Di kehidupan sebelumnya, Qin Tian adalah seorang Kaisar Abadi, hampir mencapai puncak kultivasi. Namun, di ambang keabadian, ia dikhianati oleh murid kepercayaannya dan tewas dalam pertempuran besar.
Takdir membawanya kembali seribu tahun ke masa depan, terlahir sebagai pemuda lemah dari keluarga kecil. Dunia telah berubah—sekte-sekte lama runtuh, hukum kultivasi semakin sulit, dan para penguasa baru menguasai langit.
Namun, dengan ingatan dan pengalaman kehidupannya yang lalu, Qin Tian bersumpah untuk bangkit kembali! Ia akan mengguncang dunia dengan teknik yang telah lama hilang, membangun sekte terkuat, dan membalas dendam pada mereka yang menghancurkannya!
Saat ia mendaki kembali menuju puncak, ia menyadari bahwa musuh lamanya juga telah bereinkarnasi, dan perang antara kaum fana, iblis, dan dewa akan segera dimulai!
"Langit mungkin telah melupakanku... Tapi aku akan membuat dunia kembali berlutut!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LpC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Petir yang Mengoyak Langit
Suasana di Arena Batu Naga makin panas. Setelah serangan Tangan Naga Guntur milik Qin Tian berhasil melukai Wu Kang, kerumunan murid mulai memandang duel ini dengan mata berbeda. Mereka yang sebelumnya mencemooh, kini mulai diam, menyadari bahwa remaja dari desa kecil ini bukan sembarang murid luar.
Wu Kang mengusap lengannya yang masih terasa nyeri karena sengatan petir. Matanya kini menyala penuh amarah. Aura Qi-nya meningkat drastis, membuat tekanan udara di sekitarnya terasa berat. Batu-batu di sekitar kakinya bahkan mulai retak karena intensitas kekuatannya.
“Cukup permainan ini!” teriak Wu Kang, lalu menghentakkan kakinya ke tanah.
Tubuhnya melesat dengan kekuatan penuh. Kali ini, gerakannya jauh lebih cepat dan brutal. Ia memadukan teknik Cakar Macan Batu dengan dorongan Qi tingkat tinggi, menciptakan gelombang serangan yang bahkan membuat lantai arena bergetar.
Qin Tian terkejut, tapi tetap tenang. Ia mengaktifkan Langkah Bayangan Angin, berusaha menghindar secepat mungkin. Namun, perbedaan kekuatan antara Qi Dasar tingkat empat miliknya dan Qi Dasar tingkat tujuh milik Wu Kang mulai terasa berat.
Setiap langkah terasa semakin lambat, setiap serangan yang harus ia hindari semakin sulit ditebak. Qin Tian berhasil menghindar beberapa serangan awal, namun sebuah cakar mengenai bahunya, membuat tubuhnya terpental beberapa meter.
Brak!
Tubuh Qin Tian terhempas ke tanah, debu beterbangan. Darah merembes dari bahunya, tapi ia segera bangkit, menggertakkan gigi menahan rasa sakit.
“Bangun lagi? Kau memang keras kepala,” kata Wu Kang dengan suara geram. “Tapi ini akan segera berakhir!”
Wu Kang kembali melompat, tangan kanannya bersinar keemasan, bersiap untuk menghantam Qin Tian dengan serangan pamungkas dari teknik Cakar Macan Batu. Serangan itu dikenal dengan nama Macan Menyapu Gunung, dan telah menjatuhkan banyak murid kuat sebelumnya.
Namun tepat saat cakar itu hampir mengenai tubuh Qin Tian—
ZRAAAAK!
Petir meledak dari tubuh Qin Tian, membentuk pelindung energi biru yang melingkar di sekelilingnya. Itu adalah bentuk lanjutan dari Tangan Naga Guntur, teknik pertahanan sekaligus serangan yang baru saja ia sempurnakan di tengah tekanan hidup dan mati.
Wu Kang terhempas oleh ledakan petir tersebut, tubuhnya melayang ke udara dan jatuh keras ke tanah. Suara riuh langsung meledak dari para penonton.
“APA ITU BARUSAN?!”
“Teknik gabungan petir dan Qi pertahanan?! Itu bukan teknik dasar!”
Di tempat duduk para tetua, Tetua Luo memicingkan mata. “Anak ini... tidak hanya cerdas, tapi juga mampu beradaptasi dalam tekanan ekstrim. Sungguh langka.”
Wu Kang bangkit perlahan. Tubuhnya bergetar, bukan hanya karena luka tapi juga karena kaget. Ia tak menyangka Qin Tian mampu membuat teknik sendiri dalam waktu sesingkat itu.
Qin Tian, meskipun tubuhnya penuh luka, berdiri tegak. Matanya menatap Wu Kang dengan keteguhan yang tak tergoyahkan. Aura petir masih mengalir samar di sekeliling tubuhnya, menandakan bahwa ia belum menyerah dan siap melanjutkan.
“Wu Kang,” katanya pelan namun tegas, “jika kau ingin menang hanya dengan kekuatan mentah, maka aku akan menunjukkan bahwa tekad dan strategi bisa menembus langit.”
Wu Kang meraung dan meluncur lagi, namun Qin Tian kini telah menemukan ritme lawannya. Ia bergerak selangkah lebih cepat, mengelak dengan lincah dan membalas dengan sengatan Qi petir yang mengikis stamina Wu Kang sedikit demi sedikit.
Pertarungan berlangsung sengit selama beberapa menit, hingga akhirnya, pada satu momen penting, Qin Tian melompat tinggi, mengumpulkan seluruh Qi petirnya ke dalam tangan kanan. Ia berteriak—
“Naga Petir Menyambar Langit!”
Serangan itu menghantam tepat ke dada Wu Kang, menembus pertahanannya dan membuat tubuhnya terpental beberapa meter sebelum terjatuh tanpa bergerak.
Sunyi.
Arena terdiam selama beberapa detik. Lalu, terdengar suara Tetua Luo dari atas menara—
“Pemenangnya: Qin Tian!”
Kerumunan langsung meledak dalam sorak-sorai, sebagian besar karena takjub, sebagian lain karena tak percaya. Qin Tian, murid luar yang diremehkan, telah mengalahkan Wu Kang dari sepuluh besar murid dalam.
Namun, Qin Tian tak sempat menikmati sorakan itu. Tubuhnya limbung, dan ia jatuh terduduk, napasnya terengah-engah.
‘Aku menang… Tapi ini baru awal,’ pikirnya sambil menatap langit, di mana awan perlahan menghilang, seakan menyambutnya menuju dunia yang lebih tinggi.
