Davina Himawan tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Jodie kandas di tengah jalan. Pernikahan yang awalnya begitu bahagia, dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah Vina mengetahui suaminya berkhianat dengan wanita lain. Wanita itu tak lain sekertaris suaminya sendiri. Lolita.
Davina memilih pergi meninggalkan istana yang telah ia bangun bersama Jodie, laki-laki yang amat di cintainya. Bagi Vina yang menjunjung tinggi kesetiaan, pengkhianatan Jodie tak termaafkan dan meninggalkan luka teramat dalam baginya.
Bagaimana kisah ini?
Apakah Davina mampu bangkit dari keterpurukan atau kah ia akan merasakan sakit selamanya? Ikuti kelanjutannya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HINAAN DI PAGI HARI
Davina membuka ikatan apron di belakang lehernya. Ketika mendengar derap langkah sepatu menuruni tangga. Ia tahu pasti itu suaminya yang siap berangkat kerja.
"Marni, kamu kerjakan sisanya. Suamiku sudah turun".
"Iya bu", jawab asisten rumah tangga yang sudah lama ikut keluarga Davina bahkan Marni sebelumnya bekerja di rumah orang tua Davina. Setelah mama Davina wafat akhirnya di boyong untuk tinggal bersama Vina dan Jodie.
*
Vina menuang teh hangat ke dalam gelas. Senyum manis menghiasi wajah cantik wanita itu. Menyambut suaminya, untuk makan pagi bersama.
Vina menatap Jodie. Ada perasaan kecewa ketika melihat suaminya itu tidak memakai pakaian yang ia pilihkan sebelum ia turun ke pantry. Namun Vina berusaha meredam kecewanya itu dengan tersenyum.
"Mas Jodie, ayo kita makan pagi. Aku sudah bikin nasi goreng kesukaan mu loh", ucapnya menghampiri Jodie setelah di bawah. Hendak mengambil tas kerja Jodie dari tangan suaminya.
Jodie menatapnya acuh dan menghentak tangan istri nya yang menyentuh tas kerja nya.
"Apa kamu belum mengerti juga Vina yang aku katakan semalam hah?! Aku melarang mu mengurus kebutuhan ku. Aku bisa melakukannya sendiri", ucap Jodie sarkas menatap tidak suka pada Davina yang terdiam di tempatnya setelah Jodie membentaknya dengan keras.
"Kau urus saja diri mu yang bau bawang itu! Bikin aku mual saja mencium aroma mu!", ketus Jodie melangkah pergi meninggalkan Vina yang tak bergeming menatap punggung suaminya menjauh.
Marni melihat semuanya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengelus dada. Perlakukan suami Davina, sudah sangat keterlaluan, semakin hari semakin sering mengeluarkan kata-kata hinaan pada istrinya.
"Bu..."
Davina menolehkan wajahnya pada wanita yang hanya berjarak beberapa tahun saja dengan nya itu. Tersenyum meskipun terpancar luka di wajahnya. "Bapak ada meeting penting pagi ini, jadi tidak sempat makan pagi di rumah. Kamu lanjutkan saja pekerjaan mu Marni, aku akan ke kamar ku", ucap Davina melangkah kan kakinya menaiki tangga.
*
Davina berdiri di balkon kamarnya, menatap mobil Jodie melaju keluar gerbang rumah mereka. Kedua matanya terasa panas sekarang.
Sebenarnya tadi ia hanya menahan diri untuk tidak menangis di hadapan Jodie terlebih ada asisten rumah tangga di sana.
Kini air mata yang telah menganak sejak tadi di pelupuk bening itu tak kuasa juga. Berurai menyentuh wajah putih mulus itu. Tubuh Davina berguncang karena isak tangis yang meledak seketika.
"Kenapa mas Jodie sekarang begitu berubah pada ku? Apa karena aku belum bisa memberikan anak untuk nya?", batin Davina begitu terguncang.
Hingga dering handphone miliknya berbunyi. Davina melangkah kembali ke kamar seraya mengusap air matanya.
Mengambil handphone miliknya di nakas. Tertera nomor yang tidak di kenalnya. Davina menaruhnya kembali ke atas nakas.
Sesaat ia melanjutkan lamunannya tentang rumah tangga ia dan suaminya yang kian hambar.
Drt
Drt
Lagi-lagi suara panggilan telpon membuyarkan lamunan Davina.
Davina menyipitkan matanya. Nomor yang sama, kembali menghubungi nya.
Jari Davina menggeser tombol hijau.
"Halo?"
"Selamat pagi nona Davina. Saya Nathan asisten tuan Daniel Sanjaya yang mobilnya nona tabrak kemarin", ucap penelepon mengenal kan diri.
Sesaat Davina terdiam mendengar nama itu. Tentu ia ingat kejadian yang ia alami kemarin. Davina mengusap wajahnya.
"Hm..oh iya. Saya ingat. Saya akan mengganti kerusakan mobil anda tuan. Katakan saja di mana saya menemui anda?"
...***...
To be continue