【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 #
Sesampainya di dalam rumah, aku memarkirkan motor di halaman. Aku menatap rumah yang lima tahun lebih aku tempati. Memang tidak besar ataupun mewah, namun rumah ini adalah tempat aku dan Mas Chris membina Rumah Tangga kami yang sepertinya tidak akan bertahan lama.
Saat tiba di depan pintu, suara seseorang menyapaku. Ia mengambil kantong belanjaan di tanganku dan masuk lebih dulu.
"Mbak, Kenapa?" Tanya Andre.
"Nggak, nggak apa-apa." Jawabku singkat.
"oh, ya. Kiran-kira kamu udah cari tahun belum soal teman-teman kerja Mas Chris?" tanyaku pada Andre. Karena ia sudah berjanji untuk membantuku.
"Udah, Mbak. Lupa mau ngasih tahu. Menurutku, Mas Chris nggak mungkin selingkuh sama teman kerjanya, kok. Aku tanya teman dekat perempuan di perusahaan. Maklum, Mas Chris di bagian gudang. Jadi, dibagian itu cuma ada pekerja laki-laki. Pekerja perempuan di bagian produksi." Jelas Andre.
"Oh, gitu." Aku pun hanya menganggukan kepala pelan.
Pikiranku terus dihantui rasa penasaran. Hatiku tidak tenang, namun apa yang bisa aku lakukan selain menunggunya pulang dan menanyakan apa yang harus kami lakukan untuk memperbaiki hubungan yang kini tak sejalan ini.
Sore hari, aku memasak menu makan malam kami bertiga. Seperti biasa, kedua adik iparku itu menikmati makanan mereka dengan lahap tanpa protes meskipun kadang rasanya tak sesuai harapan.
Pukul sembilan malam, aku tak bisa memejamkan kedua mataku. Perkataan Bu Meta benar-benar mengusikku.
"Mau kemana, Mbak?" Tanya Andra. Aku melewati ruang tamu dengan memakai daster panjang yang ku lapisi jaket jeans. Sementara Andre dan Andra asik menonton televisi bersama.
"Mau keluar sebentar." Jawabku.
"Aku anterin, ya. Udah malam nih." Sela Andre. Ia pun bangkit dan mengambil kunci motor. Ia menyusulku berjalan keluar rumah.
"Mbak mau pergi sendiri. Kamu dirumah aja." Ucapku pada Andre. Aku hanya ingin mencari udara segar, menenangkan hatiku yang sedang tak karuan.
"Tapi Mbak. Udah malam loh ini. Kalau Mbak Ketty kenapa-napa gimana?"
"Nggak, Mbak cuma mau ke swalayan sebentar, kok."
Andre terdengar menghela napas berat, namun ia tidak memaksaku dan membiarkanku pergi seorang diri.
Aku mengendarai motor sambil memperhatikan suasan desa yang masih cukup ramai meski waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Aku melewati beberapa perkampungan hingga keluar dari desa, memarkirkan motorku ditoko swalayan berlogo lebah yang buka selama dua puluh empat jam.
Dengan uang pemberian dari Andre, aku membeli sebuah es krim dan beberapa makanan ringan. Aku duduk di teras swalayan sambil menikmati es krim di tanganku. Kedua bola mataku memperhatikan jalanan, berharap melihat seseorang yang kini membuat pikiranku kacau berantakan.
Selama lebih dari satu jam aku duduk di tempat itu. Aku menatap layar ponsel, melihat beberapa pesan dan panggilan dari Andre. Nampaknya diia sangat khawatir.
Lelah duduk sendirian, aku akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun dalam perjalanan, aku seperti melihat Mas Chris mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan tinggi.
Tanpa berpikir panjang, aku berusaha menyusulnya. Gas motor sudah aku tarik kencang, berusaha mengejar Mas Chris dan mencari tahu kemana suamiku itu pulang.
Setelah melewati beberapa perkampungan, aku kehilangan jejaknya. Aku berusaha melewati setiap gang, mencari sosok keberadaan suamiku yang lama tak pulang.
Di pertigaan, aku melihat motor yang aku kenali terparkir di sebuah pos ronda. Aku melihat beberapa bapak-bapak yang sedang asik bermain kartu. Namun aku tak melihat keberadaan Mas Chris diantara mereka.