Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Pagi-pagi buta sekali, ada seorang wanita cantik yang masih muda sedang bergulat dengan peralatan dapurnya. Untuk memasak beberapa menu sarapan pagi untuk mereka.

"Non, mau di bantu bibi buat masak?" tanya bibi pelayan. Yang melihat Alexsa sudah terbangun sepagi ini, apa lagi jam belum menunjukkan pukul 5 subuh, namun dirinya sudah berada di dapur dengan beberapa bahan masakan yang akan di olahnya menjadi masakan untuk sarapan pagi.

"Tidak perlu bi! Biar aku saja, lebih baik bibi merapikan kamar tamu saja di mana aku akan menginap di sini selama satu minggu!". Pinta nya. Alexsa yang sudah betah tinggal di kediaman sang kk ipar pun seakan tak ingin kembali lagi ke kediaman suami nya itu.

"Baiklah non!" dengan melangkah pergi dari dalam dapur menuju lantai atas di mana kamar tamu berada.

Azhara yang melihat bibi pelayan yang sedang berjalan ke arah kamar tamu pun langsung memanggilnya.

"Bibi mau kemana?" tanya Azhara. Dan langsung menghampiri pelayan nya itu.

"Saya di suru nona Alexsa untuk membersihkan kamar tamu non, karena nona Alexsa katanya akan menginap di sini selama satu minggu!" ucap bibi pelayan.

"Satu minggu? Yang benar ajah, dia sudah memiliki suami dan rumah tapi kenapa harus menginap di sini?". heran nya.

"Sudah lah sayang biarkan saja, mungkin Alexsa lagi ingin menghilangkan beban pikiran nya! Apa lagi nanti kamu ada teman nya juga di rumah saat aku pulang telat." jelas Glen. Yang terbangun saat melihat sang istri yang sudah tidak ada di kamar mereka. Glen yang memutuskan untuk mencari sang istri pun beranjak dari ranjang nya dan melangkah ke arah luar kamar, di mana Glen yang melihat sang istri sedang berbicara dengan pelayan di depan kamar tamu.

"Tapi sayang, dia sudah menikah! Ronal juga butuh sosok istri di samping nya, bagaimana jika itu di posisi kamu?" Azhara yang sudah tak habis pikir dengan pemikiran sang adik ipar pun heran, nta apa yang membuat adik iparnya itu tahan berlama-lama di kediaman nya.

"Semalam dia bilang hanya menginap satu hari, bukan satu minggu! Bukan nya aku tidak menyukainya, tapi tanggung jawab nya sebagai istri haruslah di jalan kan sayang." ucap kesal Azhara.

"Sebaiknya bibi turun saja! Biar aku yang bicara dengan Alexsa. Ucap Azhara dengan tatapan kesal nya.

"Terserahmu saja lah sayang!" ucap Glen. Yang tak habis pikir dengan jalan pemikiran sang istri tercinta nya itu.

Alexsa yang melihat bibi pelayan sedang berjalan ke arahnya pun langsung menegur nya.

"Loh, kenapa bibi malah turun, bukan nya membersihkan kamar yang aku bilang tadi?" tanya nya.

"Aku yang menyuruhnya, dan kamu juga harus kembali ke rumah suamimu Al! Tidak baik bagi seorang istri meninggalkan rumah apa lagi suamimu sibuk bekerja, seharusnya kamu selalu ada di saat suamimu lelah ataupun stres karena pekerjaan yang menumpuk, 'Bukan nya pergi dari rumah." jelas Azhar.

Deg.

Alexsa yang mendengar penuturan sang kaka ipar pun sedikit kesal dan sakit hati atas apa yang di ucapkan Azhara pada dirinya.

"Apa kaka membela Ronal? Sampai menyuruhku untuk kembali ke rumah suami ku itu?" tanya Alexsa. Yang sudah menyelesaikan masakan nya.

"Kaka gak tau gimana posisiku di rumah itu, dia selalu saja sibuk, dan tak pernah memberi waktu sedikitpun untuk ku! Tapi kaka membela pria seperti nya hanya karena aku tinggal di sini? Jika kaka mau aku bisa pergi sekarang dari sini." ucap Alexsa. Dengan bulir air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya.

"Bukan begitu!

"Sudah lah, aku tau kaka tidak menyukai ku ada di sini!" ucapnya lagi. Dan berlalu begitu saja keluar dari dapur dengan air mata yang berderai.

Brak.

Akh,,,, "Maaf ka, aku tidak sengaja?" ucapnya dengan menatap sendu ke arah pria tampan yang sedang ingin menuruni anak tangga, namun Alexsa tidak sengaja menabrak tubuh sang kaka ipar. Dan berakhir dalam dekapan Glen kaka ipar nya itu.

Azhara yang sempat mengikuti langkah sang adik pun di buat kaget dengan pemandangan yang tidak biasa itu.

"Hm!" Azhara pun hanya berdehem saja. Untuk membuyarkan tatapan kedua nya.

"Ah, tidak apa!" ucap Glen. Setelah membantu sang adik ipar untuk kembali berdiri.

Dengan cepat Alexsa berlari kekamar tamu dan beberapa menit setelahnya dia sudah keluar dengan tas sandang dan koper nya.

"Kamu mau ke mana Al?" tanya Glen.

"Aku, mau kembali ke rumah mamah dan papah ku ka!" ucapnya. Sembari menangis, dan itu berhasil membuat hati seorang Glen terluka saat melihat seorang wanita menangis apa lagi itu semua karena ulah sang istri.

"Tidak, kamu akan tinggal di sini sampai Ronal berubah!" ucap lugas Glen. Yang tidak memperdulikan hati sang istri ataupun meminta pendapat istrinya untuk mengizinkan nya tinggal di kediaman mereka.

"Tapi sayang---

Belum juga Azhara melanjutkan perkataan nya, Glen sudah mencela nya terlebih dahulu.

"Bagaimana jika kondisi Alexsa ada di posisimu sayang!" dengan membujuk sang istri agar menerima pendapatnya, untuk mengizinkan adik iparnya itu tinggal di kediaman mereka.

"Baiklah, tapi kamu harus kasih kabar dulu pada Ronal, 'Al!" agar dia tidak mencari mu." ucap Azhara. Dan mengelus pundak sang adik iparnya itu.

"Maaf, bukan nya aku tidak menyetujui kehadiran mu di sini. Tapi kaka hanya ingin rumah tangga kalian seperti rumah tangga pada umumnya, kaka hanya ingin kamu bahagia Al." bujuk Azhara.

"Sudah, kamu simpan kembali koper kamu! Dan ikutlah makan bersama kami." pinta Glen. Yang sudah siap dengan pakaian kantornya.

"Baik ka! Terima kasih buat kk. akhirnya Alexsa pun melangkah meninggalkan ruang tamu dan berjalan menuju lantai atas untuk menyimpan kembali koper yang sudah di bawanya tadi turun.

"Baguslah, akhirnya aku bisa tinggal di sini lebih lama lagi! Aku tidak menyangka jika kaka Glen jauh lebih perhatian, romantis, tampan, dan gagah." Batin Alexsa. Saat menaiki anak tangga menuju lantai atas, di mana kamar tamu yang menjadi tempat istirahatnya selama tinggal di kediaman kaka iparnya itu.

Sementara di meja makan saat ini, Glen sudah menikmati sarapan paginya dengan di temani sang istri tercinta.

"Sayang aku pergi ke kantor dulu ya! Glen yang sudah terbiasa memberi kecupan hangat di kening sang istri membuat seorang wanita muda menatap kesal ke arah mereka.

Bibi pelayan yang saat itu berada tidak jauh dari tuan nya menatap intens ke arah Alexsa.

"Ada apa dengan nona Alexsa, kenapa tatapan nya sangat aneh pada tuan dan nona muda?" heran nya.