Hazella 2 adalah kelanjutan dari cerita Hazella sebelum nya ya guysss!!!!
Jadi sebelum baca hazella 2, sebaiknya baca dulu Hazella 1 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 28
"Mommyy" teriakan Vina memanggil hazel terdengar melengking, gadis kecil itu berlari menghampiri hazel yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
"I miss you so much, Mom" ucapnya sembari memeluk erat tubuh sang mommy.
"Mommy juga sangat merindukan putri cantik Mommy ini"
Cup!
Cup!
Hazel menciumi wajah Vina dengan gemas kemudian kembali memeluk putri kecilnya itu.
"vino juga rindu Mommy" ucap vino menghambur dalam pelukan hazel.
"Mommy juga sangat merindukan vino" balas hazel, kemudian menciumi vino seperti halnya yang dia lakukan sebelumnya pada Vina.
"Maaf ya, mommy dan Daddy tidak bisa menjemput vino dan Vina. Bagaimana sekolahnya hari ini?"
"Emm seru, Vina punya teman baru di sekolah. Dia cantik seperti Vina"
Vina kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga hazel.
"Dan sepertinya teman Vina suka pada vino" bisiknya kemudian terkekeh lucu.
"Jangan bicara sembarangan!" ketus vino yang mendengar bisikan sang kembaran pada hazel.
"Vina tidak bicara sembarangan tau. Apa vino tidak lihat Molla malu-malu kalau ketemu vino, pipi merah merah gitu"
"Namanya Maura bukan Molla" koreksi vino.
"Kan Molla sendiri yang memperkenalkan dirinya seperti itu" balas vina tak mau mengalah.
"Jadi namanya Molla atau Maura?" tanya hazel memperjelas.
"Hehe, namanya sebenarnya Maura, Mommy. Tapi saat memperkenalkan diri Maura bilang namanya Molla karena belum bisa bilang r. Semua teman-teman di kelas jadinya memanggilnya Molla. Molla lucu deh mommy" terang vina.
"Jadi nama teman barunya Maura?"
Vina dan vino langsung menganggukkan kepala membenarkan.
"Itu artinya vina harus memanggil nama Maura dengan benar karena vina tidak cadel seperti Maura. vina kan sudah bisa bilang r, vina mengerti hm"
Mungkin Maura terlihat baik-baik saja, namun tidak ada yang tahu isi hatinya.
Bisa saja gadis kecil itu tersinggung tapi menyimpannya untuk dirinya sendiri. hazel sangat tidak membenarkan perundungan fisik dan secara verbal.
"Okey mommy, vina mengerti" jawab vina mengangguk patuh.
"Oh ya, bagiamana keadaan adik bayinya vina Mommy, apa adik bayinya baik-baik saja? vina tadi lupa bilang rindu pada adik bayinya. Adik bayi tidak marah pada vina kan?"
Hazel tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.
"Adik bayinya baik-baik saja, dan adik bayi juga sama sekali tidak marah pada vina" jawabnya.
"vina tidak sabar nunggu adik bayinya keluar dari perut Mommy, tujuh bulan lagi rasanya sangat lama. Padahal vina mau ajak adik bayinya main bersama-sama"
Diam-diam David ikut menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan putrinya. Pria itu juga merasa tujuh bulan lagi sangat lama.
Bagaimana dia bisa menahan diri tidak berdekatan dengan hazel selama itu.
"Kenapa hanya Mommy yang mendapatkan pelukan, apa vina dan vino tidak ingin memeluk Daddy?" ucap David membuka suara melayangkan protesnya.
Keberadaannya seperti tak terlihat disana.
Cukup tak bisa berdekatan dengan istrinya, semoga saja anak-anaknya tidak ikutan.
"Padahal Daddy sangat merindukan kalian" sambung David memasang wajah sedihnya.
Vina dan vino langsung berbalik menatap pada asal suara.
Vina kemudian mengarahkan pandangan pada sang kembaran dengan kebingungan.
"Ternyata Daddy juga disini? Vina pikir Daddy bekerja" celetuk gadis kecil itu.
Vina kemudian membulatkan matanya terkejut saat melihat di ruang tamu ternyata tidak hanya ada Mommy dan Daddynya saja.
Disana ada Wijaya, marina, Arya dan juga sherina. Seketika vina kembali merapatkan tubuhnya pada hazel.
"Kenapa Mommy tidak bilang mamanya Daddy juga ada disini" bisiknya pada hazel.
Ternyata sangking rindunya pada hazel, vina sampai tidak memperhatikan sekitarnya.
Fokusnya hanya tertuju pada hazel karena memang sedari awal saat memasuki mansion netranya hanya melihat hazel.
"Kemari sayang, beri pelukan untuk Daddy juga. Daddy bisa ngambek loh karena vina mengabaikan Daddy"
"Tidak apa-apa. Peluk Daddy kemudian cium tangan Opa, Oma, Grandpa dan Grandma hm" ujar hazel menenangkan vina yang tampak takut bergerak dari posisinya.
"Tapi Mommy... Ya sudah" Vina mengangguk pasrah, tak jadi protes saat melihat vino sudah melakukan apa yang dikatakan oleh hazel.
"Vina rindu Daddy" cicitnya dalam pelukan David.
Netra Vina mencuri lirik pada sherina dengan takut-takut.
"Kenapa mamanya Daddy ada di rumah kita? Apa mamanya Daddy mau marah-marahin mommy lagi?" tanyanya berbisik di telinga David.
Selain takut gadis kecil itu juga keheranan. Vina belum pernah mendapati sherina datang berkunjung.
"Tidak sayang. Tadi Grandma dan Grandpa ikut mengantar mommy untuk periksa adik bayi di rumah sakit, terus pulangnya mampir kemari" terang David berusaha memberi pengertian.
David bisa mengerti mengapa Vina langsung berpikiran buruk ketika melihat sherina.
Kesan pertama pertemuan Vina dengan sherina sangat tidak menyenangkan dan pasti kenangan itu tersimpan dengan baik di memori Vina.
"Memangnya adik bayi sakit? Tapi tadi mommy bilang adik bayinya baik-baik saja"
"Adik bayinya memang baik-baik saja, tapi adik bayi harus tetap melakukan pemeriksaan rutin selama masih berada di dalam perut Mommy. Supaya kita tahu bagaimana keadaan adik bayi di dalam perut Mommy" jelas David sebisanya.
Vina langsung menganggukkan kepalanya, meski sejujurnya dia tidak terlalu mengerti.
"Salim dulu pada Opa, Oma, Grandpa dan Grandma hm" titah David.
"Iya Daddy"
Vina membawa langkahnya mendekat pada Wijaya dan marina, kemudian menyalimi pasangan para baya itu.
Gadis kecil itu sengaja mengobrol terlebih dahulu dengan Wijaya dan marina karena jujur vina masih takut berhadapan dengan sherina.
Walau sebenarnya Vina tidak melihat raut wajah ketidaksukaan sherina seperti sebelumnya.
Baru setelah mendapat titah dari Wijaya, vina mau tidak mau berjalan mendekat pada Arya dan sherina.
"vina apa kabar?" tanya Arya berbasa-basi.
"Vina baik Grandpa" jawab Vina singkat.
Vino dan vina memang sudah cukup sering bertemu dengan Arya.
Namun pertemuan mereka masih sedikit canggung karena memang Arya bukan tipikal orang yang banyak bicara.
"Apa sekolahnya menyenangkan? vina tidak lelah?" tanya sherina mencoba membuka komunikasi saat Vina mencium tangannya.
kasiaaaan
baby nya ngeledekin Daddy nya
entah itu dia,entah itu sebuah penyesalan dengan berharap memiliki sesuatu untuk dijadikan pegangan hidupnya
nah...si ibu ini terus menyalahkan hazella sebagai bentuk perlindungan diri supaya bisa bertahan hidup.
karena dia butuh alesan supaya menjaga kewarasan nya
walaupun dia tau itu menyakiti semua orang disekitarnya
Pokoknya sampe END ya ceritanya..
aku suka keributan ini
Mayan Bu, nonton roman picisan live
hazeel nya pasti ga nolak🤣🤣