"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tersangka palsu
Melihat jika Sky berencana membawa ranah hukum, Senja mulai ketar-ketir. Dia langsung menangis dan playing victim pada Mahesa, dia harus segera cuci tangan.
"Kenapa nangis hm?." Ujar Mahesa mendayu.
"A-aku takut banget Kak, sebenernya yang kasih informasi tentang Kak Yola di rumah sakit ke wartawan itu aku." Ujar Senja menangis.
"Apa? untuk apa?." Mahesa yang tangannya masih di gips terkejut.
"Soalnya waktu Kakak masih di rawat, aku sempet papasan sama mereka di lorong rumahsakit. Aku tanya baik-baik sama mereka, Kak Yola jawab ketus bilang periksa kandungan katanya. J-jadinya aku bilang jujur apa yang aku denger ke wartawan, aku gatau bakal se rame ini Kak." Ucap Senja dramatis.
"Kenapa kamu selalu melakukan hal berbahaya sih? kalo kamu kenapa-kenapa gimana?." Mahesa perhatian.
"Aku cuma ga enak kalo ngga jawab wartawan yang tanya, aku takut Kak. Aku takut masuk penjara karena Sky mau bawa ke ranah hukum." Lirih Senja.
"Kamu tenang aja oke? aku bakal urus masalah ini sampe selesai, tapi kamu harus tetap di hukum setelah ini. Mengerti hm?." Ucap Mahesa, tersenyum miring.
"IHH Kakak, Kakak kan lagi sakit masih aja nakal." Senja malu-malu.
"Hanya padamu." Ujar Mahesa.
"Hmm, ini beneran gapapa? tapi kan aku bakal tetep kena." Senja masih gelisah.
"Tenang aja, aku bakal kasih tersangka palsu biar gantiin kamu masuk penjara. Yang penting kamu diem aja, gausah ketemu atau papasan sama mereka dulu." Ucap Mahesa.
"Makasih ya Kak, emang kalo di samping Kakak tuh aku ngrasa aman dan tenang." Senja gelendotan pada Mahesa.
"Anything for you babe." Ucap Mahesa romantis.
Mahesa menelepon orang suruhannya untuk mencari tumbal tersangka palsu. Mahesa benar-benar membantu Senja cuci tangan, tapi Sky juga bukan lawan yang mudah.
Saat beberapa jam kemudian tersangka palsu di up publik, Sky hanya mendengus sinis. Sky tau jika itu bukan dalang utamanya, dia masih ingin mengorek tapi Yola mencegahnya.
"Biarin aja, yang penting tuduhan yang mengarah ke kita teredam. Gue tau ini semua ulah Senja, Mahesa pasti bakal jadi tameng buat cewenya itu. Daripada memperkeruh keadaan mending kita diem aja, yang penting nama kita udah bersih." Ucap Yola.
"Beneran cuma sampe sini aja? gue bisa kok caritau lebih lanjut." Ucap Sky.
"Gausah, waktu dan uang kita terlalu berharga cuma buat ngurusin mereka. Kita cuekin aja, mungkin setelah ini mereka akan senyap. Tapi tetep aja ngga akan bertahan lama sampe Senja berulah lagi." Ucap Yola.
"Emang konflik apa yang bakal terjadi selama masa sekolah?." Tanya Sky.
"Seputar drama mereka aja, sebagai pemeran antagonis Yola selalu dapat masalah karena Senja. Mahesa juga selalu bikin runyam masalah, paling parah nanti waktu mendekati ujian." Ucap Yola.
"Apa yang bakal terjadi?." Tanya Sky penasaran.
"Langit bakal di koma karena di kroyok waktu tawuran, dan lo bakal di tangkep polisi karena ketahuan pake narkoba." Bisik Yola.
Deg.
"Hah? gue?." Sky kaget.
"Di cerita asli lo beli narkoba dari berandalan sekolah sebelah, alesannya karena lo galau dan patah hati liat Yola asli ngejar Mahesa sampe akhir. Jadi sekarang jujur aja, lo udah ketemu sama kurir sabu itu belum?." Bisik Yola, melirik tajam ke arah Sky.
"Sumpah gue ga kepikiran sampe kesana, jangan sampe." Sky jujur.
"Ya jangan sampe, karena kalo sampe lo di tangkep polisi karena kasus narkoba, nanti gue diambil orang loh." Ucap Yola, menakuti.
"Gue janji, bantu gue biar ga sampe salah jalan." Ucap Sky.
Kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung dengan lancar tanpa hambatan, Sky dan Yola juga tidak berpapasan dengan Mahesa dan Senja. Itu jauh lebih baik, karena mood Yola sedikit membaik.
Setelah sampai mobil, Yola dan Sky bingung ingin langsing ke rumah sakit atau pulang ke rumah sebentar. Sudah terlalu banyak pakaian kotor di bagasi mobil, Yola berpikir sudah waktunya laundry.
"Kita pulang dulu ya, mampir tukang laundry juga sebelum masuk komplek." Ucap Yola.
"Baik Nyonya." Jawab Sky, siap menjadi Supir.
"Hahaha sa ae lu Supri." Yola tertawa.
Yola dan Sky mampir ke laundry besar, setelah membayar mereka pulang kerumah untuk membawa baju bersih dan selimut. Meksipun fasilitas VIP tetap saja selimutnya dan bantalnya hanya khusus pasien.
"Gue lupa Langit ga punya baju lagi, dia cuma bawa baju dikit waktu pindah kesini dan udah kotor semua." Ucap Yola.
"Beli lah." Enteng Sky.
"Baju baru harus di cuci dulu kan? banyak kumannya." Ucap Yola.
"Yaudah ambil baju gue aja di apart gue." Ucap Sky.
"Oiya gue lupa, meskipun Sky punya warisan dan banyak aset. Dia tinggal sejak kecil di apart dan ngga minat beli rumah, gue jadi pengen kesana deh." Batin Yola.
"Beneran boleh pake bajumu?." Yola berbinar.
"Kenapa si lo kayak seneng banget kalo gue kaya gini?." Sky heran.
"Lucu aja, gue suka liat lo baik gini. Meskipun katanya kalian musuh dan punya masalah serius di masalalu. Apa ya? duh susah jelasinnya, aku gasuka banget sama cowo kemayu dan menyimpang, tapi gue suka liat interaksi bromance canggung tapi perhatian gitu." Ucap Yola berseri-seri.
"Aneh banget otaknya." Celetuk Sky.
"IHH hati gue sakit ya, kayaknya retak." Yola menyentuh dadanya dramatis.
"Pfttt." Sky tidak bisa menahan senyum geli.
Yola dan Sky pergi ke apart Sky yang sudah lama tidak di huni, karena penghuninya tinggal dirumah Janda jadi-jadian (Yola). Apart mewah dan besar, bahkan mungkin lebih mewah dari rumah Yola.
"Gue pikir apart petakan gitu njir, ternyata mewah banget begini." Batin Yola terpana.
Begitu masuk ke apart, Yola bisa mencium parfum milik Sky. Dia merasa apart itu sangat dingin dan sepi, padahal luas dan mewah tapi tidak ada kehangatan di sana.
"Apa aja yang perlu gue bawa?." Tanya Sky.
"Kemeja aja, susah kalo pake kaos soalnya Langit pake infus. Lo bawa baju buat lo juga jangan lupa, daleman juga takutnya burung lo terbang nanti." Ucap Yola, duduk di sofa dengan tenang.
"Burung aja isi otak lo." Celetuk Sky.
Yola hanya tertawa, Sky masuk ke kamarnya di lantai dua. Yola tidak mau ikut karena menghargai privasi Sky, bohong sih aslinya Yola itu sudah mengantuk takutnya malah molor jika melihat kasur.
Sky turun membawa tas gendong hitam, mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Mereka sudah cukup terlambat saat ini.
Sampai di rumahsakit Langit sedang main game dengan santai, Yola dan Sky hanya mendesah lelah. Ternyata Langit menikmati hidup dengan baik disaat mereka berdua nyaris tipes.
"Aku pikir kalian ngga dateng hari ini." Ucap Langit.
"Dateng lah, tadi mampir laundry sama ambil baju di apart Sky." Ucap Yola, duduk di sofa merasa lelah.
Sky menaruh tas nya, dia juga ikut duduk merasa lelah dan mengantuk. Padahal mereka belum makan, tapi tenaga mereka sudah habis dan merasa lelah sekali.