NovelToon NovelToon
Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:36.6M
Nilai: 5
Nama Author: Karita Ta

Antariksa dan Galaksi, anak yang tak diakui oleh ibu kandungnya sendiri. Batita yang tak dirawat, dan bayi yang tak disusui oleh ibunya sejak dini.

Entah takdir atau kebetulan, Rafa bercerai dari mantan istrinya lantaran perselingkuhan. Mantan istrinya itu berkhianat dengan masa lalunya dan memilih karir modeling daripada keluarganya.

Sama hal nya dengan Rindi, yang menjadi korban pengkhianatan mantan tunangan yang juga berselingkuh dengan adik tirinya sendiri. Mereka sangat serasi bukan?

Akankah keduanya saling membuka hati dan saling menyembuhkan luka? Apakah Rindi merupakan calon ibu yang tepat untuk kedua jagoan kecil dari Mas Duda? Ikuti kisah keduanya yuk...


NB: Cerita ini murni hasil pemikiran Karita, tanpa plagiat karya orang lain. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh ataupun sedikit alur cerita, karena semua itu bukan unsur kesengajaan. Mulai hargai karya orang, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

"Bundana Abang..."

Rindi dan sopirnya menoleh ke arah asal teriakan. Mereka melihat mobil milik Rafa yang terparkir tak jauh dari mobil milik Rindi. Rindi dapat melihat dengan jelas wajah sumringah dari balita mungil itu.

Nampak, Antariksa menyembulkan kepalanya dari dalam mobil. Beberapa saat kemudian bocah itu tampak membujuk sang ayah untuk diturunkan. Sehingga membuat Rafa mau tak mau menurunkan putranya.

Sang sopir yang sudah melihat beberapa anak jalanan, meminta ijin pada Rindi untuk mulai membagikannya segera mungkin sebelum mereka semakin jauh.

"Saya bagikan dulu ya Mbak" Ucap sang sopir dengan membawa sekitar sepuluh box makanan. Sedangkan Rindi menganggukkan kepalanya disertai senyuman. Tanpa menunggu lama, sopir tersebut membagikan box makanan tersebut.

"Ayah au Bunda" Ucap Antariksa ketika sang ayah membuka pintu mobil. Rafa hanya menghela napasnya ketika sang putra langsung memeluk erat lehernya meminta digendong. Rafa berjalan menuju Rindi dengan Antariksa yang berada di gendongannya.

Rindi memperhatikan pakaian Rafa yang masih mengenakan jas dan sepatu kantornya, bahkan dasinya masih melekat di lehernya. Rindi menebak jika Rafa dan Antariksa sepulang dari kantor Rafa.

"Kau sedang melakukan apa Nona?" Tanya Rafa ketika dirinya berdiri tegap dihadapan Rindi. Sedangkan Antariksa masih setia mengamati wajah ayu Rindi dengan tangan mungilnya yang menakup pipinya sendiri. Mata bulatnya mengerjap lucu menatap Rindi.

Huh...betapa imutnya balita yang satu ini.

"Saya akan membagikan box makanan ini di sekitar jalan untuk orang yang membutuhkannya Tuan" Jawab Rindi tanpa menatap ke arah Rafa. Tentu saja alasannya karena takut akan tatapan tajam milik ayah dari Antariksa itu.

"Apakah tidak ada yang membantumu Nona?" Tanya Rafa dengan sedikit keheranan. Pasalnya Rafa tidak melihat orang lain selain Rindi dan sang sopir.

"Saya yang membantu Mbak Rindi Tuan" Ucap sang sopir dengan sedikit membungkukkan badannya ke arah Rafa. Sopir tersebut mengambil lagi beberapa box makanan untuk dibagikan. Sedangkan Rafa hanya mengangguk pertanda paham akan ucapannya.

"Bunda antik sakali" Ucap Antariksa yang membuat ketiga orang dewasa tersebut menoleh ke arahnya. Sedangkan Rindi hanya tertawa kecil disertai gelengan kepalanya pelan.

"Abang mau ndong Bunda boyeh?" Tanya bocah lucu itu dengan menjulurkan tangannya ke arah Rindi. Sedangkan gadis cantik itu langsung saja menganggukkan kepalanya dan menerima uluran tangan mungil itu.

"Ya boleh dong Bang" Jawab Rindi dengan tawanya sehingga membuat Antariksa turut tertawa. Dengan gemas, Rindi menciumi pipi Antariksa berkali-kali.

"Mau saya bantu Nona?" Tanya Rafa setelah sopir tersebut meninggalkan ketiganya. Sedangkan Rindi yang merasa terkejut, menghentikan tawanya bersama dengan Antariksa dan menatap Rafa.

"Apakah Tu...Tuan yakin?" Tanya Rindi dengan kerutan di dahinya. Gadis cantik itu seakan tak yakin dengan ucapan dari seorang pengusaha sukses tersebut.

"Tentu saja saya yakin" Jawab Rafa dengan tangan yang mulai mengangkat beberapa box makanan tersebut. Sedangkan Rindi hanya mengikuti Rafa dari belakang dengan menggendong Antariksa. Tak lupa gadis itu juga membawa beberapa box juga, meninggalkan sang sopir untuk mengurus box makanan yang masih tersisa.

Rafa berjalan mendekati enam anak kecil yang sedang berjualan koran di pinggir lampu merah. Sehingga mau tak mau, Rindi juga mengikutinya atas permintaan si bawel yang ada di gendongannya.

"Nak, itu kamu jualan apa?" Tanya Rafa dengan mensejajarkan tubuhnya dengan si bocah laki-laki yang berusia sekitaran sepuluh tahun. Bocah itu menatap takut ke arah Rafa.

"Kami jualan koran Om" Jawab bocah itu dengan menundukkan kepalanya.

Rindi tersenyum bangga ketika melihat tangan kekar milik Rafa mengelus dengan sayang kepala anak kecil di hadapannya. Rafa juga menatap lembut ke arah enam anak tersebut disertai senyum hangatnya.

"Nggak usah takut sama Om" Ucap Rafa dengan lembutnya sehingga membuat keenam bocah kecil tersebut berani mendongak menatap Rafa dan juga Rindi.

"Nama Om dan Tante siapa?" Tanya bocah yang berdiri tepat di hadapan Rafa. Bocah kecil itu menatap ke arah Rafa dan Rindi bergantian dengan kerutan halus di dahinya.

"Nama saya Om Rafa, sedangkan yang ini Tante Rindi" Jawab Rafa dengan pandangan yang menatap ke arah Rindi yang sedang menggendong putranya.

"Ada apa Om? Mau beli koran kami?" Tanya salah satu bocah yang lebih kecil, berusia sekitar tujuh tahun. Sedangkan yang lainnya menatap ke arah Rafa engan mata yang berbinar.

"Maaf ya Nak, disini Om dan Tante akan membagikan nasi box ini untuk kalian semua" Jawab Rafa dengan memberikan nasi box tersebut kepada mereka berenam. Wajah mereka yang sangat antusias menerimanya membuat Rafa dan Rindi bahagia.

"Tante Rindi cantik banget, Gina juga pingin cantik seperti Tante Rindi" Rindi yang mendengar ucapan dari satu-satunya bocah perempuan itu membungkukkan badannya sedikit ke arah Gina.

"Gina juga cantik banget kok, bahkan lebih cantik Gina daripada Tante Rindi" Balas Rindi dengan senyumnya menatap bocah berusia tiga belas tahun itu, sehingga membuat Antariksa menekuk wajah tampannya.

"Ndak, Bundana Abang paing antik" Ucap Antariksa dengan wajah tak sukanya sehingga membuat Rindi mengulas senyum.

"Abang nggak boleh seperti itu Nak. Ingat kan kata Bunda? Kalau Abang anak yang baik" Peringat Rindi dengan lembutnya sehingga membuat Antariksa mengangguk dengan patuh.

"Nak, ini Om ada sedikit rejeki. Gunakan uang ini dengan sebaik mungkin ya, berikan pada orang tua kalian di rumah" Ucapan dari Rafa membuat keenam bocah itu menatapnya.

Rafa mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk diberikan pada mereka semua. Rafa memberikan dua lembar setiap masing-masing anak sehingga membuat Rindi semakin kagum akan sosok Rafa.

"Terimakasih banyak Om, semoga rejekinya lancar" Ucap bocah laki-laki yang paling besar untuk mewakili yang lainnya. Sedangkan Rafa hanya menganggukkan kepalanya dengan senyuman.

Keenam bocah tersebut mencium punggung tangan Rafa dan Rindi secara bergantian. Dengan penuh kasih sayang, Rafa mengelus kepala mereka. Rindi merasa sangat bahagia melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri.

"Bunda, napa Ayah badi-badi makan ama wang?" Tanya Antariksa dengan tangan mungil yang memegang dagunya seolah berpikir keras. Balita mungil tersebut masih bingung akan yang dilakukan oleh Ayah dan Bundanya.

"Kalau kita punya banyak rezeki, kita harus bagikan sedikit untuk orang lain yang membutuhkan Nak" Jawab Rindi setelah beberapa anak tersebut berjalan meninggalkan mereka. Sedangkan Antariksa hanya menganggukkan kepala sok paham.

"Telus napa ium-ium angan Ayah ama Bunda? Abang ndak uka ya" Tanya bocah itu seolah tak terima jika tangan Rindi dan Rafa dipegang oleh orang lain selain dirinya.

"Itu namanya salim Nak, kalau anak yang sopan itu cium tangan sebelum pergi. Abang paham kan Nak?" Jelas Rindi dengan sabarnya setelah mengetahui bahwa putra dari Bapak Rafa yang satu ini memang posesif.

Rafa menggeleng ketika mendengar pertanyaan dari putra bawelnya. Tanpa kata, pria itu mengambil alih beberapa kantung plastik yang dibawa oleh Rindi untuk dibawanya. Sedangkan Rindi hanya mengulas senyum tipis akan perbuatan Rafa.

Kegiatan mereka masih berlanjut sampai box makanan yang dibawa oleh Rindi habis tak bersisa. Karena hanya tersisa satu box lagi, mereka berjalan mendekati seorang tukang sapu wanita yang sedang beristirahat di pinggir jalan. Wanita paruh baya tersebut sedang mengipasi wajahnya dengan topi yang digunakannya.

"Selamat siang Bu, maaf sebelumnya menganggu waktu Ibu. Kami ada sedikit rejeki untuk Ibu" Ucap Rafa dengan menyodorkan kantung plastik yang berisi nasi box. Sedangkan sang Ibu langsung berdiri dari duduknya dengan wajah sumringah.

"Maaf Pak, Bu, benarkah ini untuk saya?" Tanya ibu itu dengan wajah tak percayanya. Rindi merasa haru ketika melihat betapa bahagianya orang lain ketika menerima pemberiannya.

"Tentu saja Bu, ini saya juga ada sedikit rejeki untuk ibu dan keluarga" Ucap Rafa dengan menyodorkan kembali uang ratusan ribu beberapa lembar. Sang ibu malah justru menatap kaget dengan tangan yang menutupi mulutnya.

"Alhamdulillah, terimakasih banyak Pak, Bu. Saya doakan semoga keluarga Bapak dan Ibu langgeng sampai maut yang memisahkan" Ucap Ibu tersebut setelah menerima kantung plastik dan menerima uang yang disodorkan Rafa dengan sopan.

Sedangkan Rafa dan Rindi mematung ketika mendengar ucapan yang dilontarkan oleh ibu paruh baya tersebut. Keduanya merasa begitu terkejut sehingga membuat mereka diam tak berekspresi.

"Maaf Bu, tapi..." Ucapan dari Rindi terpotong begitu saja karena sang ibu tadi kembali bersuara.

"Putranya umur berapa Bu?" Tanya ibu tersebut dengan menatap kagum ke arah Antariksa yang sedang menyandarkan kepalanya di dada Rindi. Sang ibu mengira bahwa ketiganya adalah keluarga yang bahagia.

"Usia putra saya hampir dua tahun Bu" Jawab Rafa dengan menatap ke arah putranya. Sang ibu tadi menganggukkan kepalanya dengan tangan yang masih memegang kantung plastik pemberian Rafa.

"Saya senang ketika melihat sebuah keluarga yang bahagia sama seperti keluarga Bapak dan Ibu. Saya akan mendoakan yang terbaik untuk anda berdua" Ucap ibu itu kembali dengan wajah seriusnya. Meskipun ragu, Rindi dan Rafa hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu kami pamit untuk lanjut membagikan makanan ini ya Bu" Pamit Rafa dengan sopan kepada ibu tadi.

"Baiklah Pak, Bu. Saya ucapkan banyak terimakasih, semoga rejekinya lancar dan selalu bahagia bersama keluarganya. Sekali lagi, saya sangat berterima kasih Pada Bapak dan Ibu" Ucap Ibu itu dengan membungkukkan sedikit badannya.

"Sama-sama Bu" Ucap Rafa dan Rindi secara bersamaan sehingga membuat balita kecil yang ada di gendongan Rindi tertawa lepas dengan menutup mulutnya menggunakan tangan mungilnya. Bahkan ibu tadi juga ikut tertawa gemas.

"Ayah, Bunda ucu banet sih. Baleng-baleng ditu bicala ama Ayah" Ucap Antariksa dengan jari telunjuk mungilnya yang mencolek dagu milik Rindi. Tak lupa, balita itu juga mengerlingkan mata indahnya menatap Rindi dengan genitnya.

Entah siapa yang mengajarkan Antariksa hal itu.

"Iya, Bapak sama Ibu serasi banget. Saya jadi ingat masa muda saya dengan suami saya dahulu" Tambah ibu tersebut sehingga membuat Rafa menahan senyumnya. Lain halnya dengan Rindi yang malah menahan malunya dengan menggelengkan kepala.

"Ya sudah, kami permisi ya Bu" Pamit Rindi dengan wajah merah padam menahan malunya. Gadis cantik itu berbalik badan dengan cepat setelah ibu tadi menganggukkan kepalanya.

Berjalan dengan sedikit cepat, Rindi membenarkan letak gendongannya terhadap Antariksa. Rindi menyibakkan rambut sebahunya ke belakang karena menghalangi pandangannya. Mau tak mau, Rafa dengan cepat menyejajarkan langkahnya pada gadis cantik bertubuh mungil itu.

"Malu Buk?" Tanya Rafa dengan jahilnya menyenggol lengan mungil milik Rindi dengan sikunya. Karena tinggi dari gadis cantik itu hanya sebahunya, Rafa harus menunduk saat berkomunikasi dengan gadis mungil nan cantik itu.

"Ada apa sih dengan Bapak yang satu ini? Nggak jelas banget" Ucap Rindi dengan wajah judesnya menatap ke arah Rafa dengan mendongakkan pandangannya. Bahkan secara tidak sadar, Rindi sudah menghilangkan rasa takutnya dan menggunakan kata yang tidak baku pada Rafa.

"Pasti malu banget ya Buk? Bahkan wajahnya saja sampai memerah seperti tomat" Ejek Rafa yang di hadiahi cubitan dari Rindi di bagian lengannya. Bukannya mengaduh kesakitan, pria dua orang anak itu malah tertawa sampai terbahak-bahak.

"Terserah Bapak saja lah, yang penting Bapak bahagia aja. Capek saya bicara sama Bapak" Ucap Rindi dengan nada ketusnya. Pasalnya, Rindi selalu saja kalah jika dalam beradu pendapat dengan pria dua orang anak yang satu ini.

"Saya kan bahagianya kalau sama Ibuk dan anak-anak" Ucap Rafa yang hanya bercandaan untuk menggoda Rindi. Namun bukannya membuat Rindi tersipu malu, justru membuat Rindi memutar bola matanya malas.

"Aduh...Ayahnya siapa sih ini? Mulutnya lemes banget kalau ngomong" Ucap Rindi karena merasa gemas akan orang yang berada di sebelahnya itu. Rindi menatap tajam Rafa melalui ekor matanya.

"Ayahna Abang dan Adik dong" Ucap Antariksa dengan mengangkat jari telunjuknya ke atas dengan girangnya sehingga membuat Rafa merasa gemas, mengambil alih tubuh putranya ke dalam gendongannya.

"Anaknya siapa ini? Kok lucu banget sih" Tanya Rafa dengan mengangkat tubuh putranya dengan tangan kekarnya ke atas. Antariksa tertawa ke girang ketika tubuhnya melayang ke udara.

"Anakna Bunda" Jawab Antariksa dengan tawanya. Sedangkan Rafa malah semakin mengangkat tubuh putranya ke atas sehingga membuat balita itu memekik senang.

"Bukan anaknya Ayah nih? Kalau bukan, Ayah nggak akan turunin Abang" Ancam Rafa sehingga membuat putranya itu semakin senang. Rindi yang mengamati keduanya tersenyum bahagia. Gadis cantik itu malah terheran karena Antariksa yang tidak takut sama sekali, justru merasa senang.

"Iya-iya, Abang anakna Bunda ama Ayah" Pekik Antariksa dengan suara tingginya sehingga membuat beberapa pandangan orang yang lewat menatap ketiganya dengan wajah kagumnya.

"Nah gitu dong" Ucap Rafa dengan menurunkan tubuh putranya dan membawanya dalam pelukan hangatnya. Rafa mencium kening putranya dengan penuh kasih sayang. Sedangkan Rindi kembali tersenyum bahagia melihat kedekatan antara ayah dan anak itu.

'Ku kira Tuan Rafa adalah orang yang kaku, namun ternyata orangnya sangat asyik diajak bercanda' Batin Rindi yang terkejut akan sikap asli dari seorang Rafael Putra Kalandra yang jauh dari sikap awalnya.

Ketiganya berjalan mendekati mobil Alphard putih milik Rindi yang sudah terdapat sang sopir di dekatnya. Ketiganya menghentikan langkah kakinya di depan mobil putih tersebut.

"Pak, sudah selesai dibagikan semua?" Tanya Rindi kepada sang sopir. Sedangkan yang ditanyai hanya menganggukkan kepalanya dengan sopan.

"Bunda angan puyang ya?" Bujuk balita mungil yang ada di gendongan ayahnya dengan wajah memohon. Sedangkan Rindi yang memiliki niat untuk segera ke cafe sedikit goyah.

"Memangnya kenapa Bang?" Tanya Rindi dengan nada lembutnya supaya balita kecil itu tidak menangis. Antariksa menatap Rindi dengan bibir yang mulai melengkung ke bawah.

"Anta au ama Bunda temu Adik" Ungkap Antariksa sehingga membuat Rindi tidak tega melihat raut wajah Antariksa.

"Apakah kau ada acara lagi setelah ini?" Tanya Rafa yang mulai membantu putranya untuk membujuk Rindi. Bukannya apa, Rafa sangat mengetahui bagaimana sifat putra sulungnya jika sesuatu yang diinginkannya tidak dituruti.

"Saya berencana akan mendatangi cafe milik saya terlebih dahulu untuk mengecek beberapa berkas. Lalu setelah itu saya tidak ada acara lagi Tuan" Balas Rindi dengan mengingat agendanya hari ini.

"Baiklah kalau begitu, bagaimana jika kau ikut bersama mobilku untuk ke cafe milikmu? Lalu setelah itu kau ikut bersamaku untuk memenuhi keinginan putraku" Tawar Rafa kepada Rindi yang membuat gadis itu menimang penawaran dari Rafa.

"Baiklah, saya akan mengikuti saranmu Tuan" Balas Rindi setelah berpikir beberapa saat. Rindi berbalik menuju mobil untuk mengambil tas nya.

"Bapak langsung pulang saja ya, sampaikan ke Mama kalau saya ke cafe dulu" Pesan Rindi kepada sang sopir sehingga membuat pria yang hampir setengah baya itu mengangguk.

"Siap Mbak Rindi" Jawab sang sopir dengan singkat.

"Terimakasih banyak ya Pak" Ucap Rindi yang kembali dianggukki oleh sang sopir dengan sopan.

Rindi berjalan mengikuti Rafa menuju mobil dengan merk Range Rover putih milik Rafa. Rindi membuka pintu mobil mewah tersebut dan memasuki mobil itu.

...*****...

Terimakasih pada Kakak-Kakak cantiknya Karita yang sudah memberikan dukungan untuk cerita ini ❤️

Karita ucapkan terimakasih banyak untuk Kakak yang sudah follow akun Karita dan memberikan like, komen, rate lima, hadiah, vote bahkan koin untuk cerita ini. Maaf Karita belum bisa membalas semua kebaikan Kakak-Kakak tercinta 🙏

Ditunggu kelanjutannya ya Kak...

...Gracias...

1
Yuli Yuli
kok cutel crtane
Yuli Yuli
ya em dsni g ada org lain kok, cm" itu" aja orgnya
Devi Handayani
lanjut kak...udah ga sabar nih..
Nurul Indarti
klo udah gk sanggup nerusin d end kan saja Thor...daripada d gantung ber bulan bulan gk lanjut lanjut
Yuli Yuli
bkin tgang we☺️☺️☺️
Yuli Yuli
jgn smpe bneran tu 😭😭😭
Jihan Putri
mending sama rindi sih si Laura gblok bgt itu anak lo sendiri malah nggak mau kasih asi ibu macam apa lo Laura
Jihan Putri
laki laki bnyk rin biarin Alvin sama si baru kali kaya Linda dan kebahagiaan akan menyertaimu rin
Jihan Putri
iya bener rin cowok kaya Alvin mah buang aja siapa tahu dapet berlian kan
Yuli Yuli
JD melo, Oma SM opa nenek SM kakek kok g ada
Yuli Yuli
sekalian tu Rajendra dgn titania dnikahkan brengan SM galaksi dn azura biar seru🌹🌹🥰🥰
Yuli Yuli
tu emg sifat aslinya kyak gt kn gala, apa LG uda ktmu SMA pujaannya ya kn gala🥰🥰🌹🌹
Yuli Yuli
👍👍🥰🥰💪💪💪
Yuli Yuli
knp Rajendra, ktnya mau mengajak titania kswatu tmpat kok g jd
Yuli Yuli
lgsg tancap gas aja Jen🤣🤣
Yuli Yuli
Titania anak cewek kok mknya byak bget, Uda pesen siome kok jg mei ayam🤣🤣
Yuli Yuli
pnya istri kok lupa si anta😅😅
Yuli Yuli
galaksi Uda mulai usil tu kyaknya
Yuli Yuli
tu Jendra Uda gandeng" titania Uda ada tanda" nii🥰🥰
Yuli Yuli
jgn" Jendra suka tu SM titania
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!