Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!
Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.
Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.
Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.
Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Candra Keujung Kampung
Kaget candra dengar kata_katanya mak ela, apalagi semalam ada yang melihat dengan jelas pak agung sama si nenek_nenek itu diruang tengah.
Tapi Candra cuma senyum aja karena ngga tahu, apa tujuannya pak agung malam itu dan candra lihat dari mukannya. Bu yani beliau ini kayaknya ngga percaya, sama kata_katanya mak ela habis itu bu yani masuk ke dalam rumah.
Dan ngajak candra buat makan siang, sementara mak ela balik ke dapur. Bapak sudah suruh untuk menjaga nama baiknya disini, bapaknya candra juga bilang supaya ngga banyak tingkah. Walaupun jujur candra masih belum paham semua, itu kecemasan orang tua dan itu wajar.
"Yuk makan siang bapak nanti sore, mbak sri juga nanti sore mau antar kamu ke belakang kampung. Ya udah habis itu candra makan siang sama bu yani, candra baru sadar kalau ternyata bu yani ini tidak terlalu dekat dengan mak ela. Dan selama makan siang itu ngga ada obrolan sama sekali hening, habis makan bu yani pamit karena masih banyak kerjaan.
"Ke belakang kampung, selepas maghrib aja karena biasanya memang begitu... Ucap bu yani.
Setelah itu bu yani masuk ke kamarnya, akhirnya cuma berdiri aja disitu, dia kembali keinget pesan temannya gamma, pokus saja pada tujuan kamu disana.
Sore harinya setelah candra mandi, kang basir udah standby itu didepan kamar dan ngajakin ke ujung kampung. Candra langsung siap_siap gak lupa bawa hp sama rokok, dan korek setelah udah siap pergilah kang basir dan candra. Gak lupa pamitan sama pak agung yang udah ada di rumah itu lagi diruang tengah, yang kelihatan lagi sibuk banget dengan buku_buku catatan yang ada diatas meja.
"Jangan malam_malam ya... pesan pak agung. Sampai depan candra dan kang basri langsung naik motor trail, yang kemarin habis nyalain motor kang basri bilang. "Bapak biasa begitu, kalau lagi kerja cuma jauh_jauh aja.
"Ya ngga papa kang namanya juga kerja, aku ngga aneh soalnya bapak dirumah juga suka begitu. Turunan kali ya hehehe...
Sepanjang perjalanan kang basir tak henti_henti bercerita tentang kampung itu, kenapa jarak_jarak rumah dikampung itu jauh_jauhan satu sama lain. Cuma dipisah sawah_sawah dan kebun_kebun itu, karena mayoritas penduduk di desa itu adalah berkebun dan bertani.
Di perjalanan itu gak jarang mereka berdua ketemu, sama warga yang nyapa kang basir candra cuma senyumin aja. Semuanya kelihatan normal_normal aja tapi ada satu hal yang lumayan aneh, candra ngga lihat satu pun anak kecil disitu. Paling cuma anak_anak muda usia 20an lah, karena penasaran candra tanya soal itu ke kang basir.
Kang basir ngejelasin kalau "Ya kaya gitulah desa rangkas punah, SD aja adanya itu di perbatasan desa sebelum hutan. Yang kemarin mereka berdua lewati,
beberapa warga yang hidup di perbatasan itu.
Di jadiin kebun karet dan lain_lain dikampung itu, kebanyakan nyari yang bisa dijual aja dan karena itu
jarang yang ada dirumah.
"Kang basri barusan ini gak ngejelasin kenapa dikampung ini gakada anak kecil, tapi candra cuma ngangguk_ngangguk aja disitu mereka terus jalan sebelum sampai belokan. Candra melihat ada laki_laki jalan kearah mereka berdua, kurang lebih umurnya sama dengan pak agung.
Dan benar aja ngga lama laki_laki itu melambaikan tangannya, tangan kang basri berhentiin motornya.
"Mau ngapain?
"Bapak ada dirumah.
"Cuma mau bilang akang besok mulai kerja lagi, waduh ini anaknya pak akbar udah besar ya bahkan sama dengan teh yuni aja. Akan taunya pas dalam kandungan ibumu, berarti ini candra iya sih resiko juga. Kalau akang sih gak papa..
"Kang malah ngelantur ini candra mau nyari sinyal kesana, silahkan jalan dalam hati ada yang bertanya. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan..
______
"Udah kelihatan tuh ujung kampung... ucap kang basri sambil nunjuk_nunjuk.
"Oh iya tadi sebelum lanjut lagi, candra sempet melihat kang panjul itu masukin hp ke kantong celana. Mungkin aja dia juga habis nyari sinyal, nah tiba_tiba kang basri: "Jangan di dengar si kang panjul, kadang biasanya begitu kok lagian ngapain kesini juga orang kang panjul ngga megang hp.
"Lah aneh orang jelas_jelas candra melihat kang panjul masukan hp ini ke kantong celana kok.. batin candra, kemudian kang basri berhentiin motornya.
"Nih disini sinyalnya bagus.. ucap kang basri. Sepertinya kelihatan sering orang kesitu kelihatan banyak jejak ban motor. Bener aja ngga lama disitu langsung banyak notifikasi masuk..
"Diantara pesan\_pesan yang masuk itu, candra ngarepnya ada pesan dari gamma. Tapi ternyata ngga ada, yang ada malah pesan dari orang tuanya.
"Ibu dan bapak lagi kerumah kak yuni... pesan dari orang tua candra. Katanya si candra tuh yang ada diluar pulau, kebanyakan pesan\_pesan itu cuma kecemasan\_kecemasan. aja apalagi bapaknya candra, Yang makin aneh aja pesannya.
"Nurut ya sama kang agung jangan bikin malu, atau banyak tingkah ngga habis pikir dong candra kenapa sih kayak gitu mulu. Orang dia ini ngga macem\_macem kok selama di desa itu, cuma pesan ibunya yang candra bales yang dia sayangin. Pesan dari gamma yang dia tunggu\_tunggu malah ngga masuk, tahu gitu pikir candra gua ngga usah ke ujung kampung.
Lagi pula padahal sinyal disitu ngga bagus_bagus amat, cuma dapat satu dua bait aja paling bagus 3 bait. Beberapa kali candra coba telepon si gamma, tapi gak nyambung_nyambung makin lama matahari makin tenggelam.
Cahaya makin redup rumah_rumah udah nyalakan lampunya, masing_masing disitu ada satu rumah di ujung kampung. itu lampunya menyala berwarna kuning, di arah sebelah kiri candra duduk ngebikin candra mikir.
Kok bisa ada rumah disana dia terus nginget, perjalanan kemarin malam sama kang basri ngelewati hutan. Harusnya jalan bercabang yang ada pohon gede, itu kan yang ada jalur lurus ada yang belok nah yang belok ini kayaknya jalan satu_satunya buat kerumah.
Tiba_tiba, treennggg...
Hpnya ada bunyi, ada telepon yang masuk candra udah seneng banget. karena dia pikir dari gamma, yang telepon tapi pas di cek ternyata bukan, itu telepon dari kang banu langsung aja diangkat.
"Halo kang Assalamualaikum, candra ini pasti lagi diujung kampung ya? lagi sama kang basri ya buat nyari sinyal, makanya telepon candra.
"Iya kang walaikumsalam, akang juga kalau mau telepon kesini ya..
"Harusnya bukan, banyak kok selain tempat itu lihat aja tuh sebelah kiri kamu duduk. Harusnya ke arah situ jalannya agak nanjak kesitu juga bisa, akhirnya langsung nengok kiri.
____Tbc____