NovelToon NovelToon
Buku Harian Seorang Pembunuh

Buku Harian Seorang Pembunuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Horor / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Dendam Kesumat
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Adzalziaah

[Update tiap hari, jangan lupa subscribe ya~]

[Author sangat menerima kritik dan saran dari pembaca]

Sepasang saudara kembar, Zeeya dan Reega. Mereka berdua memiliki kehidupan layaknya anak SMA biasanya. Zeeya memenangkan kompetisi matematika tingkat asia di Jepang. Dia menerima hadiah dari papanya berupa sebuah buku harian. Dia menuliskan kisah hidupnya di buku harian itu.

Suatu hari, Zeeya mengalami patah hati sebab pacarnya menghilang entah kemana. Zeeya berusaha mencari semampu dirinya, tapi ditengah hatinya yang terpuruk, dia malah dituduh sebagai seorang pembunuh.

Zeeya menyelidiki tentang masa lalunya. Benarkah dia merupakan seorang pembunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzalziaah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 | Surat Tuduhan

“Lu mau ikut? Buruan naik!”

“E-enggak deh, aku mau balik aja ke sekolah,” jawabku.

“Ya udah, hati-hati baliknya.” Hansel membawa motornya pergi melaju kencang.

Aku memutuskan untuk kembali ke sekolah sendirian. Aku berlari dengan mata berkaca-kaca karena belum berhasil menemukan Kairo. Sampai di parkiran sekolah, aku masuk lewat tembok yang kupanjat, sama seperti tadi. Suasana sekolah hening sekali, jam pelajaran pasti belum berakhir.

Aku tidak segera menuju ruang kelasku, melainkan ke toilet wanita untuk bersembunyi agar tidak ada guru yang memergoki aku keluar saat jam pelajaran. Aku menunggu di sana sampai bel istirahat berbunyi, lalu keluar setelah tampak beberapa murid yang bermunculan. Para murid berhamburan keluar ruang kelas masing-masing menuju kantin atau lapangan. Sementara aku berjalan menuju ruang kelasku.

Saat baru masuk ke ruang kelas, Hana menyambutku, “Zeeya! Udah selesai ‘misi’nya?”

Aku hanya membalasnya dengan senyuman sambil berjalan menuju bangku milikku dan duduk termenung.

“Hah? ‘Misi’ apa?” Nisa kelihatan bingung.

“Misi yang biasanya itu loh, bolos berkedok bimbingan Olimpiade yang gua bilang ke lu pagi tadi. Perizinannya udah lu urus tadi? Jangan sampe salah tulis absensi, Zeeya kan murid berprestasi di sini” Hana berceloteh panjang.

“Iya, aman kok. Tenang aja, Zee. Emang tadi kamu habis dari mana?” tanya Nisa.

“Sekolahnya Kai,” jawabku singkat.

“Udah ketemu pacar kesayangan lu yang hilang itu?” Hana melirikku sinis, “eh, lu pakai jaket punya siapa? Kok gua baru lihat lu punya jaket kayak gini.”

Hana menunjuk jaket yang sedang kupakai. Aku lantas menepisnya.

“Ini ... tadi punya Reega ...” Aku gelagapan, rupanya jaket yang kupinjam dari Hansel belum sempat aku kembalikan.

“Eh iya Zee, tadi pembagian hasil ulangan biologi. Tenang, kamu nggak remedial kok.” Nisa memotong ucapanku lalu menyerahkan selembar kertas kepadaku.

Aku menerima kertas itu. Untunglah aku tidak remedial, meski nilaiku pas KKM hasil bergadang semalaman bersama Reega. Aku tidak sanggup kalau harus mengerjakan ulang soal-soal itu lagi dengan kondisiku yang sekarang ini sedang tidak baik-baik saja.

“Guys, ayo ke kantin! Gua laper habis ngerjain remedial biologi tadi,“ celetuk Hana.

“Iya, ayo!” jawab Nisa.

“Aku nanti aja makannya pas jam istirahat kedua.” Aku menolak ajakannya.

“Beneran nih, nggak mau ikut? Kita bisa menghibur hatimu yang sedang gundah gulana itu. Ayo, Zee!” ajak Nisa dengan sedikit memaksa.

“Beneran. Aku nggak papa kok! Lagian aku mau ngerjain tugas-tugas yang menumpuk kemarin.”

“Oke, deh. Kita jalan dulu.” Hana dan Nisa keluar kelas meninggalkanku seorang diri.

.........

Meski sempat bolos tadi, aku masih harus menyelesaikan sisa jam pelajaran di sekolah ini. Sepanjang pelajaran berlangsung, aku banyak memikirkan Kairo. Aku khawatir, sebelumnya dia juga pernah melakukan hal yang sama seperti kali ini. Hal itu menjadi kenangan yang buruk bagiku, aku tidak ingin ditinggalkan olehnya untuk yang kedua kali.

Semua bahan pelajaran tidak bisa masuk ke dalam otakku. Perasaan yang ku alami membuatku sama sekali tidak fokus. Hingga tak terasa waktu pulang akhirnya tiba, aku mengemasi barangku yang ada di meja.

“Zeeya! Dipanggil Pak Kurnia, itu! Ditungguin di ruang guru sekarang.” Hansel muncul di luar kelas menemuiku setelah lama tidak tampak batang hidungnya, entah dari mana saja dia.

“iya ... bentar.” Aku mengurungkan niatku untuk pulang, kenapa tiba-tiba guru memanggilku?

Aku berjalan menghampirinya, “Han, ini tadi jaketmu lupa aku kembalikan."

“Thanks.” Hansel menerimanya lalu langsung membalik badannya dan pergi.

“Eh, Han tunggu!” aku berteriak sembari mengejarnya, “Han, kamu nggak ngelaporin aku kan?"

“Nggak.” Dia masih terus berjalan.

“Terus ngapain aku dipanggil?”

“Mana gua tau.”

“Kamu kenapa sih? Lagi marah sama aku? Padahal tadi kita baik-baik aja, nggak lagi bertengkar. Kamu nggak nganterin aku ke ruang guru?” aku kesal mendengar jawabannya.

Lebih kesal lagi karena aku mengikutinya tapi dia tidak sedang menuju ke ruang guru.

“Gua kepergok tadi di jalan, terus dihukum mencabuti rumput.”

Aku sedikit terkekeh.

Hansel menghentikan langkah kakinya, “udah sana buruan! Ngapain ngikutin gua, ditunggu tuh sama Pak Kurnia.”

“Tapi kamu nggak ngelaporin aku juga bolos, kan?” tanyaku memastikan.

“Enggak!”

Aku berhenti mengikutinya, kemudian segera pergi ke ruang guru. Jantungku berdebar-debar kalau sampai aku ketahuan bolos, pasti Papaku akan marah besar. Aku sempat ingat, kemungkinan besar Reega yang mengadukanku kepada guru. Kalau memang iya, dia memang kurang ajar.

.........

Pintu ruang guru terbuka lebar, aku sempat ragu untuk masuk. Tampaknya ada lima anak yang sudah berkumpul di sana. Aku sangat lega sebab aku dipanggil bukan karena bolos.

Pak Kurnia menyadari kehadiranku, “oh, Zeeya sudah datang. Berarti sudah lengkap, ya?”

“Iya, Pak.” Aku ikut berkumpul bersama yang lain.

“Baik, bapak memanggil kalian semua kesini karena ada beberapa pengumuman. Beberapa bulan lagi kita akan mengikuti kompetisi matematika tingkat nasional. Karena kompetisinya berbasis tim, jadi bapak akan membagi kalian dalam dua tim.”

“Baik, Pak.” Kami menjawabnya kompak.

Pak Kurnia melihat buku catatannya kemudian memanggil nama kami satu persatu.

“Febrian, Kayla Hestian, Sandi Pratama, kalian masuk di tim satu. Kalian akan dibimbing oleh Bu Susi sebagai pembina tim satu.”

“Lalu ... Satya Nugraha, Adila Zeeya, dan Dela Kusuma kalian di tim dua. Bapak sendiri yang akan membina kalian ...”

Aku refleks menoleh ke sebelahku, ternyata aku masuk di tim yang sama bersama Satya, cowok yang sedang dekat dengan Nisa. Kalau dilihat dari dekat, wajahnya lumayan juga. Pantas saja Nisa tergila-gila padanya.

“... itu saja pengumuman dari saya. Oh ya! minggu depan akan diadakan uji coba di SMA Negeri 1 Bilona. Bapak harap kalian mempersiapkannya dengan baik. Itu saja, kalian boleh pulang. Jangan lupa istirahat dan jaga kesehatan.”

“Terima kasih, Pak.” Kami berenam membubarkan diri lalu keluar dari ruang guru.

Ah ... aku ingin segera pulang, merebahkan diriku ke kasur sambil menulis buku harianku. Aku merogoh saku rokku. HP-ku tidak ada, padahal aku ingin segera menelpon sopir dan segera pulang.

Berulang kali aku mengeceknya di dalam tas, tetap tidak ada. Sepertinya tertinggal di dalam loker. Aku selalu menaruhnya di sana saat jam pelajaran supaya tidak mengganggu saat belajar. Kini aku harus kembali ke kelas untuk mengambilnya.

Koridor sekolah sudah sangat sepi, aku bergegas mengambil HP-ku yang tertinggal di loker.

“Ah, untung ketemu.” Aku mengambil HP-ku dari dalam loker, tapi ada sesuatu yang aneh.

Sepucuk surat yang tidak kutahu dari mana asalnya memicu perhatianku. Ada yang menyelipkannya dari celah kecil dari pintu loker. Ah, pasti anak yang lagi iseng mau nembak aku pakai surat. Aku hampir membuangnya, tapi aku menyadari ada namaku yang terlihat di amplop surat itu.

...‘Zeeya Vierhalt’...

Tidak biasanya murid di sekolah ini memanggilku dengan nama belakang. Curiga akan itu, aku memutuskan untuk membuka dan membaca isinya.

...‘Zeeya Vierhalt, sudah lama aku mencarimu. Aku tidak menyangka kamu bersembunyi di sini. Kenapa kamu belum menyerahkan diri ke polisi? Seorang pembunuh sepertimu pantas masuk ke dalam sel. Oh bukan, sebaiknya kamu pantas mati.’...

Dengan berdiri mematung, kepalaku terasa pecah saat membacanya. Aku tidak percaya apa yang ada di dalam surat itu. Sebenarnya apa yang telah kuperbuat? Aku bahkan tidak pernah membunuh siapa pun. Tanpa sadar, seseorang menepuk pundakku.

“Zee, kamu belum pulang?” Reega mengagetkanku dari belakang.

Aku meremas kertas yang sedari tadi kupegang dan menyembunyikannya dari Reega.

“A-anu aku ... aku nungguin kamu. Ayo pulang bareng!”

“Kamu pulang duluan aja. Aku masih harus di sekolah,” ucap Reega.

“Aku ikut deh, buat nemenin kamu.”

“Nggak usah nungguin aku. Kamu pasti capek. Aku tinggal, ya ...”

Aku mengangguk sambil masih menggenggam erat surat itu. Setelah Reega meninggalkanku sendiri, seketika itu sekujur badanku bergetar. Kenapa banyak sekali masalah yang menimpaku?

.........

1
Jihan Hwang
Hai kak... aku mampir
dari judulnya udah menarik
nanti mampir dinovelku ya jika berkenan/Smile//Pray/
Delita bae
👍👍👍🙏
diann
zeeya kenapa ngebun kai?
diann: please sedih banget /Sob/
total 1 replies
Anonymous
gercep thor
ADZAL ZIAH: thanks ❤
total 1 replies
diann
arwanya tergantung gentayangan?! 🤨
ADZAL ZIAH: iya 😭
total 1 replies
diann
semangat thor, jangan menyerah.
diann: sama sama
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 2 replies
Anonymous
gila plot twist 😭
diann: mau nebak takut salah
ADZAL ZIAH: tebak hayo~
total 4 replies
Suci ♥️
semangat autour 😍😍 jangan lupa mampir 🤧🤧
ADZAL ZIAH: makasih ❤ nanti aku mampir~
total 1 replies
diann
sampe sini ceritanya makin keren
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor
ADZAL ZIAH: 👌okey
total 1 replies
Luzor
Hadir pertama, semangat Thor!
ADZAL ZIAH: makasih❤
total 1 replies
Luzor
Dukung karyaku juga ya kak,/Grin/
ADZAL ZIAH: oke ❤
total 1 replies
Luzor
Ceritanya semakin seru kak,
Luzor
Semangat terus kak,
ADZAL ZIAH: makasih ❤
total 1 replies
bagus kakk💐💐
mampir di novel aku ya kasih nasihat buat aku /Kiss//Rose/
ADZAL ZIAH: makasih ❤ nanti aku mampir
total 1 replies
ADZAL ZIAH
maaf ya kemarin telat update~
putri cobain 347
hadir kak
Rihall Pen
mungkinkah ini awal cerita Zee di tuduh pembunuh🤔
ADZAL ZIAH: bisa jadi. lanjut baca aja ❤
total 1 replies
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
tembak duluan ajah.. hohoho
🏘️⃝𝐏 ⃟🏘️⃟Siska Marcelina
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!