Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Aku lihat di kejauhan mobil Aldo melaju mendekat ke arah taman. Aku menaikkan satu sudut bibirku begitu melihat dari kejauhan Aldo yang baru turun dari mobilnya yang sudah terparkir sempurna di jalanan pinggir taman, terlebih melihat siapa yang juga turun dari mobil yang sama dengannya.
Itu Nia.
Astaga. Aldo sungguh gila! Bisa bisanya dia membawa sumber masalah dalam kehancuran hubungan kami.
"Sayang," sapa Aldo dengan mata yang berbinar cerah. Wajah nya terlihat lebih, tapi senyum sumringahnya terlihat menghias bibirnya. Dia terlihat sangat senang bertemu denganku.
Aku mundur beberapa langkah dari jangkauan Aldo yang hendak memelukku. Aldo masih saja kaget dengan responku.
"Nia???" tanyaku pada Aldo.
Aldo mengangguk. "Iya. Nia ikut datang. Dia ingin menjelaskan ke kamu, kalau aku dan dia nggak pernah ada hubungan apa-apa selain teman. Kan dari awal kamu juga tahu, sayang, aku dan Nia hanya teman masa kecil." jelas Aldo.
Nia mengulas senyum manisnya. "Iya, Aurel. Aku dan Aldo cuma berteman kok. Gak ada hubungan lain. Maaf ya, kedekatanku dan Aldo bikin kamu cemburu dan salah paham. Aku janji akan lebih menjaga jarak dari Aldo. Aku benar-benar nggak tega lihat Aldo kesakitan kamu tinggalin. Aldo sungguh kehilangan kamu, Rel. Tolong, Jangan salah paham sama aku. Sungguh, Aldo nggak pernah menganggap aku lebih dari sekedar teman masa kecilnya. Lagi pula kamu juga kan tahu, aku juga sudah punya pacar, Rel," imbuh Nia.
Ah, mulut itu, manis sekali ternyata...
"Iya, sayang. Yang Nia katakan itu benar. Dia juga sudah punya pacar. Kamu juga mengenal nya kan?? Tolong Jangan salah paham lagi ya, Aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa kamu, Aurel. Aku sangat mencintai kamu" Ujar Aldo terdengar sangat meyakinkan.
"Aku ke sini bukan untuk itu, Aldo. Aku ingin memperjelas sekali lagi. Kita sudah berakhir. Berakhir, Aldo. Artinya, kamu bukan lagi siapa-siapa bagiku. Bagi ku kamu hanya mantan yang sudah kubuang dan tak akan pernah ku pungut lagi...."
"Tidak.... tidak, Tolong jangan katakan itu, sayang!!!" Aldo berusaha memegang tanganku tapi aku menepisnya dengan cepat. Dia terlihat sangat frustasi. "Sayang."
"Rel, ku mohon, Jangan perlakukan Aldo seperti itu! Aldo sangat mencintai kamu.,..."
"Kamu yakin mengatakan itu padaku, Nia??" Sentak ku sembari menatap Nia tajam.
"Kamu yakin mengatakan bahwa Aldo mencintaiku, Nia??? Apa hati kamu tidak sakit, laki-laki yang berbagi peluh dan menjamah tubuh kamu tapi hatinya terpaut pada wanita lain??"
Aldo dan Nia kompak membelalakkan matanya mendengarkan kalimat itu.
"Me- menjamah??"
Aku menaikkan satu sudut bibirku, tersenyum smrik melihat ekspresi pias keduanya.
Dih, dikira aku sebodoh apa sampai masih bisa terperangkap kebohongan dua makhluk penghianat itu!!!
Tak Sudi!!
"Sayang, apa maksud ka...."
"Berhenti memanggil ku dengan kata menjijikan itu itu, AL !!!" Sentak ku sembari menatap tajam ke arah Aldo.
"Cukup, hentikan!! Sampai kapan kamu akan menipu ku?? Kamu pikir, aku tidak tahu permainan gila kalian di belakang ku hah!???"
"Sa......" Aldo langsung menelan kalimatnya melihatku yang menyorotnya sangat tajam.
Sungguh aku mual mendengar dia memanggilku dengan sebutan 'sayang' itu.
"Apa yang sedang coba kamu katakan, Aurel??" Aldo mengalah, kembali hanya memanggil namaku. Dia mencoba menekan emosinya, berbicara dengan nada lembut yang malah membuatku mual.
"Permainan gila apa?? Kamu mendengar tuduhan tak mendasar itu dari siapa?? Jangan percaya, Aurel. Itu hanya tuduhan gila yang hanya ingin merusak keharmonisan hubungan kita yang sudah terjalin 5 tahun..."
"Iya, Aurel. Jangan percaya semudah itu!!! Pasti yang kasih tahu kamu kabar bohong itu hanya orang iri, pasti dia hanya ingin merusak hubungan kamu dan Aldo. Jangan percaya, Aurel. Aldo sangat setia pada kamu. Dia tidak pernah terlibat dengan cewek lain selain....."
"Kamu!!!" potong ku cepat sembari menatap tajam ke arah Nia. "Selain kamu, begitu kan maksud kamu, Nia???"
"Aurel!! Kamu masih menuduh Nia??? Dia tidak ada hubungan....."
"Kenapa aku tidak boleh menuduhnya?? Apa itu membuat hati kamu sakit, ALDO???" tukas ku cepat.
Aldo mengusap wajahnya frustasi. "Bukan seperti itu, Aurel. Yang ingin aku katakan adalah kamu salah menuduh....."
"Menuduh?? Lalu, coba jelaskan tentang ini!!" ujar ku sembari memutar rekaman suara di ponselku yang membuat Aldo dan Nia seketika membulatkan matanya.
(punya mu masih saja sempit, Nia. Sangat nikmat!!!)
(Lebih dalam, Al, aku mau sampai.Ahhhh....)
(Tahan, Nia..... barengan.....)
( Al, sekali lagi dong, aku masih pingin)
( Cukup, Nia. Aku harus menelpon Aurel. Dia mau datang kesini besok. Kamu ingat kan, hari ini anniversary kami??? )
.......
Klik, aku mematikan rekaman suara yang sengaja aku ambil malam itu. Hati ku ternyata tak sekuat itu untuk mendengar penghianatan Aldo sekali lagi.
"Itu tidak...."
Aku menatap penuh cibiran ke arah Aldo. "Milik mu masih sempit, itu artinya bukan pertama kali kamu memasuki Nia, Kan???" sentakku dengan kilatan amarah yang sudah memenuhi mataku.
Aldo menggeleng lemah, tapi tak bisa menjawab pertanyaanku.
"Seberapa lama kamu mengkhianati ku, Aldo?? Bermain di belakangku?? Kamu bahkan mengingat aku dengan jelas saat melakukan penghianatan itu. Keterlaluan kamu,Al !!! Bajingan!!"
"Sayang, aku bisa jelaskan...."
"Menjelaskan apa?? Bahwa rekaman ini tipuan??? Hanya kerjaan orang gila yang sengaja ingin merusak hubungan kita?? Perlu kamu tahu, Al, aku orang gila itu. Aku mendengar dan melihat langsung dengan telinga dan mataku sendiri."
"Sa- yang.... Tidak.... tidak...." Aldo tersentak hebat, menatapku frustasi.
Aku menaikkan satu sudut bibirku.
"Kamu tau, Al, malam itu aku sengaja datang ke apartemen kamu, untuk memberi kejutan anniversary kita. tapi nyatanya, kamu yang memberiku kejutan. Sungguh bajingan kamu!!! Kamu tega mengkhianati ku tepat di hari anniversary kita."
BUGH
Aldo menjatuhkan lututnya di hadapanku.
"Sayang, to-long. Tolong maafkan aku. Aku benar benar khilaf....."
"Khilaf??? Kamu yakin, apa yang kamu dan Nia lakukan itu semata kekhilafan. Al??? Jangan memfitnah setan kalau nyatanya kamu lah setannya!!!!" sentak ku.
"Yang...."
"Sudah ku bilang jangan pernah panggil aku sayang lagi dengan mulut menjijikkan kamu itu!!!"
Dug
Kaki ku menendang keras tubuh Aldo hingga Aldo jatuh terjungkal. Astaga kaki ku, hari ini sungguh lincah sekali bergerak. Habis Om Jo, sekarang Aldo. Waw....
Nia sigap membantu Aldo tapi Aldo spontan menepisnya. Aldo terlihat sangat marah dengan Nia.
"Ini semua gara-gara kamu, Nia. Gara gara kamu aku jadi mengkhianati Aurel!!!!"Sentak Aldo menyalah kan Nia.
Dih, akhirnya dia mengaku juga.
" Al, kok kamu jadi menyalahkan aku sih. Kamu juga mau??? Kamu bahkan yang sering memintanya padaku. ...."
"Sering??? Wow...." cibir ku.
Aldo dan Nia terkesiap. Mereka mati kutu sekarang.