kisah gadis bernama Ayana yang harus rela disebut seorang pelakor karena menikah dengan sahabatnya sendiri disaat sang sahabat masih memiliki seorang istri yang bernama Alena.
Ayana Ghaniyah dan Abimanyu Pradipta terpaksa menikahan dadakan disebuah rumah sakit karena papah dari abimanyu terkena serangan jantung dan itu merupakan permintaan terakhir sang ayah sebelum akhirnya meninggal
sementara ayana terpaksa menerima permintaan terakhir dari ayah sahabat nya itu untuk dinikahi putra nya untuk balas budi karena telah menolong keluarganya sewaktu dalam masa masa sulit
bagaimana kah kisah ayana dalam menjalani rumah tangga dengan sahabatnya sendiri??mampukah ayana menjalani hari harinya sebagai seorang pelakor??dan bisakah ayana meluluhkan hati bima yang begitu mencintai alena??
yuu ikuti terus kisah nya yuu...
jangan lupa like dan ❤ nya ya...
🌸 Happy Reading...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemakaman
Selama pemakaman berlangsung tak sedikit pun alena membiarkan bima pergi dari sisinya bahkan untuk sekedar memapah mamah risma yang begitu lemah pun alena tidak memberikan nya ijin
alena terus memegang erat tangan bima dan tak melepaskan nya sedikit pun,untung saja masih ada bang andir yang selalu ada disamping mamah
oh iya kini aku pun memanggil kak andir dengan sebutan abang,bang andir bilang 'karena sudah menjadi keluarga jadi lebih baik panggil abang saja biar lebih akrab dan lebih nyaman' begitu katanya
dan tidak ada alasan untuk aku menolak permintaan nya toh memang kini aku adalah adik ipar nya juga
*
*
Pemakaman papah wahyu pun berjalan dengan lancar namun mamah risma seperti enggan meninggalkan gundukan tanah yang telah dipenuhi taburan bunga itu
tak ada lagi tangis dan air mata diwajahnya hanya saja kini tatapan nya terasa kosong
"mah ayo kita pulang ini sudah sore dan sebentar lagi langit akan menggelap"ucap ku membujuk mamah risma untuk beranjak dari sana karena semua yang mengantar kepemakaman sudah meninggalkan tempat dan kini hanya kami saja yang tertinggal
"bim ayo kita pulang aku cape"ucap alena bergelayut manja dilengan sang suami meminta nya untuk pulang dan itu tak lepas dari pendengaran mamah risma dan juga aku yang ada disana
"bawa pulang istri kamu bim dan jangan pernah bawa dia lagi kehadapan mamah,apapun yang terjadi kalau kamu mau pernikahan kalian berlanjut jauhkan dia dari mamah dan rumah utama"ucap mamah dengan nada ketus dan juga dingin
dan sontak itu membuat bima dan juga alena membolakan matanya,jujur aku juga ikut kaget saat mendengar ucapan mamah risma namun aku rasa mamah risma pasti punya alasana kenapa tiba tiba dia sangat membenci menantu pertama nya itu
aku menggenggam tangan mamah risma untuk sedikit memberi ketenangan agar mamah risma tidak mengeluarkan lagi emosinya karena bima membawa alena kerumah utama dan ternyata mamah risma cukup peka dan tahu maksud aku menggenggam tangan nya sehingga beliau tidak melanjutkan amarahnya
"ayo na kita juga pulang,mamah yakin kamu juga sudah lelah"akhirnya mamah risma pun beranjak dari tempatnya setelah merasa kesal dengan kehadiran menantu yang sangat dia benci
"ayo kak kita pulang,mamah juga sudah mau pulang"dengan memberanikan diri menepuk pundak bang andri yang masih sibuk menerima panggilan telpon yang entah dari siapa saja karena setelah acara pemakan selesai bang andri benar benar sibuk dengan ponselnya
"iya baiklah,tapi sebentar ya"pinta nya untuk menunggu sebentar karena bang andri harus mengakhiri sambungan telpon nya dan menyelesaikan pembicaraan yang tengah mereka lakukan
"mamah mana?"tanya bang andir begitu selesai dan mematikan ponselnya
"mamah sudah menunggu dimobil"
"kalau bima?"
"mas bima sudah pulang bersama dengan alena karena mamah mengusirnya"
"oh,ya sudah ayo kita lebih baik kita juga pulangv hari sudah sore kita juga masih harus menyiapkan untuk tahlilan nanti malam"
"iya bang,ayo"
entah reflek atau apa tiba tiba bang andri menggandenga tanganku begitu erat seolah olah tidak takit terlepas
sementara aku yang syok mendapat perlakuan yang manis itu hanya bisa mengikuti langkah bang andri tanpa ada niat untuk melepas genggaman tangan nya.
manis sekali,seandainya yang melakukan itu adalah bima suamiku mungkin aku akan menjadikan hari pemakaman ini menjadi hari yang paling bahagia,bukan bahagia karena kepergian papah wahyu namun bahagia mendapat perlakuan manis dari suami sendiri
namun angan tinggalah angan,sunggu tidak mungkin untuk meraihnya yang telah menjauh disana,walaupun kami telah terikat hubungan yang resmi namun apalah daya kala cinta tak berpihak padaku.
aku pun hanya bisa memangdang punggung suamiku yang perlahan tapi pasti pergi menghilang dibalik mobil yang dia pakai
"bahkan untuk melirik ku pun kamu tak melakukan nya mas"gumam ku saat melihat mobil yang bima pakai mulai menjauh meninggalkan pemakaman.
*
*
🌸🌸🌸🌸🌸