Jodoh Cinta Lama
"Bun, siapkan pernikahanya secepatnya. Aku akan segera kembali ke Indonesia, minggu depan." Kata-kata yang terlontar pertama kali, saat Arga menghubungi orang tuanya.
Setelah sebulan lalu Arga tidak menghubungi kedua orang tuanya. Hari ini Arga menghubungi bundanya, dan menerima pernikahan yang di minta kedua orang tua Arga. Jawaban itu begitu ditunggu oleh kedua orang tua Arga.
Setelah sekian lama menolak untuk di nikahkan dengan anak dari sahabat orangtuanya. Kini dia menyerah dan memilih menerima pernikahan ini. Dia berpikir karena dengan cara ini, dia bisa mengindari mantan kekasihnya. Arga mengingat bagaimana kejadian di sore itu.
Sore ini Arga datang ke apartemen kekasihnya. Dia ingin memberi kejutan, dengan mendatangi apartemen, tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Saat Arga berkerja, kekasihnya sempat menghubunginya, dan Arga mengatakan jika hari ini dia lembur. Padahal dia sudah berencana pulang lebih awal, karena hari ini tepat satu tahun mereka merajut cinta, dan Arga berniat untuk merayakannya.
Sebenarnya Arga malas dengan perayaan. Tapi dia hanya ingin menyenangkan kekasihnya. Sikap tidak pedulinya selalu membuat mereka bertengkar, dan Arga ingin memperbaiki. Ditambah beberapa hari ini Arga sibuk, sehingga dia semakin tidak perduli.
Arga berdiri tepat di depan apartemen kekasihnya, dengan seikat bunga, dan hadiah di sakunya. Hari ini Arga berencana melamar kekasihnya, karena dia pernah berjanji.
Arga menekan kode apartemen untuk masuk ke dalam apartemen. Apartemen ini adalah pemberian dari Arga, jadi Arga sudah tahu kode apartemen kekasihnya. Karna memang dia sudah terbiasa datang, jadi dia tidak perlu mengetuk pintu lagi.
Arga pun membuka pintu. Dahinya berkerut saat suara yang begitu dia sangat hapal di dengarnya. Saat masuk dia menajamkan pendengarannya, dan dia mendapati suara erangan mengema di dalam apartemen. Perlahan Arga mulai masuk, dan mencari sumber suara. Arga mendengarnya suara itu berasal dari kamar. Dia mencoba membuka pintu untuk masuk ke dalam kamar untuk melihat siapa yang ada di dalam.
Arga membuka pintu kamar, dan pemandangan yang dilihat pertama kali adalah kekasihnya yang sedang bercinta dengan pria lain. Arga membulatkan kedua bola matanya sempurna, melihat semua itu. Seketika bunga yang dia bawa pun jatuh ke lantai.
"Arga." Wanita itu sangat kaget saat melihat Arga memergokinya sedang bersama dengan pria lain, dan dalam keadaan tanpa busana. Wajahnya seketika pucat mendapati Arga melihat semua yang dia lakukan.
Arga yang melihat semua itu membuat emosinya memuncak. Tanpa basa basi Arga melangkahkan kakinya menghampiri pria itu, dan langsung menghajar pria itu.
Kekasihnya mendekat, melerai dan menghentikan Arga yang tidak henti menghajar pria yang bersamanya. Dengan lilitan selimut di tubuhnya, dia mencoba menjelaskan perkaranya. "Ar, aku bisa jelaskan." Wanita mencoba memberi penjelasan.
Arga berhenti memukul pria itu, dan melihat kekasihnya dengan jijik. Tubuh yang hanya di tutupi dengan selimut membuat Arga malas untuk menatapnya. "Tidak ada yg perlu kamu jelaskan, semua dah jelas. Mulai sekarang kita putus."
Arga tidak mau mendengar penjelasan apapun dari kekasihnya, karena yang dia lihat sudah memberinya jawaban. Arga pun berlalu meninggalkan apartemen.
Kecewa mungkin itu yang dia rasakan. Wanita yg begitu mencintainya selama ini menghianatinya begitu saja. Padahal dia sudah berusaha mencintainya.
Arga melajukan mobilnya kembali ke apartemennya. Dia masih begitu sangat kesal. Di usapnya kasar wajahnya.
Berani-beraninya dia menghianati aku.
Arga yang mengingat semua, mengusap wajahnya kasar. Sesampainya di apartemen, dia merebahkan tubuhnya, tapi seketika dia teringat tawaran dari orang tuanya. Arga pun langsung mengambil ponsel di saku jasnya, dan menghubungi bundanya. Dia berniat untuk menerima tawaran untuk menikah dengan anak dari teman kedua orang tuanya.
***
Dirumah Orang tua Arga.
Ponsel Marya berdering. Marya melihat ke layar ponselnya untuk tahu siapa yang menghubunginya. Dan saat melihat ponselnya, dia begitu terkejut. Dia melihat anaknya yg sudah satu bulan tidak menghubunginya. Dan sekarang dia menghubunginya.
Marya tahu betul putranya sangat marah, saat Marya memintanya menikah dengan anak dari sahabatnya, hingga sudah satu bulan Arga tidak menghubunginya sama sekali.
"Halo anak bunda Sayang, apa kabar kamu sayang." Marya menanyakan kabar anak yang begitu ia cintai.
"Bun, siapkan pernikahanya, secepatnya aku akan kembali ke Indonesia."
Kalimat itu yang di dengar pertama kali oleh Maria.
"Baiklah nak, kapan kamu akan pulang sayang." Tanpa pikir panjang maria langsung bertanya kesiapan Arga. Dia tak mau menyianyiakan kesempatan atas jawaban putranya yang sudah ditunggu lama.
"Aku akan pulang satu minggu lagi, dan aku harap ayah dan bunda menyiapkan pernikahanku."
"Kenapa secepat itu, Nak?" tanya Maria yang begitu kaget mendengar keinginan anaknya untuk menikah dalam seminggu ini.
"Bun, jangan membuat aku berubah pikiran." Arga menghela nafas dalam, mencoba menenangkan dirinya agara tidak terbawa emosi.
Marya hanya diam mencoba tidak memancing emosi anaknya, dia tahu betul anaknya mudah sekali marah.
"Aku mau pernikahanku secepatnya tidak perlu pesta mewah, aku ingin sah secara hukum dan agama saja." Arga mencoba menjelaskan, dan memberikan penekanan.
"Baiklah nak, kami akan menyiapkan semuanya, cepatlah pulang dan hati-hati disana." Maria mencoba menenangkan anaknya. Dia tahu seperti apa anaknya, yang mudah sekali emosi.
"Iya, Bun." Arga pun langsung mematikan sambungan teleponnya.
"Anak ini ya benar-benar kalau meminta sesuatu sesuka hatinya." Marya begitu kesal dengan sifat Arga yang sesuka hati. Tapi Marya senang karena putranya mau menerima permintaannya, untuk menikah dengan anak sahabatnya.
"Siapa yang sesuka hati?" tanya Surya yang baru menuruni tangga.
Surya Pratama, ayah dari Arga Pratama pemilik Pratama Grup. Perusahan di bidang pariwisata yang memiliki hotel, villa dan beberapa tempat wisata di Indonesia.
"Arga, Mas," jawab Marya mendekat pada suaminya.
"Ada apa lagi anak itu?" tanya Surya dengan nada tidak suka. Dia tau anak semata wayangnya itu, suka seenaknya sendiri.
"Tidak Mas, dia telepon memberi tahu kalau dia mau menikah dengan anak Mirna, dan dia meminta kita menyiapkan dalam seminggu." Maria menjawab pertanyaan suaminya, menceritakan apa yang di minta oleh Arga.
"Wah akhirnya sadar juga dia, dan mau menikah." Surya berucap seraya terkekeh.
"Mas, bagus dong anak kita sudah setuju, dan secepatnya kita akan punya cucu," ucap maria begitu senang membayangkan seorang cucu. " Kamu harus segera hubungi Adhi untuk membicarakan ini," pinta Marya pada suaminya.
"Iya aku akan segera hubungi Adhi," ucap Surya.
"Arga juga minta pernikahannya seminggu lagi."
Surya mengerutkan keningnya, "Seminggu?" tanyanya memastikan.
"Iya mas, tidak perlu pesta mewah, yang penting sah menurut agama saja."
"Ya sudah kalau begitu, aku akan bicarakan dengan Adhi nanti."
Kedua orang tua Arga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, saat Arga sudah menerima pernikahan perjodohan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Sitti Sahra
seperti aq betah di rumahx mom shea dan dad baru 💗💗🥰🥰
2023-07-15
0
Sitti Sahra
Bru mampir semoga aq betah
2023-07-15
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-10-27
0