda mau setujuh atau tidak. Saya tak perduli."

Setelah memberitahu prihal itu. Malik pun keluar dari kamar papanya.

Sedangkan Rama yang mendengar akan pernikahan anaknya pun kaget. Hingga dia memegangi dadanya mencoba menenangkan diri.

'Ahmad, maafkan aku yang tak mampu menjaga keluargamu' batin Rama sedih, yang mengingat tentang jasa sahabatnya.

***

Keesokkan harinya.

"Non, ini bajunya dipake, ya. Bentar lagi yang dandani dateng," kata bik Atun yang memberitahu, sambil menyerahkan baju kebaya terusan.

" I-iya, Bik."

Setelah memberikan kebaya itu. Bik Atun pun kembali keluar.

Hari ini adalah hari dimana dia akan menikah secara tersembunyi. Dengan kata lain, pernikahan yang dirahasiakan dari publik. Walaupun begitu, mereka tetap menikah secara sah.

"Nikah secara sembunyi aja, ngapain juga pake kebaya, sih. Percuma kan? Orang gak ada yang liat juga," gumannya yang menatap baju yang ia pegang.

Tanpa pusing memikirkannya. Naya pun segera memakai kebaya itu.

Tak berapa lama, Perias pun masuk kekamarnya.

Dan dia pun langsung duduk di depan kaca rias, sesuai intruksi dari perias itu.

"Masih sekolah ya, Non?" tanya wanita perias itu yang usia sekitar 30an.

"I-iya, Mbak. Mbak kok tau?" tanya Naya yang gugup. Menatap ke cermin.

"Nampak dari wajahnya. Masih muda dan imut. Cantik lagi," jawab Perias itu yang sedang menata rambut Naya.

Naya yang mendengar, hanya tersenyum canggung.

"Udah, gak usah malu. Di luar sana juga banyak kok yang nikah dibawa umur. Abis, pacarannya  suka kelewatan, sih," ucap Perias itu yang sudah merembet entah kemana-mana.

Naya yang tau arah pembicaraan kemana pun, malas menanggapi.

Karna percuma pun dijelasin juga gak akan percaya.

Setelah selesai di rias. Tak lama seorang pun datang kekamarnya.

"Naya ...," panggil orang itu yang datang-datang langsung memeluk.

"Bu ... Bunda! Sama siapa kesini?" tanya Naya yang juga memeluk ibunya.

Rasa haru pun tak bisa dihindari. Baru sehari tidak bertemu, rasanya seperti sudah bertahun-tahun.

"Bunda, dijemput supir disini, Nay. Kamu gimana nak? Gapapa kan?" tanya ibu nya yang melihat badan anaknya kesana kesini.

"Naya gapapa, Bun. Bunda gak usah khawatir ya. Naya pasti bisa jaga diri," ucap Naya yang menenangkan ibunya.

Ibunya pun langsung tersenyum mendengar jawaban dari anaknya.

"Aduh, Non. Jangan pake nangis dong. Nanti make-up nya berantakan, loh," ucap Perias itu yang kaget melihat bedak nya sedikit pudar.

'Baru ditinggal beresin bekakas aja, udah belopan lagi. Nambah kerjaan aja ni anak. Untung nikah ma orang kaya. Kalo gak, udah tak biarin ni anak," batin Perias itu yang ngedumel, sambil merapikan lagi make-up diwajah Naya.

"Udah ya, Non. Jangan nangis lagi. Entar jelek loh riasan saya," ucap Perias itu yang sedikit jutek.

"Maaf ya, Mbak. Dan terimakasih udah diperbaiki" Naya yang merasa tak enak pun meminta maaf.

"Iya. Yaudah, saya permisi keluar duluan ya," pamit Perias itu pun pergi.

Setelah Perias itu pergi. Anak dan ibu itu pun berpelukkan lagi. Menyalurkan rasa rindu. Yang mungkin tidak akan didapatkan lagi.

Hingga ... Untuk yang kesekian kali. Ada lagi yang datang.

Ceklek ... suara pintu yang terbuka.

Menampilkan seorang pria gagah dan tampan. Yang memakai baju kemaja berwarna putih dan dibalut dengan tuxedo hitam.

Hening seketika. Ketika tatapan mereka saling bertemu. Hingga ... "Ehmm ... Ada apa ya, Nak Malik?" pertanyaan buk Nur, mampu membuat mereka tersadar dan menjadi canggung.

"Oh ... Itu. Siapa nama mu?" tanya Malik yang tertujuh kepada Naya.

" Naya, Kak."

"Nama lengkap?"

"Hanaya Humairah," jawab Naya yang bingung. Melihat tingkah Malik.

"Oh, oke" setelah mengetahui nama gadisnya itu, dia pun melangkah pergi.

Tapi belum berapa langkah. Malik sudah kembali lagi.

"Cepat turun, mereka sudah menunggu dibawah." Kali ini Malik kembali lagi kemode dinginya.

"Oh ... Iya, Kak" jawab Nata mengerti.

"Nay, kamu udah siapkan, Nak?" tanya ibunya yang meyakinkan anaknya.

Menarik nafas dan membuangnya perlahan. " Naya siap kok, Bun," ucap nya sambil tersenyum paksa.

"Yasudah, tapi ingat pesan ibu ya, Nak. Jangan membantah kata suami. Apapun yang akan kamu hadapi, tetap jalani dengan sabar. Karena kesabaran akan membuahkan hasil yang terbaik." Nasehat ibunya.

"Iya, Bun. Naya pasti ingat pesan Bunda."

Mereka berjalan menuruni tangga. Tidak banyak orang disana, tapi sudah mampu membuat Naya malu, kerena semua pandangan menuju ke dia.

Pernikahannya hanya dihadiri beberapa orang penting saja. seperti pak penghulu, saksi  dan wali Naya yang menggantikan Almarhum Ayahnya. Dan juga Pak Rama yang ikut serta melihat pernikahan anaknya. Semua itu sudah diurus Gery pastinya.

"Bagaimana calon pengantin, Apakah sudah siap?" tanya pak penghulu.

"Siap!" tegas Malik.

"Pengantin Wanita, apakah anda sudah siap?" tanya penghulu lagi, karna belum mendengar jawaban Naya.

Naya yang ditanya pun, seketika bergetar. Hingga keringat dingin mulai bercucuran. Rasanya mulut ini seperti kaku untuk berkata "Siap". Padahal hatinya ingin menolak.

'Ya Tuhan. Apa yang harus kukatakan. Jika kukatan "Tidak" bagaimana dengan nasib ibuku. Tapi bila ku katakan "Siap" ... ' batin Naya yang mulai gelisah.

"Maaf, Tuan-tuan. Jika pernikahan ini terpaksa. Saya tidak bisa me ..."

"Siap, Pak. Saya siap, Pak." dijawab cepat oleh Naya yang memotong perkataan Penghulu tersebut.

"Baiklah, jika semua siap. Mari kita segera melakukan pernikahan ini ...."

"Sah ...." Terdengar dari seruan semua orang dan saksi. Ketika selesai Malik mengucapkan ijab kabul.

" Alhamdulillah."

  Bersambung ...

1
partini
up lagi Thor bagus ceritanya
Anggraini 27: Terima kasih menyukai cerita Naya. Sebentar lagi up ya/Smile/
total 1 replies
Nuriati Mulian Ani26
keten
muna
lanjut trss thor
muna
lanjut
Anggraini 27: sudah up ya.
terima kasih sudah menjadi pembaca setia Naya dan Malik😍
total 1 replies
muna
kok gak up sih thoor
Tóc tém^^~
Mantap banget nih ceritanya, bikin ketagihan!
Anggraini 27: Terima kasih/Smile/
ikutin terus ceritanya ya/Kiss/
total 1 replies
Nami/Namiko
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Anggraini 27: Terima kasih /Smile/
ikutin terus ceritanya, ya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!