Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Ratih berjalan ke kamar duduk di atas kasur, para dayang melihat pasti ada sesuatu yang mengganjal di hati Ratih.
Ratih menghela napas mungkin ini pertanda bicara pada Mbah Suti sekali lagi, Ratih bangkit dari kasur berjalan menuju ruang singgasana.
"Dayang ayo ke ruang Singgasana, saya mau bertemu Mbah Suti terakhir kalinya untuk titip salam pada ibu saya di alam manusia," ajak Ratih membuat tiga orang dayang menganggukkan kepalanya.
Ratih berjalan melewati lorong istana yang dinding dan tiang berukir bunga yang indah, dengan pahatan batu membentuk ular.
Ada beberapa patung seperti semar dan patung kuno ala kerajaan nusantara lainnya, Ratih berjalan dengan diiringi tiga dayang di belakangnya.
Ratih sampai di pintu besar dengan di pahat batu menjulang tinggi, saat Ratih mau masuk para prajurit malah menghadangnya.
"Kenapa aku tidak boleh masuk?" marah Ratih, seolah dirinya yang sebagai permaisuri sama sekali tak di hargai.
"Maaf Gusti Ratu, tapi Kanjeng Prabu meminta kami agar tak boleh seorang pun diizinkan masuk termasuk yang mulia Ratu sekalipun," ucap prajurit itu yang wujudnya manusia.
"Biarkan aku masuk! Aku harus menemui Mbah Suti untuk terakhir kalinya," pinta Ratih.
"Ada hal penting yang harus aku beritahu dengan Mbah Suti mengenai ibuku di alam manusia," lanjut Ratih yang matanya berkaca-kaca.
Kedua prajurit itu saling menatap satu sama lain, dan Ratih hanya menghela napas. Entah apa yang terjadi pada dirinya---kenapa sangat penasaran pada Naga Seta.
"Jika Kanda Prabu memarahi kalian, aku yang akan tanggung semuanya dan aku rela mengantikan kalian di hukum."
Ratih berbicara dengan sungguh-sungguh, seolah rasa ingin tahu siapa wanita bersama Naga Seta di singgasana dan keinginannya menjadi manusia di benturkan menjadi satu.
"Baik Gusti," patuhnya.
Pintu yang menjulang tinggi itu dengan ukuran bunga dan gagang pintu berukir naga atau ular di buka perlahan, disana Ratih melihat para Patih duduk dan----ada Mbah Suti.
Juga Naga Seta duduk di singgasana bersama wanita yang mengenakan kemben warna hitam bergambar kobra dan rok batik warna hitam menyerupai sisik kobra, rambutnya hitam panjang sampai lengan sekaligus dihiasi tudung kobra menyerupai mahkota.
Sorot matanya hitam tajam, menatap Ratih dengan sinis. Tak lupa wanita itu menggunakan perhiasan yang dikenakannya adalah kalung berbentuk ular kobra kebanggaan wilayahnya, anting taring kobra, seolah menegaskan status kebangsawanan kobra yang kuat dan menakutkan.
Ratih masuk ke ruang singgasana, melihat wanita yang duduk di samping Naga Seta. Pria bertubuh atletis itu tersenyum menatap Ratih.
"Dinda kenapa lancang sekali kamu masuk tanpa izinku!" ucap Naga Seta dengan marah.
Ratih langsung memberi hormat pada Naga Seta dengan menekuk lututnya, dan memberikan salam.
"Kanda, jika mau hukum Dinda silahkan hukum tapi jangan dua prajurit itu---Karena Dinda masuk atas keras kepala Dinda sendiri."
Ratih bicara membuat Ambarwati menatap Ratih semakin sinis, lalu tangannya dengan berani menyentuh tangan Naga Seta.
"Dinda mau menemui Suti untuk berbicara, karena Kanda tak mengizinkan Dinda bicara dengan Suti---Dinda ingin mengetahui kabar ibu Dinda di alam manusia Kanda," tutur Ratih dengan nada memelas.
Naga Seta langsung berdiri dari singgasana membuat Ambarwati menatapnya dengan heran, Naga Seta tersenyum sinis menatap Ratih.
"Para Patih...semua sudah di putuskan Tumbal jadi 15 Babi dan tak peduli ukurannya. Para Patih, dan dayang silahkan keluar kami mau membahas masalah keluarga."
Naga Seta berdiri memerintah dengan penuh kebijaksanaan, para Patih berubah wujud menjadi ular. Ular Weling berwarna hitam putih, Ular Welang berwarna kuning dan hitam, Ular Sanca batik, dan jenis ular lainnya.
Sedangkan tiga dayang yang tadi mengiringi Ratih merubah wujudnya menjadi seekor ular sungai berwarna coklat kelabu, mereka semua keluar dari aula dengan wujud ular.
Di aula hanya ada Mbah Suti, Ratih, Kobra Ambarwati, dan Naga Seta.
Ratih mau berjalan mendekati Naga Seta yang ada di atas singgasana, tapi Naga Seta menghentikannya dengan mengangkat tangan.
"Berhenti disana!" titahnya, membuat Ratih menghentikan langkahnya.
"Ka-Kanda," ujar Ratih dengan nada terbata dan lirih.
"Karena hari ini aku sudah bersama selir Ambarwati yang duduk di singgasanaku, apa yang kamu lakukan disini!" marah Naga Seta menatap Ratih yang duduk bersimpuh di lantai.
Mbah Suti berjalan mendekati Ratih dan membantunya berdiri, terlihat wajah gadis manusia ini sudah sembab.
"Kanda...mohon maafkan dinda. Dinda hanya ingin mendengar kabar ibu hamba dan mau menanyakan langsung pada Suti," jelas Ratih dengan tergugu.
Naga Seta langsung menatapnya menggenggam tangannya erat menatap Ratih yang sedang berdiri sambil menunduk, Naga Seta mengangkat alisnya dan menunjuk Ratih marah---suaranya menggelegar sampai aula istana.
"Sudah aku bilang, Dinda jika ibumu sudah aku kirimkan emas secara rutin dan aku pastikan hidup dengan layak!" marahnya.
Mendengar itu Mbah Suti tak kalah terkejut, karena dirinya baru tahu jika Mak Sarti mendapatkan emas yang di kirim secara rutin.
Pantas saja waktu banjir desa, Mak Sarti bahkan membantu mengirimkan makanan dan pakaian baru yang di kirim langsung dari kota.
Sekarang Mak Sarti hidup dengan rumah yang sudah lebih bagus menggunakan batu bata, dan memiliki perkebunan kecil dan tambak.
Sungguh amat tak percaya.
Naga Seta langsung menatap Ratih dengan nada yang marah, lalu dirinya berdiri dan memerintahkan Ratih keluar.
"Sekarang keluar! Malam ini aku akan ke kamar Kobra Ambarwati!" ujarnya sambil mengandeng tangan Ambarwati dengan mesra, siluman kobra hutan itu tersenyum bahagia.
Pria yang di cintainya selama lebih seribu tahun akhirnya mau bersamanya, meski di jadikan selir tak masalah----asal sisa hidupnya bisa di habiskan bersama Naga Seta.
*
*
*
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.