Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
" satu lagi Ara, teringaku sudah benar-benar tidak nyaman setiap kali kau m manggil ku dengan sebutan tuan, jangan panggil aku tuan lagi" ujar Albert.
alis Albert mengkerut saat melihat sang istri malah terkekeh geli.
" Aku serius Ara, kenapa kau Laha tertawa seperti itu? "
" maaf tuan, bukanya tuan sendiri yang memintaku untuk memanggilmu dengan sebutan tuan? "
Albert tersenyum tipis, sembari menggaruk kebanyakan yang tiba-tiba saja terasa gatal.
" itu dulu, tapi tidak dengan sekarang istriku "
Ara tersenyum sambil menggunakan kepala nya.
" paham suamiku"
" bagus, seperti itu lebih baik, aku suka"
Keduanya kembali terdiam, sampai Albert mengajak istrinya melangkah menuju kamar.
****
Pagi harinya wajah Ara terlihat sumringah saat ia membantu sang suami mengenakan pakaian bersiap untuk berangkat ke showroom.
"bagaimana dengan penampilanku? " tanya Albert.
" tampan"
" hanya itu saja? "
Ara hanya menggunakan dengan malu-malu, hal itu membuat Albert gemas lalu mengelus wajah mulus sang istri.
" lalu bagaimana dengan yang semalam? "tanya Albert sambil tersenyum.
Pertanyaan Albert membuat Ara menunduk dengan kedua pipi yang sudah memerah, rasa malu dan juga senang bercampur menjadi satu.
Setelah obrolan di balkon semalam mereka mengulang melakukan hubungan suami istri, namun bedanya kali ini Albert melakukannya dengan sangat lembut, sehingga untuk pertama kalinya Ara bisa merasakan apa yang ia dengar dari teman-temannya tentang bayangan manis pernikahan.
" tolong jangan bahas itu lagu, aku sangat malu"
Albert tersenyum saat mendapati wajah sang istri sudah seperti kepiting rebus.
" ya sudah, kalau begitu aku berangkat ke showroom dulu ya"
Ara menggunakan, lalu ia tersentak saat sang suami membubuhkan sebuah kecupan lembut du keningnya.
Setelah itu Albert mengajak sang istri untuk keluar kamar, keduanya berjalan menuruni anak tangga, pemandangan itu membuat seisi mansion tersenyum senang, begitu juga dengan Siska.
" wah-wah wajah kalian terlihat sangat bahagia? ada apa ni mbak? goda Siska sambil tersenyum.
" huss jangan menggodaku Siska " kata Ara tersenyum malu-malu.
" wah sepertinya kalian sudah akrab, pertahankan itu" ucap Albert merasa senang melihat keakraban sang istri dengan Siska.
Ara dan Siska tersenyum sambil mengguk, kemudian semuanya berjalan menuju ke luar mansion.
" tuan, Aaron baru saja menghubungiku, dia akan datang ke kota B minggu depan" ucap Siska berbisik kepada Albert.
Albert tak langsung menyahut, ia menoleh kepada sang istri yang masih berdiri di teras sembari menatapnya.
" baik, kita bicarakan ini nanti, aku gak ingin ara tahu dengan pekerjaanku, tolong rahasiakan tentang bisnis gelap kita padanya" jawab Albert dengan lirih agar tak terdengar oleh Ara.
" baik tuan, aku mengerti"
Albert melambaikan tangannya pada Ara, lalu ia masuk kedalam mobil.
" katakan mbak, apa yang semalam kalian lakukan? " tanya Siska menggoda Ara.
Setelah mobil Albert meninggalkan mansion, Siska menghampiri Ara di teras.
" apa kau benar-benar sudah sehat? kalau belum sebaiknya kau beristirahat saja di kamar"ucap Ara mengalihkan pembicaraan.
" seperti yang mbak lihat, aku sudah sehat dan bugar, ini semua karna mbak yang sudah mengobati ku"
" mbak hanya mengompres dahi mu Siska, bukan mengobati mu, yang mengobati mu itu pak dokter"
" hemm entahlah, apapun itu, aku hanya... " Siska menjeda ucapannya.
" ingin apa? " tanya Ara penasaran.
Siska tak langsung menyahut, ia langsung memeluk Ara dari samping.
" aku hanya ingin memelukmu mbak"
Ara tersenyum senang, sambil mengelus punggung Siska.
" ya sudah mbak, aku akan keluar sebentar ada urusan yang harus aku kerjakan " ucap Siska sembari melepas pelukannya..
" Hati-hati "
" pasti mbak" ucap Siska yang langsung melangkah menuju mobilnya.
Ara hanya menghembuskan nafas kasar saat melihat Siska mengendarai mobilnya dengan sangat kencang.
***
Siska keluar dari sebuah panti asuhan, ia merasa lega saat petugas kepolisian tadi sudah tidak ada, ya saat Siska keluar dari mansion dan akan menuju ke markas, dia di ikuti oleh mobil petugas kepolisian. beruntungnya ia menyadari hal itu makanya ia mengalihkan tujuannya ke panti asuhan tempat biasa ia datangi, tak lupa sebelum datang ke panti asuhan ia menyempatkan untuk membeli beberapa makanan di supermarket.
" syukurlah mereka sudah pergi" gumam Siska yang tidak mendapati mobil polisi yang mengikutinya tadi.
Siska melajukan mobilnya dengan kencang manuju ke markas.
" apa kalian susah makan? " tanya Siska saat sudah sampai di markas dan menghampiri jhon dan Delon yang sedang duduk di sofa.
Kedua pria itu pun kompak mengguk. Siska lalu duduk di sofa ikut bergabung bersama mereka.
" mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati lagi, karena petugas sudah mulai memperketat penjagaan, baru saja aku di ikuti oleh dua petugas yang kemarin datang ke mansion "
" apa kau serius? " tanya jhon yang menatap ke arah Siska.
" tidak ada gunanya aku bercanda jhon, sepertinya mereka mulai mencurigai tuan dan mulai mengawasi pergerakan kita "
Jhon menghela nafasnya kasar.
" ya kemarin tuan juga memintaku untuk menunda semua pengiriman"
" sebaiknya memang bagitu, Aaron juga sudah menghubungiku, dan dia akan datang ke kota B minggu depan" ucap Siska yang diangguki oleh jhon dan Delon.
***
jhon begitu gelisah sudah berkali-kali ia menghubungi Anton, namun tak ada satupun panggilan yang di angkat.
" coba lagi jhon " ucap Delon.
" kau pikir sejak tadi apa yang aku kerjakan" ucap jhon kesal, lalu mencoba untuk menghubungi Anton kembali.
" halo, dari mana saja kua? " tanya jhon saat sambungan telfonnya sudah tersambung.
" maaf jhon, ponselku ketinggalan di ruanganku, ada apa kau menghubungi ku? "
" aku ingin mengingatkan padamu, simpan semua barang-barangmu dengan baik dan jangan ada transaksi apapun malam ini, aku baru saja mendapatkan laporan, beberapa club malam baru saja di geledah oleh petugas"
"kau jangan mengda-ngada jhon, mana mungkin ada razia seprti itu, sudahlah kau tenang saja, tidak akan ada petugas yang datang ke tempatku" ucap Anton tek percaya.
Jhon mendengus kesal.
" ingat, jika kau sampai tertangkap, jangan kau katakan kalau kau mendapatkan barang itu dari tuan Albert, jika itu sampai terjadi, tamatlah riwayatmu" ucap jhon penuh ancaman.
" ya, kau tenang saja, aku pasti akan menjaga rahasia itu dengan baik" ucap Anton menyakinkan.
Panggulan pun berakhir.
Anton menyandarkan kepalanya di sofa, ia pun melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah jam 12 malam, mana mungkin ada petugas yang mengadakan razia di jam segini, apa lagi selama ini petugas kepolisian di kota B terkesan cuek hingga ia tak menanggapinya dengan serius.
Dor...
Dor...
Suara tembakan itu membuat mata Anton membulat, apa yang terjadi? gumamnya pelan. apa benar yang di katakan oleh jhon barusan kalau akan ada razia.
.
.