NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan Menerima Perjodohan

Sudah dua hari, Anggita tidak pulang ke rumah. Dia menginap di Kafenya. Untung saja, di Kafe itu ada beberapa pakaian dan perlengkapan lainnya yang disediakan oleh Anggita sehingga tidak perlu pulang ke rumah untuk mengambil baju atau yang lainnya.

Selama dua hari itu juga, Anggita merasakan mual yang hebat setiap pagi. Dia bisa bangkit dari tempat tidur setelah dia atas jam 7. Beruntung, dirinya mempunyai sahabat seperti Nia yang sangat pengertian. Wanita itu menyediakan sarapan pagi untuk Anggita.

"Gita, jangan jangan kamu hamil," kata Nia kencang sambil meletakkan baki berisi sarapan sahabatnya. Anggita tidak menjawab, dia masih sibuk mengeluarkan isi perutnya yang ternyata sudah kosong.

Anggita keluar dari kamar mandi. Anggita kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. Walau perutnya sudah merasa lega, tapi tidak dengan kepalanya yang masih terasa pening.

"Sarapan dulu Gita. Kalau tidak membaik, sebaiknya kamu periksa ke dokter. Melihat gejala yang kamu alami aku sangat yakin kamu sedang hamil."

Anggita hanya tersenyum mendengar perkataan Nia. Tebakan sahabatnya itu sangat benar. Tapi untuk saat ini, Anggita masih merahasiakan kehamilan dan tidak berniat untuk memberitahukan kepada Nia. Pernikahannya tidak dalam keadaan baik. Jadi Anggita berpikir jika siapapun tidak boleh mengetahuinya kehamilannya.

"Nia, aku hanya kelelahan dan masuk angin. Ke dokter hanya untuk membuang uang," jawab Anggita beralasan.

"Terserah kamu saja Gita. Sebenarnya aku sangat berharap kamu hamil. Kata orang tua jaman dahulu. Anak bisa mempererat hubungan suami istri. Aku ingin kamu bahagia dalam pernikahanmu. Apalagi keluarga besar Suamimu. Mereka pasti sudah berharap banyak akan pernikahan kalian."

Lagi lagi, Anggita hanya tersenyum. Nia memang sahabat terbaiknya. Wanita itu terlihat tulus di setiap perkataannya.

"Semoga saja," kata Anggita singkat. Hatinya kembali optimis setelah mendengar perkataan Nia. Mungkinkah, Evan akan mempertahankan rumah tangga mereka jika mengetahui dirinya hamil.

Pertanyaan itu terus muncul di pikiran Anggita. Jika karena anak, rumah tangga mereka bisa dipertahankan dan kini dirinya hamil. Hingga terbersit di pikirannya untuk memberitahukan kehamilan itu kepada Evan secepat mungkin.

Tapi kemudian, hati Anggita diselimuti mendung. Alangkah menyakitkan bagi dirinyanya rumah tangga bertahan karena anak bukan karena cinta. Itu sama saja hidupnya masih dalam lingkaran penderitaan. Cinta tidak berpihak kepadanya. Dan itu pasti akan berakibat juga kepada kebahagiaan anaknya kelak.

Anggita berada dalam kebimbangan. Antara memberitahukan kehamilannya dan menyerah dalam perceraian mereka.

"Jangan melamun. Sarapannya dimakan."

Anggita tersentak dari lamunannya dan memandangi sarapan itu. Dalam keadaan seperti ini, seharusnya Evan lah yang perhatian kepada dirinya. Tapi walau tidak ada perhatian dari Evan. Anggita masih bersyukur mempunyai sahabat baik seperti Nia.

Setelah bersusah payah menghabiskan sarapan yang disediakan oleh Nia. Anggita keluar dari Kafe. Rencananya dia akan berkunjung ke rumah orangtuanya yang berada di pinggiran kota.

Hanya membutuhkan dua jam dalam perjalanan, Anggita tiba di depan rumahnya. Dia mengetuk pintu rumah dengan dada yang berdebar. Walau kedatangannya di saat jam kerja. Tetap juga, Anggita merasakan ketakutan jika bertemu dengan papa tirinya saat ini.

Apa yang ditakutkan oleh Anggita ternyata menjadi kenyataan. Yang membuka pintu untuknya bukan mamanya melainkan sang papa tiri.

"Anggita, kamu datang nak. Silahkan masuk," sambut Indra ramah. Melihat sifat ramah yang ditunjukkan oleh papa tirinya bisa dipastikan jika mamanya pasti ada di rumah. Anggita sudah mengetahui tabiat papa tirinya. Jika mamanya ada maka Indra akan bersikap sangat baik. Tapi jika tidak ada. Maka Indra akan menunjukkan sifat aslinya.

"Mama," panggil Anggita untuk memastikan jika mamanya ada di dalam rumah. Anggita merasa lega setelah mendengar mamanya menjawab dari dalam kamar.

Ketika Anggita hendak masuk ke dalam rumah. Indra tersenyum dan mengelus lengannya. Secepat kilat, Anggita menepis tangan itu dengan kasar. Inilah hal yang ditakutkan Anggita jika datang ke rumah mamanya. Indra akan mencuri curi waktu untuk bertindak tidak sopan kepada dirinya.

Anggita melangkah cepat menuju kamar mamanya. Ternyata alasan papa tirinya masih di rumah di saat jam kerja seperti ini karena mamanya sedang tidak enak badan.

"Kita bicara di sofa saja ma," kata Anggita.

"Disini saja nak. Mama kurang enak badan," jawab mama Feli jujur.

"Apa dia tidak bekerja?" tanya Anggita. Dia yang dia maksud adalah papa tirinya.

"Hari ini papamu hanya kerja setengah hari nak."

Anggita menarik nafas lega. Kedatangannya ke rumah orangtuanya tidak akan sia sia. Setidaknya Indra sebentar lagi akan pergi bekerja dan dia bisa bercerita bebas dengan mama Feli.

Selama Indra masih di rumah. Anggita tidak beranjak dari tepi ranjang tempat mama Feli berbaring. Dia tidak membiarkan celah sedetik pun kepada Indra untuk bersikap tidak sopan kepadanya.

Waktu yang ditunggu akhirnya tiba. Tepat tengah hari, Indra keluar dari rumah. Anggita juga merasakan keleluasaan di rumah itu. Sebelum bercerita dengan mama Feli. Anggita mengunci pintu rumah terlebih dahulu. Dia takut Indra tiba tiba pulang.

"Ada yang ingin aku bicarakan dengan mama."

Mama adalah tempat berkeluh kesah yang terbaik. Dan itu berlaku untuk Anggita. Menghadapi masalah rumah tangganya, sejujurnya Anggita butuh teman berbagi. Dan Anggita hanya mempercayai mamanya sendiri. Bagi Anggita setulus apapun orang lain kepadanya tapi hanya mama adalah tempat menyimpan rahasia yang paling aman.

"Ma, aku hamil," kata Anggita pelan. Mama Feli yang mendengar perkataan putrinya langsung tersenyum. Melihat senyum itu, hati Anggita teriris. Kabar bahagia ini yang disampaikannya adalah kalimat pembuka untuk menyampaikan keadaan rumah tangganya.

"Selamat putriku. Sebentar lagi aku akan menjadi nenek dan kamu menjadi seorang ibu," kata mama Feli antusias. Rasa sakit yang ada di kepalanya seakan hilang setelah mendengar kabar bahagia itu. Segala ucapan syukur dan doa terucap dari bibirnya.

"Mama senang aku hamil?" tanya Anggita. Seharusnya dia tidak perlu bertanya hal itu karena sudah jelas mama Feli sangat bahagia mendengar kehamilannya. Tapi, Anggita seakan tidak mempunyai perbendaharaan kata kata untuk mengungkapkan masalah yang sebenarnya ingin dia sampaikan.

"Mama sangat bahagia. Lihatlah sakit kepalaku hilang hanya mendengar kabar bahagia ini. Aku rasa bukan hanya aku, kedua mertuamu dan seluruh keluarga besar suamimu pasti bahagia. Apa mereka sudah mengetahui kehamilan kamu ini?.

"Belum ma."

"Kenapa nak?. Seharusnya suami dan keluarga besarnya yang harus terlebih dahulu mengetahui kehamilan kamu ini."

"Karena aku dan mas Evan akan bercerai," kata Anggita pelan. Ketika mengatakan itu, Anggita kembali merasakan hatinya hancur berkeping-keping.

Rona bahagia yang tadi terlihat di wajah mama Feli hilang seketika berganti dengan wajah yang terkejut. Anggita menatap wajah mamanya dengan sedih. Memberitahukan permasalahan rumah tangga kepada mamanya bukan hal yang tiba tiba. Selama dua hari ini, Anggita sudah memikirkan matang matang untuk berbicara dengan mamanya menyangkut rumah tangganya.

"Apa yang menyebabkan kalian bercerai. Apa suamimu berselingkuh atau kamu yang berselingkuh?.

Anggita menggelengkan kepalanya. Satu tahun menjalani pernikahan, dia tidak pernah melihat hal mencurigakan atau melihat Evan berselingkuh.

"Lalu apa?. Apa kamu tidak bisa menjadi istri yang baik untuk suamimu selama ini?" tanya mama Feli lagi. Anggita kembali menggelengkan kepalanya.

"Sebelum menikah kami sudah membuat perjanjian ma. Kami menikah selama kakek Martin masih hidup. Dokter sudah memvonis umur kakek Martin tidak berumur lama lagi."

"Pernikahan macam apa itu?" tanya mama Feli marah.

"Sebenarnya pernikahan kami karena keinginan kakek Martin. Kakek Martin menjodohkan aku dengan mas Evan," kata Anggita mulai membuka rahasia awal terjadinya pernikahan dirinya dengan Evan.

Mama Feli semakin terkejut mendengar perkataan Anggita. Dia tidak mengetahui perjodohan itu sama sekali. Ketika Anggita meminta ijin untuk menikah dia mengatakan jika Evan adalah kekasihnya. Dan acara lamaran hingga pernikahan tidak terdapat kejanggalan jika mereka bukan kekasih.

"Apa alasanmu melakukan ini semua Anggita. Mengapa kamu tega membohongi mama seperti ini."

Anggita mulai terisak mendengar pertanyaan Mamanya. Bayang bayang perlakuan papa tirinya terlintas di kepalanya. Jika dia menceritakannya kepada mama Feli tentu saja mamanya pasti merasa hancur.

"Katakan nak, apa alasan kamu bertindak sejauh itu tanpa membicarakan dengan mama," kata mama Feli membujuk Anggita yang masih terisak.

"Aku hanya ingin mempunyai alasan yang tepat untuk keluar dari rumah ini ma. Aku mencari perlindungan yang aman. Berkali kali papa berusaha ingin memperkosa aku."

1
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
Trisna
Nia mau jadi sugar baby nya om Rendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!