NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Om Duda

Mengejar Cinta Om Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: DeNura

Harap bijak dalam membaca... ada beberapa adegan dewasa (21+)

Meylani Putri (18 th), gadis bar bar yang jatuh cinta pada sosok Om duda tampan bernama David Lander. Yang tak lain adalah Ayah dari sahabatnya sendiri. Mungkinkan gadis yang kerap di sapa Mey itu mendapatkan cinta sang Om duda? Sedangkan David sendiri sangat anti dengan wanita bar bar dan ceplas ceplos seperti May.

Yuk simak kisah selengkapnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeNura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Keesokan pagi, David benar-benar mengirim salah satu anak buahnya untuk menjemput Mey.

"Bisa saya bantu, Non?" Tawar lelaki paruh baya dengan stelan formal itu saat melihat Mey kesulitan berjalan. Mey menoleh dan tersenyum begitu manis.

"Gak perlu, Paman. Mey bisa jalan sendiri. Besok juga kakinya baikan. Oh iya, Om duda udah berangkat ke kantor ya?"

Lelaki paruh baya itu mengernyit bingung. "Om duda? Maksud Non, Sir. Lander ya?"

"Iya, emang siapa lagi, Paman?"

"Setiap jam enam pagi Sir. Lander sudah berangkat ke kantornya. Dan pulang larut malam."

"Larut malam? Setiap hari seperti itu?" Tanya Mey penasaran.

"Ya, Nona."

Lelaki paruh baya itu membantu Mey masuk ke dalam mobil. Kemudian ia pun memutari mobil dan ikut masuk ke dalamnya.

"Ah iya, siapa nama Paman? Sejak tadi kita mengobrol, tapi tidak tahu nama." Tanya Mey saat mobil yang mereka kendarai telah melaju dan membelah jalanan kota.

"Panggil saja Paman Sam."

"Ok, Paman Sam. Kita lanjutkan obrolan tadi, tentang Sir. Landermu itu. Apa kebiasaan dia saat di rumah?"

Paman Sam melirik Mey penuh curiga. "Maaf, Nona. Saya tidak bisa membahas masalah pribadi atasan saya."

"Oh... ayolah, Paman. Perjalanan kita menghabiskan waktu tiga puluh menit. Kita bisa bercerita panjang lebar. Ceritakan tentang Sir. Landermu. Ayolah Paman." Rengek Mey berusaha membujuk Paman Sam.

"Mey tahu Paman sudah bekerja cukup lama dengan Om David. Pasti Paman juga tahu dong kebiasaan Om David gimana?" Bujuk Mey dengan senyuman mautnya.

Paman Sam tersenyum geli. Baru kali ini ada seorang gadis yang berani menanyakan hal pribadi atasannya.

Sepertinya gadis ini memiliki hubungan tidak biasa dengan Sir. Lander. Buktinya Sir menyuruhku untuk mengantarnya pulang. Tapi aku tak bisa membicarakan hal pribadinya meski gadis ini kekasihnya sekali pun. Batin Paman Sam.

"Kalau Non penasaran, Non langsung tanya aja sama Tuan."

"Ck, Paman payah." Kesal Mey karena tak mendapat jawaban. Paman Sam cuma bisa menggeleng kala melihat tingkah lucu Mey. Tidak terbayang jika gadis itu benar-bener menjadi Nyonya besar. Mungkin rumah itu akan berubah menjadi sebuah opera.

Setelah itu, tidak ada lagi perbincangan di antara mereka sampai mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan rumah Mey.

"Makasih, Paman. Sampai jumpa lagi." Ucap Mey turun dari mobil. Paman Sam hanya tersenyum dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Mey.

Mey berjalan tertatih menuju rumahnya. Lalu menatap pintu rumah yang masih tertutup. Karena ini masih terbilang pagi. Ia menarik napas dalam-dalam, dan membuangnya perlahan. Mey meraih gagang pintu dan membukanya perlahan. Namun ia tersentak kaget karena Melda sudah berdiri di depan pintu dengan tatapan menusuk.

"Ck, bikin kaget aja." Kesal Mey melanjutkan langkahnya. Namun dengan gerak cepat Melda mencekal lengan Mey yang terluka.

"Awh... sakit sakit." Ringis Mey melepaskan tangan Melda dari lengannya. Ia meniup lengannya yang masih memerah. Untung saja tangannya tak melepuh karena cepat di obati. Hanya saja rasa perih itu masih melekat.

Melda sama sekali tak peduli dengan rasa sakit yang Mey rasakan.

"Dari mana saja kamu? Kenapa Bos Herman bisa masuk penjara?" Kesal Melda mencengkram bahu Mey. Namun dengan kasar Mey menepisnya.

"Kenapa? Kamu takut gak punya atm berjalan lagi? Siapa suruh macam-macam sama gw. Sekarang nikmati aja dinginnya lantai jeruji besi. Udah untung gw gak laporin lo ke polisi juga. Gw tahu ini semua rencana jahat lo kan biar gw nikah sama tua bangka itu? Jangan lupa, keberuntungan selalu ada di sisi gw." Kecam Mey mulai muak dengan kejahatan Melda. Ia berjalan pelan menuju kamarnya, meninggalkan Melda yang masih menahan emosinya.

"Mey! Jangan kamu pikir saya tidak tahu kamu pergi dengan Om-om malam tadi? Di bayar berapa kamu?" Teriak Melda yang berhasil menahan langkah Mey.

Bapak Mey yang mendengar keributan pun keluar dari kamarnya. Kebetulan kamar Mey dan Bapaknya bersebelahan. Mey menatap Bapaknya yang juga sedang melihat ke arahnya.

"Mey, kenapa dengan wajah kamu? Lengan kamu juga." Tanya Pak Mudi menghampiri putrinya.

Mey tersenyum manis. "Tadi malam Mey jatuh, Pak. Tapi untung ada Tasya, jadi tadi malem Mey nginep di tempat Tasya."

"Bapak tahu, malam tadi pengawal Tasya datang ke sini."

"Dia bohong, Mas! Malam tadi dia pergi sama Om-om. Gimana ceritanya anak gadis pergi sama pria asing malam-malam. Nikahin aja cewek gak bener ini, bikin malu keluarga aja."

"Diam!" Teriak Bapak Mey yang berhasil membuat Mey dan Melda terkejut. Untuk pertama kalinya Pak Mudi berteriak kencang. "Jaga mulut kamu, Melda. Sudah cukup kamu menyusahkan Mey setiap hari. Kamu pikir saya tidak tahu semua hutang ratusan juta itu huh? Kamu keterlaluan, Melda."

"Mas! Aku pinjam uang itu buat obat kamu. Kamu malah...."

"Bacot lo! Sejak kapan lo pinjam duit buat berobat Bapak? Selama ini lo makan aja pake duit gw. Bahkan lo tanpa malunya minta duit gw. Gak ada otak emang lo." Bentak Mey dengan amarah yang memuncak.

Melda yang mendengar itu juga sangat emosi dan hendak melayangkan tamparan di wajah Mey. Namun dengan sigap di tahan oleh suaminya. Pak Mudi menepis tangan istrinya dengan kasar.

"Jangan pernah berani memukul putriku, sudah cukup selama ini kamu membuat kami sulit. Selama ini aku diam, karena kasihan sama kamu yang tidak punya keluarga dan tempat tinggal. Tapi kelakuan kamu semakin ke sini semakin tidak tahu malu. Mulai detik ini, aku ceraikan kamu talak tiga, Melda." Hardik Pak Mudi dengan kilatan amarah di matanya. Mey lagi-lagi terkejut dengan ucapan Bapaknya. Bukan hanya Mey, Melda juga terkejut bukan main.

"Mas, aku gak mau cerai sama kamu. Aku minta maaf, aku janji gak akan nyakitin Mey." Mohon Melda menyentuh lengan Pak Mudi.

"Sudah ratusan kali kamu berjanji, tapi satu pun gak ada yang kamu tepati. Bahkan dengan beraninya kamu menjadikan Mey sebagai jaminan hutang. Wanita macam apa kamu ini?"

"Aku melakukan itu untuk kebahagiaan Mey, Mas. Supaya hidup dia enak dan gak kesulitan seperti kita." Alibi Melda mencoba untuk membujuk suaminya.

"Pergi dari sini! Saya sudah ceraikan kamu." Hardik Pak Mudi menepis tangan Melda dengan kasar.

Melda langsung melayangkan tatapan tajam pada Mey. "Baik, aku akan pergi dari sini. Tapi kalian harus tahu, rumah ini bukan milik kalian lagi. Karena aku sudah menjualnya. Rumah ini sudah menjadi jaminan semua hutang-hutangku. Termasuk kamu, Mey. Aku pastikan dalam satu bulan ini kamu akan jadi istri Bos Herman. Dan aku akan mendapat bonus." Tawa Melda pun meledak satu rumah. Membuat Pak Mudi dan Mey terkejut.

"Saiko lo!" Hardik Mey memeluk Bapaknya.

"Pergi, Melda." Hardik Pak Mudi memalingkan wajahnya dari sang mantan istri.

"Akan aku pastikan hidup kalian menderita." Ancam Melda yang langsung bergegas pergi dari rumah itu.

"Bapak gak perlu takut, ada Mey di sini. Kalau pun kita harus pergi dari sini. Mey akan cari kontrakan buat kita. Mey bisa pinjam uang sama Buk Neny." Ujar Mey mengeratkan pelukannya pada sang Bapak.

"Bapak minta maaf, Mey. Gara-gara Bapak kamu menderita seperti ini."

Mey melerai pelukannya, menatap sang Bapak penuh kasih sayang. "Bapak jangan ngomong gitu. Mey gak pernah merasa hidup Mey menderita. Jangan ngomong gitu lagi ya? Mey kan jadi sedih."

"Mey, kamu sangat mirip dengan mendiang Ibumu. Dia sangat sabar dan pengertian seperti kamu. Bapak beruntung punya kalian."

"Bapak lupa ya? Kalau Mey ini anak Bapak sama Ibu, sudah pasti Mey mirip sama Ibu." Ujar Mey kembali memeluk Bapaknya.

Ibu Mey meninggal delapan belas tahun yang lalu saat melahirkannya. Beliau mengalami pendarahan hebat dan nyawanya tak tertolong. Selama itu pula Pak Mudi merawat Mey seorang diri. Sampai gadis itu tumbuh besar menjadi anak pemberani.

"Mey janji, setelah lulus sekolah. Mey bakal cari kerja, terus beli rumah bagus buat Bapak."

"Bapak percaya sama kamu, Mey." Ucap Pak Mudi mengecup kening putrinya.

"Udah ah jangan sedih-sedihan lagi. Sumber penderitaan kita udah pergi juga. Bapak udah makan?"

Pak Mudi pun menggeleng pelan. "Bapak cuma mau tahu alasan apa sampai kamu luka-luka gini, Mey?" Tanya Pak Mudi mengelus pipi Mey yang sedikit bengkak dan membiru.

"Kita sarapan dulu ya? Tar Mey ceritain semuanya. Mey masak nasi goreng dulu. Bapak duduk aja di sini." Kata Mey sembari membantu Bapaknya duduk di kursi kayu yang tampak usang. Kemudian Mey pun beranjak menuju dapur.

***

Keesokan hari, Mey nekad untuk pergi ke sekolah meski keadaannya belum pulih. Kakinya juga masih bengkak dan lumayan sakit untuk digerakan. Namun bukan Mey namanya kalau ia tak nekad.

"Kenapa lo, Mey? Habis berantem ya?" Ledek salah satu temannya saat melihat kondisi Mey.

"Si Mey mah bukan berantem, tapi main culik-culikan." Imbuh teman yang lainnya.

Mey yang mendengar itu tertawa renyah. "Kalian emang paling tahu apa yang gw alamin. Makasih ya atas perhatian kalian." Ucap Mey berlalu pergi meninggalkan teman-temannya yang terlihat kesal.

"Meylani Putri!"

Mey tersentak kaget saat seseorang memanggil nama lengkapnya dengan suara nyaring. Siapa lagi pemilik suara cempreng itu kalau bukan Tasya. Gadis berambut coklat itu sedikit berlari menghampiri Mey.

"Eh Emak tiri! Siapa yang suruh lo datang ke sekolah huh? Gw udah minta izin sama kepsek, kalau lo izin seminggu sampe kaki lo sembuh." Omel Tasya geram dengan sifat nekad sahabatnya itu.

"Ck, lebay lo, Sya. Gw cuma terkilir doang juga. Lagian minggu depan kita udah libur buat TO. Kalau sekarang gw libur, tar banyak pelajaran yang tinggal." Protes Mey.

"Kepala batu emang lo, Mey. Terus lo tadi jalan kaki dengan kaki pincang lo?"

"Kagak lah, tadi gw naik ojek." Jawab Mey.

"Gw kira lo jalan kaki, gila aja. Mulai besok gw bakal suruh Bokap antar jemput lo. Sekalian pdkt ya kan?" Ujar Tasya yang berhasil membuat Mey kaget.

"Gak perlu, Bokap lo itu orang sibuk. Masak iya harus antar jemput gw yang notabennya siswa melarat." Sanggah Mey ngasal.

"Mulut lo itu, Mey. Pengen gw tabok. Pokoknya gak ada penolakan, besok pagi Bokap gw bakal antar jemput lo sekolah. Lo harus bisa mikat hati Bokap gw, soalnya dia agak pilih-pilih. Tapi gw rasa lo bisa mikat hati seorang Sir. Lander. Selamat berjuang calon Emak tiri." Ujar Tasya yang tak mahu tahu tentang penolakan Mey.

"Kenapa sih lo pengen banget jadiin gw emak tiri lo? Gak cocok tahu gak? Kalian bule, sedangkan gw buluk bukan bule."

Tasya terkekeh geli mendengar ucapan Mey. "Untuk jadi Nyonya Lander itu gak perlu harus cantik. Yang penting hatinya tulus. Kayak hati lo, Mey. Gw tahu hati lo tulus banget. Kalau masalah penampilan, bisa berubah seiring waktu. Gw bakal bantu lo sampe jadi bidadari. Sampe Bokap gw gak bisa berpaling dari lo."

"Gw rasa lo emang cantik, cuma kondisi lo aja yang buat lo jadi burik gini. Lo jarang perawatan karena sibuk sekolah sama kerja. Lo itu ibarat berlian yang tertutup lumpur." Jelas Tasya panjang lebar. Sampai-sampai mereka tak sadar sudah sampai di depan kelas.

"Au ah, gak ngerti gw bahasa lo." Mey pun masuk ke dalam kelas dan duduk di tempat biasa. Tasya yang melihat itu hanya menghela napas kasar.

Akan gw pastikan lo jadi Nyonya Lander beneran, Mey. Cuma lo yang pantas buat Daddy dan jadi Nyokap gw.

1
Emi Hartati
sangat bagus
Yulia
cerita nya keren menguras emosi,sampe tidur malam karena ngejar biar cepat selesai bacanya👍👍👍
Yulia
Mksh othor ceritanya bagus,,bikin aku senyum dan nangis,,the best pokonya,,,novelnya d promosiin Thor biar tambah banyak yg baca ,,,sayang novelmu bagus tapi yg baca blm banyak,,sekali lagi makasih dan semangat berkarya 👍👍😘🔥💪💪
Julia Juliawati
bagus ceritanya Thor. jgn kecil hati Thor klo ada yg blg mirip krn semua novel yg aq bc hmpr mirip semua tp kami bc krn km suka ceritanya
Julia Juliawati
kasihan sm alex
Julia Juliawati
suka cerita yg peran wanitanya bar bar kuat g bisa di tindas
Chris Antono
Luar biasa
panty sari
sebel sama si David mening mey ama Alex dan tasya ama gibran dan David ama inggrid aja, binih ditanam sembarangan
panty sari
Davit cari maslah aja
panty sari
wah cinta sedarah Nindy dan hendra, tapi selama 5 th David menjadi orang bodoh diporotin emang ga brasa apa yah itu Nindy udah ga perawan lagi main embat aja itu jamur David
xuly_
the real anak tanggung karma bapa
panty sari
parah David sudah sering melakukan dg kekasih gelapnya sungguh menyakitkan hati mey melihat itu semua
xuly_
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
maaf aku baru komen saking asyiknya baca lupa komen,abisnya karyamu bagus kk pengen baca terus👍🤗
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
menarik👍
Isayanti Hernanur
good ceritanya terbaik
Vonny Yuana
bagusss
Iin Nurchayati
Gibran kamu begitu tulus.... kasihan banget. semoga othor ngasih jodoh yg baik yg bener2 kalian saling mencintai
Iin Nurchayati
Thor... biarin Tasya SM gibranlh. kasihan bngt Gibran begitu tulus gak tega gue kalau dia kecewa😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!