Felix yang tidak memiliki keluarga, teman dan uang suatu hari harus lepas dari panti asuhan karena telah menginjak umur 17 tahun. Ia hanyalah anak muda yang tidak begitu memahami dunia luar, masih naif dan juga lemah.
Suatu saat, ia menemukan sebuah ponsel pintar aneh yang entah dijatuhkan oleh siapa. Dan dari ponsel itu terdapat misi-misi aneh yang benar-benar memberinya hadiah dan membimbingnya menjadi ‘pangeran tampan dan sukses’ seperti yang dijanjikan.
Ting!
----
MISI KHUSUS:
Selamatkan seorang gadis yang kesusahan!
Hadiah: uang tunai sebesar sepuluh juta
----
Ting!
----
MISI KHUSUS:
Beli seribu koin funzone, dan dapatkan hadiah dengan semua koin itu!
Hadiah: mendapatkan satu unit apartemen di ‘BluePearl’ seharga 10 miliar
----
Berasal dari manakah sistem tersebut??
Baca juga:
sistem pemburu penjinak monster
Sistem kekayaan hukuman
reinkarnasi Menjadi Pangeran Terbuang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ahli waris Graham Group
.
.
BUGH
Felix langsung tersungkur setelah Fabian memukulnya, membuat Jini yang melihatnya seketika menjeritkan nama Felix.
“Felix! Kak Bian apaan sih!! Seenaknya aja mukul temenku!”
Tidak peduli dengan rasa sakitnya, Felix mencoba duduk dan saat itu ia melihat Jini sudah mengeluarkan air matanya, wajah Jini memerah karena marah.
“Tapi dia duduk denganmu Jini..” ucap Fabian
“Lalu? Urusannya sama Kak Bian apa? Jini cuma pengen punya temen.. gara-gara Kak Bian semuanya jauhin Jini, dan kali ini Jini punya temen tapi kak Bian malah... hiks”
Fabian panik melihat Jini yang sudah menangis sampai banjir airmata, ia ingin menghampiri dan memeluknya, namun..
PLAK
Jini malah menampar Fabian “Jini benci kak Bian!! Kalo Kak Bian mukul Felix lagi Jini gak mau ngomong sama Kak Bian selamanya!”
Sementara itu, Felix yang masih duduk sambil menahan sakit setelah dipukul sekali itu, malah mengeluarkan ponselnya yang mengeluarkan bunyi notif.
Ting!
MISI KHUSUS:
Bersikap gentle, dan
bawa gadismu menjauh dari sana!
Hadiah: 100 poin bebas
Bersikap gentle itu... seperti apa??
Bodo amatlah, Felix tidak mau terlalu memikirkannya, yang penting berusaha sebisanya saja. Diapun mengantongi ponselnya dan berdiri, lalu menarik Jini ke sisinya.
Sebisa mungkin, Felix tidak terlihat takut pada Fabian dan antek-anteknya, jadi dia menatap Fabian dengan tatapan dingin sebisanya.
“Kamu berlebihan, aku dan Jini hanya berteman.. kita bahkan baru bertemu, jika kau menyukai seseorang jangan terlalu posesif seperti ini, yang ada dia akan semakin menjauh darimu, ayo kita pergi Jini” setelah meraih kotak makan milik Jini, Felix menarik Jini dan membawanya pergi dari sana.
Untungnya Fabian diam saja dan membiarkan mereka pergi, namun tanpa mereka berdua sadari, Fabian menatap Felix dengan tatapan dingin.
“Kalian cari informasi tentangnya, paling lambat sore ini” desis Fabian.
“Baik boss!”
“Ayo pergi, kita biarkan dulu bocah itu” Fabian dan teman-temannya pun pergi dari kelas itu.
***
Felix dan Jini sampai di taman samping gedung kelas. Jini sudah berhenti menangis dan sedang mengusap airmatanya dengan sapu tangan yang dia bawa.
Bahkan saat menangis saja, bukannya jadi jelek, Jini malah makin cantik.
“Maaf ya tentang yang tadi itu..” kata Jini, Felix menggeleng “Tidak apa.. dia siapa? Pacarmu?”
Jini menunduk “Bukan..”
“Eh? Tapi kenapa dia sampai seperti itu padamu?”
Jini kembali mendongak menatap Felix “Dia itu sudah menyukaiku sejak setahun yang lalu, hanya saja aku tidak suka karena dia kasar dan seenaknya sendiri.. dia selalu menyingkirkan siapapun yang mencoba mendekatiku, jadi aku tidak pernah punya teman dan selalu sendirian,
karena semuanya takut pada Kak Bian”
“Siswi-siswi juga menjauhimu?” tanya Felix lagi.
Jini mengangguk “Iya, karena rata-rata mereka iri denganku atau tidak suka denganku, aku sering mendengar mereka membicarakanku di belakang, malah, kadang ada yang terang-terangan membicarakanku padahal tau aku ada disana”
Jadi begitu... pantas saja Jini tidak suka dengan Fabian. Lagipula siapa yang mau dikekang seperti itu?? Padahal ini belum apa-apa, kalau sudah jadi pacar atau suami bagaimana? Apa dia mau mengurung Jini di sangkar emas begitu?
Dan tidak heran juga banyak yang iri dengan Jini, dia ini sangat cantik hingga Fabian yang tampan dan kaya raya mengejarnya sampai seperti itu.
“Felix.. kau boleh menjauhiku dari sekarang kok, aku tidak mau kau berada dalam bahaya, Kak Bian pasti akan melakukan sesuatu padamu” kata Jini, hampir kembali menangis jika saja Felix tidak menepuk bahunya.
“Tidak... aku tidak akan menjauhimu, aku tau rasanya sendirian dan kesepian”
“Tapi Kak Bian itu sangat berbahaya, dia penerus keluarga Graham.. Graham group itu perusahaan yang sangat besar dan berkuasa, pasti sangat mudah menyingkirkanmu, aku tidak ingin kau kenapa-napa”
Jini kembali menunduk, lalu Felix meraih dagunya dengan jari telunjuk dan jempolnya, agar Jini menatap padanya.
Jini terpana melihat senyuman manis Felix untuknya.
Rata-rata, siapapun yang sudah mengetahui betapa bahayanya menjadi teman Jini pasti akan segera lari dan tidak ingin berhubungan lagi dengannya. Tapi kenapa Felix masih bisa tersenyum seperti ini?
“Aku sudah bilang... aku tidak akan meninggalkanmu”
“Tapi –” Jini terdiam saat Felix menggelengkan kepalanya.
“Soal nanti itu urusan nanti.. mana mungkin aku membiarkan gadis cengeng sepertimu menanggung masalah seperti ini sendiri? Tapi – bagaimana dengan orangtuamu? Apa mereka juga tidak berdaya untuk melawan Graham Group?”
Jini menggeleng “Tidak juga... kau tau HJ Group? Itu milik ayahku...”
Tentu saja Felix tau HJ Group, karena dia tau tentang Graham yang telah menggusur pantinya, otomatis nama HJ Group akan ia dengar juga... karena beberapa bulan ini dua perusahaan besar itu sedang bekerja sama untuk sebuah proyek besar. Untungnya proyek itu tidak ada hubungannya dengan pembangunan pabrik baru Graham, jadi Felix tidak ada masalah dengan HJ Group.
“Aku tau, jadi karena mereka sedang bekerja sama kau tidak mengatakan apa yang Fabian perbuat padamu?”
Jini mengangguk kecil “Kau benar.. Papa sangat sibuk, terutama beberapa bulan ini, dan lagipula, Papa lebih mempercayai ucapan Kak Bian. Malah, Papa berencana menyetujui usulan pertunanganku dengan Kak Bian.. karena itu, aku juga sedang marah dengan Papa”
Sebenarnya, Felix tak mau mengurusi masalah keluarga Jini.. namun entah mengapa, ada sesuatu yang membuatnya ingin tinggal disisi Jini dan menemaninya.
Menurutnya, Jini saat ini sedang butuh teman yang mau mendengarkan keluh-kesahnya, dia benar-benar kesepian saat ini. Felix tau itu, karena dia juga sering mengalaminya. Kalau terus dibiarkan seperti ini, tinggal menunggu waktu saja dan Jini akan hancur dengan sendirinya.
Mana mungkin Felix sanggup melihat Jini menangis lebih dari ini??
“Susah juga ya jadi orang cantik” celetuk Felix.
“Fe.. felix apa sih..” Jini yang malu-malu begini juga sangat imut.
Entah sadar atau tidak sepertinya, Felix telah jatuh dalam pesona Jini.
***
Sepulang sekolah, Jini bilang tiba-tiba papanya pulang dan ingin Jini segera kembali ke rumah.
“Tidak apa, tadikan Jini udah masakin makan siang yang enak.. ke cafenya bisa lain waktu” jawab Felix, dengan itu Jinipun pergi menuju mobil yang menjemputnya.
“Semoga lain waktu itu memang ada” gumam Felix.
Sebenarnya, ia takut akan dihadang sepulang sekolah oleh Fabian. Tapi ternyata, sampai Felix tiba di kosnya, tidak ada halangan sama sekali.
Mungkinkah Fabian tidak berani memukulnya karena ancaman Jini yang jika Fabian memukulnya maka Jini tidak mau bicara dengannya? Kalau itu benar, berarti Fabian sangat bucin.
Atau.. ini hanya berlaku untuk hari ini saja?
Bisa jadi Felix akan dipukulinya besok kan?
Felix yang sedang duduk sambil melamun di ranjangnya bergidik ngeri. Padahal tadi waktu istirahat, dia sok ingin menjadi pahlawan dan tidak takut dengan Fabian.. sekarang malah begini.
Mau bagaimana lagi? Felix tau dia tidak akan bisa menang melawan Fabian atau teman-temannya. Mereka semua terlihat memiliki banyak otot dan sangat kuat, seperti rajin ke gym.
Sedangkan Felix? Dia sudah kurus, kecil.. lemah pula.
Kalian tau sendiri jika level kekuatannya cuma level 0.
Setelah mendesah frustasi, Felix pun mengeluarkan ponselnya.
Ada notifikasi poin bertambah 100.
Tapi.. poin buat apa sih??
Dengan rasa penasaran yang kuat, Felix mengutak-atik ponsel itu, sampai ia menemukan aplikasi aneh. Aplikasi itu ikonnya adalah foto Felix.
Tanpa pikir panjang, Felixpun membuka aplikasi itu. Setelahnya ada tulisan ‘selamat datang di pembentukan pangeran tampan!’ besar warna-warni dan berkedip-kedip heboh.
Selain itu ada berbagai menu, Felix mengklik menu ‘akun’.
Setelah dibuka, ternyata disana tertera foto Felix beserta informasinya seperti nama, umur, sekolah, dan juga levelnya.
Selain itu, ada pula info saldo rekeningnya.
Perhatian Felix tertuju pada jumlah poin bebas yang dia punya, tentu saja cuma 100 poin dari hadiah misi khusus hari ini. Disana tertera juga tulisan agar Felix menambahkan poin itu ke dalam level dasar yang dia punya.
Karena tidak mengerti Felix kembali ke halaman utama, lalu masuk ke menu info.
Dan benar saja, ada berbagai informasi tentang level, poin, misi dan sebagainya disini.
Senyum Felix terkembang, dia akan membaca semua info yang ada.
.
.
Yg udah di kuadai 3: Indo, Engkish & Japan
Dari kemarin kemarin si MC ingkar janji Mulu padahal dia udah bilang bakalan berubah.
Apanya berubah?