NovelToon NovelToon
Tawanan Sang Mafia Kejam

Tawanan Sang Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Winter Zumi

"Kau meminta bantuanku, kan?" Tanya Marco dan wajah Aruna berseri-seri saat Marco mendekat.
"Senangkan aku, dan aku akan menolong mu"
_____________________

“Tapi aku tidak punya uang membalas mu” ucapnya Aruna.
“Aku tidak memintamu membayarku dengan uang” Marco bersandar di meja. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari Aruna.
“Kau bisa membayarku dengan hal lain, selain uang” ucapnya Marco.
"Apa?" Tanya Aruna.
“Jadilah milikku” Aruna tersentak dan matanya membelalak kaget.
____________________

“M-Marco” ucap Aruna terbata-bata.
“Call me Master. Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan memanggilku Master"
_____________________

Aruna Arindita seorang gadis berusia 21 tahun itu, baru saja lepas dari tangan kejamnya sang Ayah, dia diselamatkan oleh Marco Dewata Alaska. Namun siapa sangka jika sang penyelamat nya adalah seorang iblis.

Bahkan satu hal yang baru Marco ketahui, bahwa Aruna adalah teman masa kecilnya, gadis kecil yang paling Marco sayang.

IG: @winterzumi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winter Zumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Bili X David

Terus berjuang di kursinya, David dengan kuat menarik ikatannya seolah tidak ingin dikalahkan oleh pria di depannya, yaitu Bili Martinus.

“Berani sekali kau menunjukkan wajahmu padaku! Aku akan membunuhmu... Aku akan membunuhmu.. dasar brengsek!” Jika saja Adrian tidak mengikatnya di kursi, mungkin saja David akan menghajar Bili hingga babak belur.

Sementara Bili Martinus hanya tertawa mengejek usahanya David yang sia-sia untuk membebaskan dirinya.

“Apakah kau pikir kau benar-benar bisa membunuhku?” Bili memandang David dengan alis terangkat.

“Jika aku jadi kau, aku akan berdoa kepada tuhan untuk menyelamatkanku...” sedangkan David memelototinya.

“Di mana Bella dan Emilia?! Bawa mereka kembali padaku, brengsek!” David berteriak.

“Oh, aku lupa mengirimkan undangan pemakaman bertahun-tahun yang lalu. Bella sudah meninggal. Dan kau tidak bisa menemui orang yang sudah meninggal”.

“Apa?” David bertanya dengan tidak percaya.

‘Bella-ku sudah meninggal?’ Air mata mengalir di pipinya saat Bili terus berbicara. Sedangkan Bili memasang wajah sedih seolah itu menyakiti hatinya.

“Aku butuh waktu bertahun-tahun untuk menerima bahwa dia sudah tiada. Apakah kau ingin tahu bagaimana dia meninggal, David?” Dalam sekejap, ekspresinya David berubah dari sedih menjadi marah. Rahangnya mengatup, dan matanya menyipit, memandang Bili dengan segala kebencian yang ada dalam dirinya.

“Dia gantung diri! Wanita bodoh itu, Bella, memutuskan bunuh diri karena menurutnya, dia lebih baik mati daripada memilih aku! Setiap hari, dia membicarakan mu, David ini, David itu, David akan datang. Padahal aku sudah memperlakukan nya dengan baik, tapi dia tetap memilihmu” karena marah dan kesal, Bili bahkan meninju wajahnya David, membuatnya memar di sisi bibirnya

Tapi tiba-tiba Adrian memanggilnya dan menghentikan nya, “Aku harus pergi. Bastian menungguku di lokasi lain, aku harus berurusan dengan putranya” ucap Adrian memandang David dengan ekspresi puas di wajahnya dan meludah ke lantai.

“Dan kau, tetaplah di sini dan ambil alih orang itu, aku serahkan dia padamu. Lakukan sesukamu” kemudian Bili mengangguk.

Bahkan Adrian juga meninggalkan enam pria bersenjata bersama Bili untuk menjaga kawasan itu, jaga-jaga jika suatu saat ada yang menyelamatkan David.

“Emilia... Dimana putriku? Kembalikan putriku?! Tolong jangan bilang dia sudah mati juga..”

‘Aku tidak tahan dengan ini Tolong, Tuhan, beritahu putriku masih hidup Kumohon... Aku ingin dia masih hidup’

“Putrimu itu bodoh David, dia juga keras kepala... Dan seharusnya kau berterima kasih kepada Tuhan karena aku tidak mencoba membunuhnya. Satu-satunya alasan dia tetap hidup adalah karena dia mirip dengan Bella seolah-olah mereka kembar. Dan seharusnya aku mencicipi tubuhnya David, tapi aku tidak tahan lagi karena dia selalu menangisi Bella di rumahku, jadi aku menjualnya”

“Aku menjualnya pada Adrian tapi bodohnya dia, dia malah melarikan diri! Jika dia tidak melarikan diri dari Adrian, dia mungkin akan hidup dengan baik sekarang. Dan gara-gara putri bodoh mu itu, sekarang Adrian memperlakukanku sebagai salah satu pengikutnya... Bukan rekan bisnis. Aku akan membunuhnya jika aku menemukannya” cibir Bili sambil matanya berkobar karena marah. Memikirkan putri David membuat darahnya mendidih.

“Kau apa?! Kau menjualnya? Bawa dia kembali, brengsek!” David berjuang untuk mendapatkan kebebasan. Ingin sekali ia membalas dendam pada Bili, namun kemudian ia terhenti saat sadar ia masih terikat dan kapan saja, orang di hadapannya ini bisa saja membunuhnya.

‘Putriku yang malang.. Aku ingin tahu di mana dia, tunggu Ayah nak, ayah akan datang mencarimu’ David memandang Bili dengan penuh kebencian.

“Kembalikan putri mu, dan sebagai gantinya kau bisa membawa ku, dan aku akan melupakan segalanya” David merasa sangat putus asa sehingga ia rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mendapatkan putrinya kembali. Pada titik ini, ia tidak peduli lagi dengan statusnya, apa pun ia akan lakukan demi mendapatkan Emilia kembali. Namun Bili hanya tertawa melihat wajahnya David yang seolah sedang lelucon.

“Apa kau tidak dengar apa yang aku katakan? Aku bilang dia sudah pergi... Jal*ng itu kabur, jadi aku tidak tahu dia di mana. Mudah-mudahan dia tertabrak dan mati sekalian!” Bili menyeringai. “

“Dan sialnya, aku belum menemukannya, putri mu itu pandai bersembunyi...” Sambungnya Bili.

‘Tuhan, tolong bantu aku... Jika aku bisa keluar dari sini, aku akan segera mencarinya. Tolong, Tuhan, bantu aku mendapatkan putriku kembali’

“Sekarang kau tahu putrimu masih hidup kan? Aku yakin kau akan berusaha menemukan putrimu segera setelah kau dibebaskan. Tapi sayangnya.....” Bili menyeringai sembari mengambil pisau lipat dari sakunya dan menguji ketajaman pisau di jarinya David, sampai pria itu mendesis.

“Kau tidak akan pernah keluar dari sini...” Bili mengarahkan pisaunya ke atas jantung David ketika tiba-tiba terdengar suara tembakan di luar dan itu menghentikannya.

“Apa itu?” Bili bertanya kepada orang-orang bersenjata di sekitarnya saat mereka saling bertukar pandang.

“Bos” seorang penjaga dari luar bergegas masuk.

“Ada sekelompok pria yang menyerang tempat ini. Apa yang harus kita lakukan?”

“Sial!” Bili menggumamkan kutukan. Tidak mungkin ia ketahuan sedang mencoba menyiksa presiden.

“Kau lindungi aku, aku harus melarikan diri. Kalian semua, urus para Penyusup” Bili memerintahkan semua orang di sekitarnya.

“Kau harus berdoa agar siapa pun orang-orang itu, mereka akan menemukanmu dalam keadaan hidup” kata Bili sambil mencoba menikam David di beberapa tempat, namun presiden tidak mau diam saja. David berusaha menghindar dan menjauh dari pisau itu sebisa mungkin, sehingga Bili hanya menusuk perut dan dadanya sebelum ia memutuskan untuk pergi.

Sementara itu David hanya menggeliat kesakitan dan kesulitan bernapas.

‘Tidak, aku tidak bisa mati... Anak-anakku membutuhkanku... Putriku... Aku masih harus menemukannya’

David berusaha berjuang untuk hidupnya dan berharap seseorang akan datang dan menemukannya secepatnya. Di sekelilingnya, suara tembakan terdengar dari semua sisi gudang. Memberi isyarat akan datangnya orang lain, ia berharap semoga tuhan mengirimkan seseorang membantunya.

‘Aku mungkin sudah mati... Aku bahkan tidak bisa bertahan lama untuk menemukan Emilia..’ Kepalanya berputar ke belakang ketika ia menyadari bahwa ia belum mati.

Bahkan keheningan terjadi, itu berarti orang-orang di luar telah melenyapkan anak buahnya Adrian.

‘Aku harus tetap hidup.. dan harus menyampaikan pesanku kepada seseorang.. untuk menyelamatkan putriku’.

“Presiden ada di sini, Tuan!” Teriak salah satu anak buah Marco seraya mendekat untuk melepaskan ikatannya. David setengah sadar dan bahkan hampir tidak sadar akan sekelilingnya ketika Marco mulai terlihat.

“Marco...” bisiknya.

“Paman.. paman…” David tersenyum padanya.

“Kau akan baik-baik saja” Marco menggendongnya dari kursi dan ke tanah, menekan lukanya agar tidak mengeluarkan darah.

“Syukurlah, kau sudah sampai”

“Diam Paman, simpan tenagamu.. kita akan segera membawamu ke rumah sakit” kemudian Marco memerintahkan anak buahnya untuk menjemput sang presiden namun David menghentikannya.

“Tunggu.. uhuk, uhuk... aku perlu memberitahumu..” napasnya menjadi sesak saat ia mencoba berbicara.

“Emilia.. dia masih hidup” David meraih Marco jas-nya Marco.

“Dia melarikan diri dari Bili” desahnya, dengan tangannya yang semakin lemah.

“Bili... menjualnya ke Adrian.. dia melarikan diri. Temukan dia... Emilia..” bisik David sebelum ia pingsan.

Marco merasa ngeri saat menyadari apa yang baru saja dikatakan pamannya.

‘Mungkinkah Aruna adalah Emilia? Tidak mungkin’ Marco menggelengkan kepalanya sebagai penolakan.

“Paman.. paman.., bangun” Marco memeriksa denyut nadinya dan merasakan David masih hidup.

“Cepat! Bawa dia ke rumah sakit!” Kemudian Anggara datang dengan beberapa anak buahnya Marco dan Marco menginstruksikannya untuk memastikan bahwa mereka secara diam-diam memasukkan presiden ke rumah sakit terdekat, dan tidak ada media yang mengetahuinya.

Mereka akan memindahkannya ke rumah sakit yang lebih besar nanti setelah David keluar dari bahaya. Saat ini, mereka perlu memastikan semua lukanya telah diobati sebelum ia dipindahkan.

“Bagaimana denganmu?” tanya Anggara.

“Aku harus kembali ke tempat persembunyian untuk berganti pakaian” Marco melihat ke arah jas-nya, yang berlumuran darah.

“Aku tidak bisa membiarkan siapa pun melihatku seperti ini”

‘Ditambah lagi, ada hal lain yang perlu aku dapatkan dari Mansion’ Marco berpikir tetapi tidak mengatakannya dengan lantang.

Setelah beberapa menit kemudian, di tengah perjalanan, Marco menelepon Bastian dan memberitahunya tentang keadaan presiden. Dan bukannya Bastian bertemu dengan Adrian di tempat pertemuan yang telah ditentukan, Bastian malah mengirim anak buahnya untuk menangkap Adrian dan membawanya ke penjara bawah tanah. Sedangkan Bastian langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahnya.

Setelah beberapa menit, Marco tiba di tempat persembunyian nya dalam waktu kurang dari separuh waktu yang biasanya ia perlukan untuk sampai ke sana. Dengan hati-hati ia menyelinap ke kamar Aruna dan mengambil sisirnya, mengambil helaian rambut yang terperangkap di sana dan memasukkan nya ke dalam kantong ziplock yang bersih.

Kemudian Marco melepas jasnya dan menaruhnya di atas kasur dan ia berganti pakaian. Setelah itu Marco langsung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

Namun sebelum ke ICU, ia mampir ke laboratorium forensik untuk menyerahkan barang bukti guna memeriksa apakah DNA Aruna cocok dengan Presiden atau tidak.

‘Kuharap Aruna bukan adiknya Bastian’ batin Marco.

1
Mauraa Olshoop
marconya dari awal terlalu lengah sama benalu seperti ana,, jadi ya gini🙄 hancur berantakan
Sakura 💚🤍
pengen banget ini Anna si kasih pelajaran
Sakura 💚🤍
pasti si Anna si ular bulu
aq ngasih bunga mawar 🌹 lagi ya Thor
Yulia Wati
ceritanya bagus,dan menarik untuk dibaca. baru mampir thor
Empi Hungkul
/Good//Good//Good/
Empi Hungkul
pasti st anna nh
Empi Hungkul
nanggung banget cerita nya lgi seru" nya msa gk ada lanjutn nya thorrr..... lanjut dong
Sakura 💚🤍
lanjut ya thor ku sayang
Sakura 💚🤍
bagus banget ceritanya lanjut ya Thor aq penasaran
Sakura 💚🤍
lanjut ya thor
𝕙𝕚𝕜𝕞𝕒𝕙
lanjutkan thorrr💞💞
Benny Citra Lestari
😅😅😅😅😅😅
Sakura 💚🤍
Emillia pasti Aruna ya Thor
Sakura 💚🤍
sadis banget Thor, pantasan Marco benci banget SM Billi,
Yayat Hendra
seruuuuuu
Winter Zumi
Aku update setiap hari guysss.... jangan lupa dibaca yahh😊
Gohan
Aku rela begadang buat baca cerita ini, wajib banget dicoba!
Melanie
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Xavia
Kalo ada season 2 nya pasti langsung aku baca. Udah suka banget sama karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!