NovelToon NovelToon
Di Tandai Duda Ganas

Di Tandai Duda Ganas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:368k
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Kendra langsung Mengunci pintu ruang kerjanya. Ia dengan brutal melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuhnya dan ia langsung berlari ke kamar mandi mengguyur tubuhnya dengan air shower.

Kendra yakin hal itu bisa meredam hasratnya dan miliknya menjadi jinak kembali. Ia pun tidak mengerti kenapa dengan tubuh Anjani.Tetapi ia tidak mau ambil pusing.

Sore harinya jam pulang pun tiba, seperti biasa Anjani selalu nebeng pulang dengan Ricky tetapi kali ini Ricky tidak bisa mengantarkan Anjani pulang karena ia akan pergi ke rumah neneknya menjemput sang ibu.

"Jani maafin gue ya, nggak bisa nganter loe pulang" ucap Ricky tak enak hati.

"Nggak apa-apa kok Mi, santai aja gue bisa naik bus kok" balas Anjan.i

"Iya gue duluan ya. By Anjani Sayang, Muah muah muah" ucap Ricky sembarimu monyongkan bibirnya.

Anjani pun hanya senyum.

Di jalan yang sama, kini Kendra keluar dari kantornya. Ia melihat Anjani berdiri di jalan, tetapi Kendra acuh saja. Ia masih trauma dengan Anjani karena miliknya berhasil dibangunkan oleh gadis itu tetapi Kendra tidak langsung tancap gas, ia diam saja memperhatikan Anjani dari kejauhan.

Sementara Anjani berdiri menunggu bis ataupun angkutan umum yang lewat, tetapi tidak ada satupun yang datang.

"Andai aja motor tidak dijual oleh bapak untuk biaya kampanye, mungkin saat ini aku tak akan susah seperti ini" gumam Anjani sedikit kesal.

Hari yang tak di harapan tiba, hujan pun langsung turun dengan derasnya. Anjani pun langsung menepi.

"Jani loe masih belum pulang tanya?" Fuad sesama rekan kerjanya.

"Kelihatannya!" balas Anjani acuh.

"Yaelah loe sewot amat sih sama gue Jani!" ucap Fuad kesal.

"Pikir aja sendiri!" Anjani tak ingin beramah tamah pada orang yang sering membuat ia kesal. Pasalnya Fuad adalah circle nya Marni.

Fuad pun tak mau lama-lama karena ia selalu kesal dengan Anjani. Ia pun langsung tancap gas tidak menawari Anjani untuk pulang bersama.

"Selamat menunggu bus ya Jani, bye!" ucap Fuad dengan nada meledek.

"Dasar gila loe" umpat Anjani kesal.

Karena sudah lama tidak ada angkutan umum yang lewat, Anjani pun berinisiatif pulang menembus hujan. Ia berpikir mungkin di jalan lain akan mendapatkan bus. Ia pun melirik ada pohon pisang di dekat pelataran kantor. Anjani pun segera berlari ke arah pohon itu dan menebas daunnya. Lalu ia pun memayungi dirinya dengan daun pisang dan berjalan menembus hujan.

Kendra yang melihat itu merasa bingung. Haruskah ia menolong Anjani atau membiarkan saja Anjani berjalan di bawah guyuran hujan.

Sisi kemanusiaan seorang Kendra pun muncul, Ia kemudian menghampiri Anjani.

"Kamu kok hujan-hujanan?" tanya Kendra dengan nada konyol.

Anjani yang sudah terlihat menggigil, ia tidak merespon ucapan kendra. Anjani terus saja melanjutkan jalannya Karena ia merasa Bosnya itu sudah mengejeknya.

"Hei kamu masuk!" teriak Kendra pada Anjani.

"Saya Pak?" tanya Anjani bingung.

"Iyalah siapa lagi!" balas Kendra.

"Tapi Pak!" Anjani merasa ragu.

"Cepat, atau saya tinggal!" teriak Kendra lagi.

Anjani pun masuk, tapi ia bingung harus duduk di mana. Anjani pun membuka pintu belakang mobil Kendra.

"Memangnya saya sopir kamu apa?' Ketus Kendra.

"Maaf Pak!" ucap Anjani.

Anjani pun masuk ke dalam mobilnya. Terlihat keadaannya sudah berantakan sekali. Kendra melihat itu merasa kasihan, tetapi netra kendra malah fokus ke bagian dada Anjani yang basah. Di sana terlihat jelas gunung kembar milik Anjani yang tercetak warna hitam

Kendra pun kembali mengumpat karena miliknya yang sudah tertidur kini mulai menggeliat kembali. Ia segera melepaskan jasnya dan menutup tubuh Anjani

"Bisa gila aku lama-lama seperti ini!" gerutu Kendra dalam hatinya

Ia juga gelisah karena miliknya sudah mengeras kembali. Tapi ia tidak pedulikan karena ia melihat wajah Anjani sudah memucat dan menggigil.

"Di mana rumahmu?" tanya Kendra.

Anjani tidak menjawab. Ia hanya menggigil saja.

Kendra pun bingung, tapi seketika ia membelokkan mobilnya menuju suatu tempat

Tak lama ia melihat Anjani sudah pingsan. Hal itu membuat Kendra tambah menjadi bingung.

Holland apartemen.

Kendra menepikan mobilnya di tempat parkir. itu lalu memangku tubuh Anjani yang tengah pingsan.

"Karena aku tidak tahu rumahmu di mana, Jadi aku membawamu ke apartemen ku saja. Tak mungkin aku bawa kamu ke rumah ku, bisa-bisa orang tuaku ngamuk!" gumam Kendra.

Kendra pun masuk ke dalam unit miliknya, lalu ia merebahkan tubuh Anjani di atas ranjang

Tanpa pikir panjang Kendra langsung berlari menuju lemari miliknya. Ia mengambil baju piyama miliknya dan dengan hati-hati Ia pun membuka baju Anjani.

"Maafkan aku Anjani. Aku sudah kurang ajar padamu tapi mau bagaimana lagi aku tak tega melihatmu kedinginan" ucap Kendra.

Kendra pun merasa tak fokus, tangannya merasa was-was ketika membuka satu persatu kancing baju milik Anjani. Tetapi Kendra menguatkan dirinya.

Ia pun kini berhasil membuka baju milik Anjani. Ia sudah tidak tahan melihat benda kenyal itu yang seakan menantang dirinya.

Dengan cemas Chandra pun memandang benda itu, ia merasakan air liurnya seakan menetes ketika melihat puncak merah muda seperti buah ceri.

"Oh sh*t ini membuatku gila" Kendra frustasi

Kendra pun segera memakaikan baju miliknya pada Anjani.

Jangan tanyakan miliknya karena jawabannya sudah keras sekali di bawah sana.

Kendra pun menurunkan celana Anjani. Matanya semakin tidak tahan kalau melihat wanita di hadapannya hanya memakai kain segitiga tipis berenda berwarna merah menyala.

"Kenapa aku bisa bertemu makhluk seperti dia?" geram Kendra.

"Padahal wanita-wanita di luar sana jauh lebih menggoda, tapi kenapa aku tidak berminat untuk memasuki milik mereka!" gerutu Kendra kembali.

Dengan pelan-pelan Kendra pun menurunkan kain segitiga tipis berenda itu hingga tampaklah sesuatu yang menyembul dengan di tumbuhi rambut halus yang masih tipis.

Ingin rasanya Kendra menerkam belahan daging itu, tetapi ia bukan pria cabul yang senang memanfaatkan situasi.

Akan tetapi tiba-tiba tangan Kendra mengelus permukaan yang tembem itu.

"Indah sekali!" ucapnya.

Karena sudah tidak tahan, ia pun melebarkan kaki Anjani, lalu ia berjongkok dan menenggelamkan wajahnya di sana.

Kendra merasakan bahwa aroma milik Anjani sangat harum.

"Pink sekali!" gumamnya.

Kendra dengan nakalnya menyesap daging kecil berjuta sarap itu, dan menusuk-busukan lidahnya pada gua yang masih sangat rapat..

Kendra pun ingat bahwa Anjani pernah bilang bahwa dirinya masih perawan, dan benar saja ketika ia membuktikannya sendiri.

Hasratnya semakin menjadi, tangan kekarnya ia angkat lalu menyingkap baju yang di kenakan Anjani..

Tangan kekar itu meraih melon besar milik Anjani dan merem*snya.

Persetan dengan kata cabul, Kendra sudah sangat tidak tahan. Wajahnya masih ia tenggelamkan pada milik Anjani. Lidahnya yang kasar mengobrak-abrik milik gadis itu.

Kendra pun bangkit, ia lalu memandang melon besar yang masih sangat sekal itu. Kendra pun lalu menyesap nya seperti bayi kehausan.

Sesudah puas. Ia pun beranjak ke leher Anjani dan meninggalkan satu tanda kepemilikan di sana. Lalu tak lama Kendra pun mencium bibir ranum milik Anjani.

"Aku seperti sedang mencumbui seorang mayat!" gumam Kendra.

Ia menyesap bibir Anjani dengan rakus. Sesudah puas Kendra pun langsung memakaikan celana pada Anjani hingga Anjani sudah tertutup.

Kendra pun langsung menyelimuti tubuh Anjani sampai batas leher.

Permasalahan belum usai, Kendra yang tersiksa sendirian karena miliknya masih mengeras, terpaksa ia pun bermain solo karir di kamar mandi.

1
Bulan Bintang
Kya ank ABG manggil ny loe gue pd hal udh d sebut bpk2, ga cocok sih sbner ny mh hadehh 🤦🙏
Happy Family
tu la tu.... nikah cuma mau sedap anu anu.... mental tak siap komitmen... masih bodoh kawal perasaan... masih dungu soal kepekaan...pokoknya TIDAK DEWASA ... 9AKAL yg diguna pakai 1 nafsu aja.... miris..... jangan beralasan kerana pernah diselingkuhi... tindakan kamu tidak dibenarkan . titik tidak pakai koma. sakit hati aku... hahahahahha
Yulianti Oktana: sabar kak sabar...😂😂
total 1 replies
susi ana
thor, aq ngakak dewe baca nama pesantrennya. hehehehe
Rafilah Ariefiansyah
Luar biasa
Duda Fenta Duda
waduh thor
Ida Miswanti
Lumayan
shadowone
hahahahhahaha
Karil Laviqne
otak mereka berdua pada gresek y....
Karil Laviqne
begini nih anak zaman sekarang pacaran pantas banyak yang hamil duluan
mau smp/sma sama saja
Elly Rasmanawati
Luar biasa
Anie Baelah
Cukup bagus
shadowone
astaga jahatnya...
shadowone
hahahahahhahahaha
shadowone
whahahahahaha
Yulianti Oktana
itu sebagai perumpamaan saja kak
rama
air mata kejantanan?
rama
Luar biasa
rama
/Curse//Curse//Curse/
rama
bab pertama yg bagus, dan penggunaan bahasa sehari-hari yg mudah dicerna
Yulianti Oktana: terimakasih kakak... Sengaja Author tidak menggunakan banyak bahasa yang level tinggi, karena author ingin menciptakan novel yang bahasanya ringan saja....
total 1 replies
rama
bisa aja otor ini
Yulianti Oktana: hehehe.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!