NovelToon NovelToon
Bosku Duda Arogan

Bosku Duda Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

“Bapak… selain mesum, juga nyebelin, ngeselin, rese, arogan dan sudah tua -- dewasa --. Pokoknya semua Bapak borong,” teriak Ajeng.

“Tambahkan, tampan dan membuat kamu jatuh cinta,” sahut Gentala.

Ajeng berada di dalam situasi disukai oleh rekan kerjanya yang playboy, berusaha seprofesional mungkin karena dia membutuhkan pekerjaan ini. Siapa sangka, Gentala – GM baru – yang membuat Ajeng kesal setengah hidup sejak pertama bertemu berhasil menolong gadis itu dari perangkap cinta sang playboy.

Namun, aksi heroik Gentala malah berubah menjadi bencana ...!


===
IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5 ~ Pesona Fabian

Gentala

“C4bul! Mesuum! Ck, bar-bar sekali gadis itu.”

Pertemuan barusan tidak mengejutkanku, karena pagi tadi aku sudah terkejut ketika membaca data lengkap dua orang yang diyakini beberapa manager kalau kemampuan mereka cukup baik untuk meningkatkan rating acara dengan ide segar mereka.

Yang mengejutkan adalah foto asisten manager bernama Diajeng Sekar Ayu. Foto itu mengingatkan aku dengan kejadian di stasiun. Bagaimana mungkin aku dituduh melakukan pelecehan dengan menyentuh bagian belakang tubuhnya. Kalaupun aku ingin, bisa dapatkan yang lebih seksih dari tubuh gadis itu. Lagi pula gadis itu masih bocah, umurnya mungkin baru dua puluh empat atau dua puluh lima.

“Shitt.”

Kenapa malah bagian tubuhku merespon ketika aku membayangkan lagi kejadian tadi pagi.

“Aku pasti gila kalau bocah itu membuatku bergairahh.”

Terdengar ketukan pintu, aku menoleh sekilas. Anton berjalan mendekat dan mengingatkan aku untuk melihat proses syuting dan on air di beberapa studio yang ada.

“Saat ini sedang ada syuting “Kata Netizen”, Pak Fabian dan Mbak Ajeng penggagas dan tim kreatifnya.”

“Hm.”

Tanpa bicara aku beranjak dan berjalan menuju studi yang dimaksud oleh Anton. Pria itu menjelaskan beberapa area yang aku belum tahu, padahal aku hanya melirik sekilas dia seakan membaca pikiranku dan langsung menjelaskan tanpa aku bertanya. Cekatan juga dia.

Para karyawan yang berpapasan denganku, menyapa bahkan para wanita memberikan senyum lebar mereka. Seperti biasa aku malas merespon. Ketika direspon, wanita akan merasa mendapat peluang lalu mengeluarkan berbagai jurus untuk lebih dekat.

Bukan aku sombong, kadang aku penasaran kalau posisiku hanya sebagai office boy apa mereka tetap lakukan hal yang sama – merayu dan agresif.

“Sebelah sini, Pak.”

Aku memasuki studio, beberapa area tampak gelap dan area lain terang. Sepertinya pengaturan cahaya untuk di kamera.

“Natasha,” gumamku saat melihat siapa sedang diwawancara.

Entah kelebihan atau prestasi apa yang dimiliki Natasha, sampai ada dalam program ini. Yang aku tahu dia model – cukup terkenal – tentu saja dengan berani berpose atau menjadi model produk dewasa. Dia adalah salah satu teman tapi mesra yang pernah denganku. Bisa juga dikatakan friend with benefit.

“Okey, cukup.”

Terdengar tepukan tangan dan suara cempreng gadis bar-bar.

“Terima kasih kerjasamanya hari ini. Energi boleh anjlok tapi rating tetap melonjak. Sampai jumpa di episode lain dan acara lainnya.” Gadis bernama Ajeng meneriakan kata semangat mungkin juga quote yang terdengar aneh.

“Gentala.”

Ternyata Natasha melihatku juga bahkan dia menghampiriku. Fabian dan Ajeng pun menatap ke arahku, Fabian juga mendekat.

“Kamu di sini?”

“Hm.”

Alih-alih menatapnya aku malah menatap sekeliling. Gadis bar-bar itu ternyata akrab dan dekat dengan semua orang. Dia menyapa hampir semua kru yang ada di studio.

“Gentala, kamu sedang apa di sini? Jangan bilang kalau kamu kasih kejutan.” Natasha memeluk lenganku dan ucapannya barusan membuat aku ingin memaki. Untuk apa aku berikan kejutan, kalaupun iya bukan dengan kedatanganku tapi dengan bom molotov mungkin.

“Pak Gentala GM kami yang baru.” Fabian menjawab pertanyaan Natasha.

“Owh iya, wah kebetulan sekali. Sekarang aku banyak job di Jakarta, sepertinya kita akan sering bertemu.”

Dia mengeratkan pelukannya, bahkan dadanya semakin menempel di lenganku. Bergairah? Tidak, muak iya.

“Fabian, pria yang aku maksud tadi ya dia.” Natasha menunjukku, entah apa yang dibicarakan sebelumnya dengan Fabian.

Sepertinya kedua orang ini bisa menjadi pasangan yang cocok dan fenomenal. Fabian, buaya pria dan Natasha buaya wanita.

“Ah, begitukah?” tanya Fabian dengan senyum mencurigakan.

Eh, kenapa Fabian menarik si gadis bar-bar.

“Nah, dia perempuan yang aku sampaikan tadi,” ujar Fabian pada Natasha sambil merangkul si gadis bar-bar.  

Sama seperti aku yang tidak mengerti maksud Natasha, gadis bar-bar juga memasang muka heran dan polos mendengar ucapan Fabian.

“Cantik loh, kamu bukan pedo fil ‘kan? Dia seperti masih ABG,” ujar Natasha lagi.

“Maaf ini sedang bicarakan apa ya, kenapa juga saya dilibatkan? Sepertinya saya tidak satu frekuensi dengan kalian deh.” si gadis bar-bar bicara sambil mengernyitkan dahinya dan menghalau tangan Fabian.

Dia pikir frekuensi dia seperti, aku juga enggan satu frekuensi dengan dia. Aku menyingkirkan tangan Natasha dari lenganku, lebih baik aku mengunjungi studio lainnya daripada terjebak di sini dengan para buaya dan gadis bar-bar.

“Gentala, kamu mau ke mana?” Natasha bertanya sambil menghampiriku.

“AKu sedang bekerja dan memastikan kalau perusahaan ini memang menghasilkan keuntungan.”

“Kita makan malam ya, aku bisa atur ulang jadwalku setelah ini.” Buaya kembali menebar umpan. “Masa kamu nggak kangen aku, kali ini kamu akan puas dari biasanya deh.”

Ini nih, yang buat aku enggan menjadikan Natasha kekasih. Dia jualan dan bisa dipastikan bukan hanya aku yang ditawari dagangannya.

“Aku sibuk,  coba kamu tawarkan pada Fabian usulan tadi. Mungkin saja dia mau,” ujarku lalu berlalu dengan gaya andalan tangan berada di kantong celana.

 

Diajeng Sekar Ayu

Aku meninggalkan studio, apalagi dengan situasi absurd tadi. Di mana aku berada diantara Om mesum, kampret dan bintang tamu nggak jelas.

“Babe, kita jadi nonton ya.” Si kampret Fabian kembali merangkul pundakku dan berjalan mensejajari langkahku.

“Cie, Ajeng.”

Salah satu kru yang lewat mendengar ajakan Fabian malah mengejekku, aku membalasnya dengan menunjukan kepalan tangan ke arahnya.

“Kali-kali ajak kita-kita juga dong Pak.”

Kru lainnya ikut mengejek. Aku mempercepat langkahku, karena tidak ingin semakin larut dalam rayuan Fabian sang playboy. Penolakanku akan membuat Fabian memberikan rayuan semakin banyak seperti bunga pinjol yang tidak dibayar.

“Babe … come on, masa aku ditolak lagi.”

Setelah drama tadi, akhirnya Fabian bisa kembali profesional karena sudah ada Bu Ita menunggu kami dengan bersedekap dan membuat bagian depan tubuhnya semakin jelas seakan menyembul. Fabian sempat tersenyum kemudian menunduk dan menggaruk alisnya.

“Eh Bu Ita, cari siapa Bu?” tanyaku padahal jelas wanita bertubuh subur itu sedang menunggu kedatanganku dan Fabian.

“Cari Lee Min Ho,” jawab Bu Ita masih solid dengan tampang judesnya.

“Hehe, Lee Min Ho adanya di sebelah Bu. Di sini adanya playboy cap obat nyamuk,” ujarku sambil menunjuk Fabian.

Fabian berdecak dan menarik tanganku agar duduk di sampingnya.

“Ada apa Ibu Ita sampai harus bersusah payah menemui kami di sini?” tanya Fabian sok puitis ditambah bonus senyuman manis andalan pria itu. Ternyata berhasil membuat Ibu Ita tersipu dan tersenyum simpul.

“Pak Fabian ini memang paling bisa menenangkan hati orang ya, ini loh Pak Fabian dan kamu Ajeng.” Konyolnya ketika menyebut namaku, Bu Ita melirik dan tersenyum sinis berbeda sekali saat bicara dengan Fabian dengan wajah malu-malu meong.

“Pak GM kita yang baru minta kalian buat konsep acara yang baru ‘kan dan saya diminta yang bertanggung jawab untuk keuangannya. Jadi, besok kita harus diskusi ya untuk program baru itu termasuk anggarannya.”

“Oh itu, tidak usah khawatir. Sebisa mungkin kami tidak akan menyusahkan tugas Bu Ita,” ujar Fabian lagi ditambah kedipan mata membuat Bu Ita terkekeh sambil menutup mulutnya.

“Memang Pak Fabian ini paling baik dan tampan se – Go TV.”

Aku melihat interaksi kedua insan ini hanya bisa berekspresi seakan ingin muntah. “Oeeek.” 

1
Yusuf Alabror
/Curse//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Dewi Sri
cerita yg bagus kayak beneran kehidupan sehari hari
Ratri Gustanti
Luar biasa
Sintia Dewi
ngapain jg ayahnya ajeng sampek nyuruh2 gentala nengok cucunya yg udh pulang aneh bgt keluarga si ajeng ini
Mei Prw
luar biasa
ariyatti
udah kepededean aja dikira diajakin pulang bareng taunya urusan ganti rugi mobil yg lecet /Facepalm//Facepalm/
momo2
bagus tau ceritanya
Rose 19
wkwkwk pintunya tang harus kebuk sempurna Gen.
Rose 19
posesif banget kakang prabu.
Rose 19
kepedean amat loe bu.
Rose 19
mulai konflik rumah tangga.
Norah Haderan
suka gaya bahasanya dan ceritanya ringan....asik dan lucu/Smile/
Rose 19
Genta sok suci Ternyata player jga.
Rose 19
❤❤❤❤
Rose 19
🤣🤣🤣kirain Ajeng mau nolak, eh ternyata mau juga di kasih gratisan plus 2jt.
Rose 19
pergi aja Ajeng dari pada punya keluarga kaya gitu.
Rose 19
👍👍👍
poltak raja sinaga
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
poltak raja sinaga
wkkkkk.. senang baca cerita ini. semoga menarik sampai selesai ya
poltak raja sinaga
wkkkkkk.. ngemes aku .hati2 pak gentala ntar bucin loh sama ajeng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!