Di malam pertama pernikahannya, Siti mendengar hal yang sangat membuatnya sangat terluka. Bagaimana tidak, jika pernikahan yang baru saja berlangsung merupakan karena taruhan suaminya dan sahabat-sahabatnya.
Hanya gara-gara hal sepele, orang satu kantor belum ada yang pernah melihat wajah Siti. Maka mereka pun mau melihat wajah sebenarnya Siti dibalik cadar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Gio yang tengah sibuk dengan beberapa pelanggan yang gan yang berada di ruko dikejutkan dengan kedatangan Liani. Wanita yang hanya dianggapnya teman tidak pernah lebih.
Sudah dari kemarin Liani berada di kota ini tapi dia harus mengurus tempat tinggalnya, pilihannya jatuh ada apartemen yang persis ada di sebelah Gio walau itu sudah bukan milik Gio lagi.
Dia datang menemui Gio tentu saja karena memiliki sebuah misi, misi perasaannya. Sudah lama dia menyukai Gio dan orang tua mereka setuju untuk menjodoh mereka kalau mereka mau. Tapi di sini Gio yang telah menolaknya.
Liani mengetahui kalau sekarang Gio sudah menikah. Tapi tidak masalah jika istrinya mau di madu, toh sah-sah saja. Dengan harta kekayaan yang dimiliki Gio, dia yakin Gio bisa berbuat adil kepada mereka berdua. Ya, dia juga tidak bisa tutup mata kalau sekarang Gio lagi jatuh.
"Hai," sapa Liani sembari tersenyum setelah tidak ada orang lagi di sana.
"Hmmm," sahut Gio hanya berdehem.
"Banyak juga pelangganmu, ya."
"Alhamdulillah."
"Nanti malam bisa keluar? Aku, Leo dan Jun akan bertemu di club. Sekalian kamu nge-DJ di sana. Karena kata mereka kamu sudah lama tidak menyalurkan hobi kamu. Padahal aku sangat tahu itu hobi yang sangat kamu sukai. Anggap saja hiburan di tengah kamu yang harus bekerja keras."
"Aku tidak bisa!," Gio langsung menolaknya padahal dia sangat ingin pergi ke sana. Benar yang dikatakannya, dia butuh hiburan.
"Tidak lama, Gio. Sudah banyak yang menanyakan kamu juga. Setidaknya kamu pikir-pikir dulu sebelum menolaknya. Aku dan mereka menunggu di sana.
Liani pergi dari sana sembari tersenyum, DJ adalah salah satu hal yang tidak akan pernah bisa ditolak Gio. Sebab dia tahu, Gio tidak akan pernah bisa berubah demi siapa pun apalagi ini urusan hobinya. Pasti Gio akan datang.
Gio duduk di depan layar komputer. Banyak bangat dalam isi kepalanya. Salah satunya sudah beberapa hari ini dirinya dan Siti tinggal terpisah karena Ayah. Mereka berkomunikasi hanya melalui telepon saja. Dalam keadaan sakit, Ayah bisa mengantar jemput Siti supaya tidak bisa menemui dirinya.
Bisa saja Siti dibawanya tinggal di ruko, namun bagaimana dengan Ayah yang masih sakit-sakitan tinggal seorang diri di rumah itu. Gio menjadi tidak tega, mau tidak mau dia meminta Siti untuk mengikuti apa yang dikatakan Ayah. Karena Gio tidak mau sampai Siti menyesal kalau terjadi sesuatu kepada Ayahnya.
Gio keluar ruko dan menaiki ojek online untuk sampai di tempat tujuan. Ya, dia memutuskan untuk datang ke club tapi hanya untuk kesenangan dirinya. Menyalurkan hobi yang sudah lama tidak dilakukan.
Liani, Jun dan Teo tersenyum lebar saat melihat kedatangan Gio. Kemudian mereka saling menyapa. Ini pertemuan perdana Gio dan kedua sahabatnya setelah masalah yang terjadi di antara mereka.
Setelah menyapa dan sedikit bercerita, Gio langsung mendatangi area DJ saat namanya di panggil. Menggoyang semua pengunjung yang datang memenuhi club. Lagu dan musik kesukaannya terdengar menggema di setiap sudut club membuat yang mendengar ikut bergoyang.
Gio mengakhiri permainan musiknya setelah tiga jam me-mixing lagu. Sekarang dia harus pulang karena sudah menjelang pagi. Jika kemarin selalu menolak bayaran dari pihak club tapi sekarang dia menerimanya karena bayarannya sangat tinggi.
Gio langsung pamit pada mereka bertiga, tapi Liani mengejarnya.
"Aku antar kamu, Gio."
"Tidak, aku sudah memesan ojek online."
"Ayolah, Gio!. Kita berteman sudah lama, jangan takut dengan perasaanku."
"Aku sudah menikah dan tidak mau membuatnya salah paham."
"Aku hanya mengantarmu saja, Gio!."
Gio pun setuju diantar Liani setelah beberapa kali gagal mendapat ojek online-nya. Mobil Liani berhenti tepat di depan ruko. Buru-buru Gio turun dari mobil karena di depan ruko ada Siti.
"Mas dari mana?," tanya Siti.
"Cl..."
Liani keluar dan langsung memperkenalkan diri pada Siti sehingga Gio tidak dapat menyelesaikan kalimatnya.
"Liani?," tanya Siti menegaskan sambil menatap Gio.
"Iya, dia Liani." Jujur Gio.
"Terima kasih sudah mengantar suamiku."
"Sama-sama, Siti. Aku pulang," pamitnya.
Mobil Liani sudah menjauh pergi, tapi Gio dan Siti masih berada di dalam ruko.
"Aku kira kamu kesepian tanpa aku. Ternyata aku lupa, ada Liani yang menemanimu." Mata Siti menujukkan kekhawatiran akan hubungannya yang sedang renggang dengan Gio.
"Aku dari club, bekerja. Dia hanya ada di sana bersama Leo dan Jun. Kemudian mengantarku pulang." Memang itu yang terjadi, Gio tidak menutupinya dari Siti.
Hobi yang disenanginya menghasilkan banyak uang, kenapa tidak dia maafkan saja. Dia juga sangat membutuhkannya untuk menghidupi istri dan usahanya.
Tapi menyakitkan terdengar di telinga Siti. Siti masih ingat dengan nama Liani. Wanita yang menyukai suaminya dan orang tua Gio pernah menawarkan wanita itu untuk dinikahi Gio. Bisa saja sekarang Gio berubah pikiran dan mau menikahi Liani.
"Aku pulang," pamit Siti sebelum perasaannya jauh ke mana-mana.
"Tidak mampir ke dulu," Gio menahan tangan Siti.
"Kita sama-sama harus istirahat, besok harus bekerja." Siti terjaga demi bisa menemui Gio tapi jutsru dia kecewa dengan apa yang ditemuinya.
Kemudian Gio melepaskan tangan Siti. Membiarkan wanita itu pergi dari hadapannya padahal dia mau memeluknya erat, Gio sangat merindukannya.
Sambil melangkah pergi air mata Siti menetes, Gio tidak menghalangi kepergiannya. Andai saja itu dilakukan Gio, dengan senang hati Siti akan berada di sana. Sanggup melawan sang Ayah yang tak lagi merestui pernikahan mereka. Tapi, ya sudahlah.
*
Siti sedang sibuk, banyak pekerjaan menumpuk di mejanya tapi Teo datang untuk bicara omong kosong padanya.
"Liani sedang berada di ruko membantu Gio."
"Aku tahu, Gio sudah mengabariku."
Teo tersenyum.
"Nanti pulang bersamaku, Ayah memintaku datang ke rumah."
"Aku bisa pulang sendiri."
"Tapi Ayah maunya kita pulang bersama."
Siti diam, tidak ada gunanya juga berdebat dengan orang egois. Lebih baik dia fokus pada pekerjaannya supaya tidak sampai lembur. Teo pun akhirnya keluar dari ruangan karena sikap dingin Siti.
Siti mengusap matanya yang basah. Sesesak ini hatinya hanya karena mendengar Gio bersama Liani. Seburuk apa hubungan pernikahannya sekarang?. Sampai detik ini mereka belum ada komunikasi lagi. Sama-sama saling diam karena kesibukan masing-masing atau karena yang lain.
Tak bisa hanya berprasangka buruk saja pada Gio, Siti pun menghubungi Gio tapi sayangnya dia harus kecewa lagi karena Liani yang menjawab panggilan teleponnya. Benar yang katakan Teo kalau Liani sedang bersama suaminya. Wanita cantik yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya bersama suaminya.
"Kenapa kamu lancang dengan ponselku?," Gio langsung marah saat keluar dari kamar mandi.
"Maaf."
Gio meraih ponselnya kemudian mengecek panggilan telepon masuk yang terakhir.
"Siti," gumamnya.
Siti hamil anak Gio
saat kejadian malam kelam yg lalu,AQ yakin bahwa yg tidur dgn Teo bukanlah Siti melainkan Asih
tetap semangat berkarya kak 💪💪🙏🙏
semoga asih n teo dpt karma yg lebih kejam dari perbuatan nya pada siti