NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 34: DISKUSI MALAM

Istana kediaman Pangeran Kesembilan terasa hening di malam hari. Halaman luas yang diterangi lentera sepi, hanya dilewati beberapa penjaga yang berpatroli.

Karena belum ada istri resmi dan selir lain, beberapa paviliun kosong. Harem istana pangeran ini sangat sepi sekali.

Lin Muwan baru menyelesaikan makan malamnya setelah ia membersihkan dirinya. Sejak Kaisar menegaskan posisinya di kediaman pangeran ini dan mengistimewakannya di hadapan publik, kehidupannya mulai berubah. Meski tidak dikatakan menjadi makmur, tapi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Pasokan makanan menjadi cukup. Pakaian dari Biro Jahit Istana juga sudah selesai dan sudah diantarkan kepadanya.

Selain pakaian, istana juga mengirimkan beberapa perhiasan dan uang perak. Tidak hanya itu, perlakuan orang-orang di kediaman ini juga jadi lebih sopan.

Perilaku pelayan juga ikut berubah. Mereka jadi lebih rajin dan lebih menghormati Lin Muwan.

Ternyata ‘kejayaan’ yang didapatkan karena pengaruh seseorang itu membawa dampak yang sangat besar. Ia dapat merasakannya dengan jelas. Orang berstatus tinggi lebih dapat diandalkan.

Setelah makan malam, Lin Muwan keluar dari Paviliun Zhouhua. Kakinya melangkah menuju Paviliun Hengyang.

Udara malam merasuk ke dalam tubuhnya, menghantarkan aroma musim gugur yang sebentar lagi akan berakhir. Tepat di taman depan Paviliun Hengyang, ia berhenti melangkah lalu menatap angkasa.

“Bintangnya seindah ini. Sayang sekali aku tidak dapat melihat duniaku lagi.”

Lin Muwan lanjut melangkah. Kali ini sampai ke paviliun tersebut, yang lampunya masih menyala. Zifang keluar menyambutnya dengan ramah.

“Nona, Pangeran ada di ruang baca.”

Murong Changfeng sedang duduk di kursi kesayangannya. Kursi itu seolah punya lem yang merekatkan tubuh Murong Changfeng.

Netra Lin Muwan melirik seporsi makanan yang ditaruh di atas meja lain. Makanan itu masih utuh, belum tersentuh sama sekali.

“Penggila kerja,” gumam Lin Muwan. Padahal, dia sendiri dulu juga seorang penggila kerja. Saking gilanya sampai terkubur dan datang kemari.

“Siapa yang kau bilang penggila kerja?”

“Siapa lagi memangnya?”

Murong Changfeng menghela napas. Dia tidak sedang bekerja.

Pekerjaan dari istana itu sudah lama diselesaikan olehnya dan sudah dilaporkan kepada Kasar. Ia diam di sini karena sudah terbiasa menyendiri. Tempat ini adalah tempat paling nyaman yang ia gunakan untuk menenangkan diri.

“Pangeran, kau pikir kau seorang dewa?”

“Apa maksudmu?”

“Kau pikir kau seorang dewa yang bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum? Jika tidak makan makanan, memangnya kau makan angin untuk mengisi tenagamu?”

Makan malam itu disimpan beberapa saat yang lalu. Selera makan Murong Changfeng tidak bagus. Tidak ada makanan yang benar-benar menarik minatnya, kecuali masakan ibunya.

Masakan ibunya sudah tidak bisa dirasakan. Makanan ini dimakan pun hanya untuk menopang hidupnya saja.

“Aku tidak lapar.”

“Baik. Teruslah seperti itu sampai kau punya penyakit lambung, jatuh sakit dan mati. Saat kau mati, aku akan mengambil alih istana kediamanmu dan menguburkanmu tanpa batu nisan. Orang yang tidak menyayangi dirinya sendiri tidak patut dihargai.”

“Seperti inikah caramu membujuk orang makan?”

“Caraku ini hanya digunakan khusus untuk orang sepertimu.”

Lelah dengan ocehan menyebalkan Lin Muwan, Murong Changfeng akhirnya beranjak dari kursinya. Keberadaan wanita ini membuat kediamannya jadi berisik. Ketenangan yang biasanya menghanyutkan sekarang hilang. Ia tidak tahu harus sedih atau senang.

Usai menghabiskan makan malam, Murong Changfeng kembali duduk di kursinya. Lin Muwan menendang kursi itu dengan keras hingga bergeser beberapa sentimeter. Tatapan tajam Murong Changfeng seketika tertuju padanya. Wanita ini menyebalkan sekali.

“Jika kau mengabaikan makananmu sendiri, kelak tendangan itu bukan hanya sekadar tendangan pada kaki kursi saja. Aku akan mematahkan kakimu dan membuatmu lumpuh sampai hanya bisa dilayani orang.”

Ternyata masih saja ada orang yang tidak menyayangi dirinya sendiri. Tadinya Lin Muwan tidak ingin peduli. Tapi jika Murong Changfeng sakit dan tidak bisa bangun, dia akan kehilangan rekan kerjanya.

Rekan kerja yang berharga seperti dia tidak bisa dicari lagi di dunia. Sayang sekali kalau jadi tidak berguna.

Murong Changfeng merasa dirinya lebih segar. Biasanya melewatkan makan malam tidak berpengaruh apa-apa padanya.

Paling-paling berat badannya turun saja. Ketika memikirkan sesuatu dia suka lupa waktu. Saat Lin Muwan datang dan membujuknya dengan kata-kata masam, ia tanpa sadar menurut dan makan.

Selain Sheng Jiayin dan ibunya, sekarang bertambah lagi satu orang yang membuatnya menurut saat disuruh makan.

Sihir macam apa ini, pikirnya. Bahkan Lin Muwan butuh waktu lebih singkat untuk membujuknya dibanding Sheng Jiayin. Saat makan bersama Sheng Jiayin, dia butuh waktu lumayan lama sampai Murong Changfeng bersedia makan.

Orang jahat memang harus dilawan oleh orang jahat, pikir Murong Changfeng. Selama ini dia sudah jahat pada Lin Muwan.

Lin Muwan mungkin benar-benar tidak bersalah. Tapi hatinya itu sekeras batu, tidak bisa menerima sesuatu sebelum terbukti dengan jelas.

Untuk saat ini, dia membiarkan rasa bersalah berkerumun dalam hatinya tanpa terkendali.

“Pangeran, petunjuk apa yang kau temukan hari ini?”

“Kau datang untuk menanyakan itu?”

“Memangnya apa lagi?”

Kupikir kau datang untuk mengejekku atas kejadian tadi siang, ucapnya dalam hati. Kalau sampai Murong Zhiyang berhasil menjebak Sheng Jiayin dan membuat nasi menjadi bubur, bukan hanya malu yang ia dapat. Orang-orang akan berkata nasib percintaannya sangat malang dan menyedihkan.

“Kau pergi ke kantor arsip kekaisaran, kan? Aku tahu kau menemukan petunjuk di sana.”

Entah sejak kapan wanita ini jadi pandai menebak. Murong Changfeng kesulitan menyembunyikan sesuatu darinya. Matanya itu jadi sangat tajam saat berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kasus ayahnya.

Baginya, kasus ini memang sangat penting. Jika ada celah untuk membalikkan kasus, maka ada kesempatan untuk memulihkan nama baik dan reputasinya.

“Tiga tahun lalu, ayahmu sedang menyelidiki kasus korupsi dana militer. Kantor arsip kekaisaran menyimpan berkas laporannya dan tidak membakarnya.”

“Ah, kasus itu rupanya. Tiga tahun lalu Kaisar memang memerintahkan ayahku menyelidiki kasus korupsi dana militer. Tapi karena ayahku jadi tersangka pemberontakan, kasusnya berakhir tanpa kejelasan. Pangeran, kau ingin mengatakan kasus korupsi dana militer saat itu ada hubungannya dengan kasus pemberontakan ayahku?”

“Mungkin saja. Sesulit apapun kasusnya, tetap meninggalkan petunjuk. Tidak mungkin ayahmu tidak menemukan sesuatu.”

“Mungkin justru karena dia menemukan sesuatu, dia mencari jalan lain. Pangeran, kau ingin meneruskan pekerjaan ayahku dan menyelidiki kasus korupsi dana militer?”

“Dengan begitu, aku punya dalih untuk menyembunyikan penyelidikan kasus pemberontakan ayahmu.”

“Benar juga. Itu ide yang bagus. Orang-orang di pengadilan sudah lama tidak puas pada ayahku yang tidak bersedia bekerja sama dengan mereka. Menggunakan satu kasus untuk menyelidiki kasus lain memang langkah yang bagus.”

Lin Muwan tidak ingat jelas seperti apa kasus korupsi dana militer yang diselidiki saat itu. Ayahnya melarangnya ikut campur dalam urusan pekerjaan.

Apalagi saat itu, kondisi politik di pengadilan istana sedang memanas karena munculnya ketidakpuasan pejabat terhadap keputusan Kaisar yang memanggil kembali Murong Changfeng ke ibu kota.

Selir Kekaisaran Chen sedang disayangi. Bagi sebagian orang, itu adalah sebuah ancaman besar. Kasus korupsi dana militer juga sedang diselidiki.

Jika Lin Muwan adalah orang jahatnya, dia tentu tidak akan membiarkan ketiga hal itu semakin berlanjut. Ia akan menghentikan salah satunya dan menekan salah satu yang lain.

Lin Muwan selalu merasa kalau takdirnya di sini berkaitan erat dengan hidup Murong Changfeng. Kaisar sengaja mempersatukan mereka meski tahu kebencian terhadap satu sama lain sangat besar.

Di mata Lin Muwan, Murong Changfeng adalah orang yang menghancurkan keluarganya. Di mata Murong Changfeng, Lin Muwan adalah putri pemberontak yang membunuh ibunya.

Pandangan satu sama lain hanya penuh dengan adegan berdarah. Tapi Kaisar memilih menutup mata dan telinga, mengabaikan perasaan itu dan tetap membiarkan Lin Muwan memasuki kediaman Murong Changfeng sebagai selirnya. Hal semacam ini jika tidak didasari keyakinan yang kuat, maka akan sulit diterima.

Murong Changfeng, Selir Kekaisaran Chen, Kaisar, ayahnya, dan kasus korupsi dana militer itu, sebenarnya misteri apa yang tersembunyi di baliknya?

1
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
Dyana
thorrr ceritany bgus bgd tp ikan koq ga ga adan y Thor.... masukin iklan Thor Thor...
sahabat pena
senjata makan tuan..
Sun Flower: kasian yaa
total 1 replies
Santy Susanti
taktik Muwan makjleb and haluuuus pisan, keren lah pokok namah👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: salah pilih lawan sih
total 1 replies
Santy Susanti
beneran Selir Sampah MuQian, otaknya penuh kejahatan🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤯🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Sun Flower: siluman rubah betina
total 1 replies
trie
nanggung thor ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!