NovelToon NovelToon
HIGANBANA NO FUKUSHU

HIGANBANA NO FUKUSHU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter / Bullying dan Balas Dendam / Sugar daddy
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Setelah orang tuanya bunuh diri akibat penipuan kejam Agate, pemimpin mafia, hidup siswi SMA dan atlet kendo, Akari Otsuki, hancur. Merasa keadilan tak mungkin, Akari bersumpah membalas dendam. Ia mengambil Katana ayahnya dan meninggalkan shinai-nya. Akari mulai memburu setiap mafia dan yakuza di kota, mengupas jaringan kejahatan selapis demi selapis, demi menemukan Agate. Dendam ini adalah bunga Higanbana yang mematikan, menariknya menjauh dari dirinya yang dulu dan menuju kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Recognizance

Setelah para komandan korup itu pergi, keheningan menyelimuti ruangan. Kevin masih gemetar. Araya menunggu sejenak, membiarkan ketegangan mereda.

​Kini kembali ke Kevin, Araya duduk dengan tenang. Ia tersenyum tipis, suaranya lembut dan menenangkan, berbeda dengan ancaman Indra yang brutal yang Kevin hadapi saat hari itu.

​"Dokter Satou," kata Araya, nadanya kini beralih menjadi seorang profesional yang menawarkan perlindungan. "Anda membuat keputusan yang tepat untuk tetap di sini. Setidaknya di sini, saya bisa menjamin keamanan Anda. Di luar sana, Anda menjadi target."

​Araya berterima kasih atas bantuannya untuk memancing mereka keluar.

​"Terima kasih sudah membantu kami mengidentifikasi pengkhianat di kantor kami. Anda telah memberikan layanan yang tak ternilai bagi kepolisian yang bersih," kata Araya, mengacu pada Kapten Takeda dan timnya.

​Kevin tidak mengerti apa-apa tentang skema memancing itu. Ia hanya merasakan satu hal.

​"Aku... aku hanya takut diburu oleh pria itu," bisik Kevin, wajahnya pucat. "Pria yang menculikku. Aku tidak tahu siapa dia, tapi dia bilang dia akan kembali jika aku keluar."

​Araya mencatat reaksi Kevin, tersenyum internal karena strategi Indra berhasil sempurna.

​"Pria itu adalah Konsultan kami, dan dia tidak akan menyentuhmu selama kau berada dalam pengawasan hukum. Sekarang, mari kita lanjutkan pekerjaan kita. Kau butuh perlindungan, dan kami butuh Haruna."

Mendengar janji perlindungan dari Araya, Dokter Kevin merasa cukup aman untuk mengungkapkan detail lebih lanjut tentang struktur AgateX yang ia ketahui.

​"Haruna... dia sangat efisien," ujar Kevin, mencoba mengingat kembali. Kevin melanjutkan apa saja yang dilakukan Haruna kepada dirinya dan organisasi.

​"Tugas saya hanya medis. Tetapi Haruna... dia adalah otak utamanya di tingkat operasional. Dia bekerja di bagian penipuan, menjerat orang dengan utang. Dia juga mengurus perekrutan dokter dan perawat, dan mengatur logistik perdagangan organ."

​Kevin menghela napas, menyadari betapa kecil perannya.

​"Ini hanya sebagian kecil dari hierarki sebenarnya," jelas Kevin. "Saya hanya berada di paling bawah. Saya tidak pernah bertemu bosnya."

​Namun, Kevin memberikan petunjuk penting tentang pemimpin yang lebih tinggi.

​"Saya pernah menguping Haruna berbicara di telepon dengan atasannya beberapa kali. Suaranya berbeda-beda, bukan hanya satu orang. Tapi saya dapat mengkonfirmasi jika mereka laki-laki berkuasa di kota ini, berdasarkan nada bicara dan topik yang mereka bicarakan—mereka membahas proyek konstruksi besar dan kontrol zona kota."

​Kevin menduga AgateX tidak hanya dipimpin oleh satu Bos Besar, tetapi mungkin sebuah dewan yang terdiri dari elit-elit Shirayuki.

​Araya mencatat semuanya dengan cermat. Informasi ini mengkonfirmasi kecurigaan Araya bahwa AgateX adalah sindikat yang melibatkan politisi dan pebisnis kelas atas, bukan hanya kelompok mafia biasa.

Dokter Kevin, setelah mengakui perannya dalam perdagangan organ dan pelecehan, kini mencoba meyakinkan Araya bahwa kekejamannya tidak sebanding dengan kekejaman atasannya.

​"Mereka mafia kejam yang tidak kenal ampun, Detektif," ujar Kevin, suaranya dipenuhi ketakutan. "Mereka jauh lebih kejam dari diriku. Aku hanya memanen organ, tapi mereka... mereka tidak punya batas."

​Kevin menelan ludah, suaranya bergetar.

​"Saya mendengar dari Haruna, jika ada gadis yang mereka jebak dan tidak bisa dijual ke luar negeri sebagai buruh, mereka menjual gadis di bawah umur dan melecehkannya di bar-bar Distrik Senja, jika tidak laku di pasar gelap," ungkap Kevin. "Itu sebabnya saya tidak pernah berani menentang Haruna. Saya tahu mereka bisa melakukan apa saja."

​Pengakuan Kevin ini membuka lapisan kejahatan baru yang jauh lebih gelap dari yang diperkirakan Araya—perdagangan manusia dan pelecehan anak.

​Araya mencatat semuanya, raut wajahnya menegang. Informasi ini mengubah kasus ini dari kejahatan kerah putih menjadi operasi gabungan kejahatan terorganisir yang paling serius. Kini, menangkap Haruna bukan lagi hanya tentang membalas dendam Akari, tetapi juga menyelamatkan nyawa gadis-gadis lain.

Saat interogasi hampir selesai, Kevin memberikan petunjuk terakhir yang sangat penting—petunjuk yang menyangkut keselamatan Akari.

​"Detektif Araya, satu hal lagi," kata Kevin, suaranya tegang saat ia mencoba mengingat wajah yang ia lihat di gudang itu.

​"Saat pria kejam itu menginterogasiku di gudang, aku melihat seorang wanita muda bersamanya. Wanita bersama pria itu bernama Akari, bukan?"

​Araya, yang kini mencatat dengan waspada, tidak menunjukkan kejutan. Araya menjawabnya dengan tenang dan bertanya kenapa.

​"Ya. Kenapa Anda bertanya?"

​Kevin melanjutkan jika Haruna membicarakan gadis bernama Akari secara spesifik.

​"Haruna... dia sangat fokus pada gadis itu. Dia bilang gadis itu adalah putri dari korban utang lama dan memiliki dendam. Dia bilang jika gadis itu tidak berhenti ikut campur, Haruna akan menculiknya lalu dijual ke pasar yang lebih gelap, pasar tempat mereka menjual gadis di bawah umur."

​Rencana penculikan Akari kini dikonfirmasi oleh Kevin.

​Araya mengangguk mengerti, meskipun di dalam hati ia merasa marah. Ancaman ini tidak terduga, tetapi untungnya, Akari sudah berada di bawah perlindungan Indra.

​"Baiklah, terima kasih, Dokter," kata Araya. "Informasi Anda sangat berharga."

​Namun, Kevin menambahkan keyakinan pribadinya, berdasarkan pengalamannya dengan Indra.

​"Tapi, kurasa Akari akan aman jika di dekat pria itu. Pria itu... Konsultan Anda itu. Dia sangat menakutkan, jadi saya percaya Haruna tidak akan bisa menggapainya dengan mudah."

​Araya tersenyum tipis. Kevin benar. Kehadiran Indra adalah perisai terbaik Akari. Namun, ancaman itu berarti mereka harus bergerak lebih cepat.

Araya tersenyum tipis, puas dengan semua informasi yang berhasil ia dapatkan. Ia tahu, sekaranglah waktunya untuk mengakhiri sesi interogasi yang tidak resmi ini.

​Araya menutup bukunya catatan. Ia menatap Kevin dengan pandangan yang serius namun tidak mengancam.

​"Dokter Satou," kata Araya. "Berapa lama Anda ingin dipenjara atas semua kejahatan yang Anda lakukan? Kami akan memulai proses negosiasi hukuman Anda, mengingat kerja sama Anda hari ini."

​Ini adalah kesempatan bagi Kevin untuk meminta hukuman yang lebih ringan.

​Namun, Kevin yang memiliki kesempatan meminta waktu hukuman dikurangi—mengingat ia telah memberikan kerja sama penuh—tiba-tiba membeku. Ia memikirkan kembali tentang Indra; trauma itu jauh lebih nyata daripada prospek penjara.

​Ia memikirkan kemungkinan keluar lebih cepat, dan konsekuensinya: bertemu Indra lagi di jalanan Shirayuki.

​Ia menggelengkan kepalanya dengan gemetar dan panik.

​"Tidak! Jangan! Jangan ada pemotongan hukuman!" isak Kevin. "Saya lebih memilih selamanya di dalam penjara! Saya akan memberikan kesaksian penuh! Tapi biarkan saya di dalam, Detektif. Di dalam, saya aman dari pria itu!"

​Araya menahan tawa kecilnya. Strategi Indra sangat berhasil.

​Araya mengangguk heran pada permintaannya, membiarkan Kevin memilih sel penjara daripada kebebasan.

​"Baiklah, Dokter Satou. Pilihan Anda adalah hukuman maksimal. Saya akan pastikan keamanan Anda di dalam," kata Araya.

​Araya meninggalkannya di ruang interogasi, menyerahkan kasusnya kepada Akihisa.

​"Akihisa," kata Araya melalui interkom. "Amankan Dokter Satou. Pastikan dia dikawal dengan ketat. Kami punya banyak hal untuk dikerjakan. Aku butuh Miku di ruang rapat sekarang."

Setelah Araya meninggalkan ruangan, Akihisa masuk bersama beberapa petugas untuk mengawal Dokter Kevin keluar dari ruang interogasi.

​Akihisa membantu Kevin bangun dari kursi, bersikap sopan dan profesional, meskipun ia tahu semua kejahatan yang telah dilakukan Kevin.

​"Ayo, Dokter Satou. Kami akan membawa Anda ke sel yang aman. Anda telah bekerja sama dengan baik," kata Akihisa, suaranya ramah.

​Sambil berkata ramah dan memberikan nasihat, Akihisa mencoba memahami mengapa Kevin begitu takut pada kebebasan.

​"Saya tidak tahu apa yang membuat Anda begitu takut pada dunia luar, tetapi ketahuilah, mengakui kejahatan Anda adalah langkah pertama untuk menebus kesalahan," ujar Akihisa.

​Walau ia tidak tahu kenapa setrauma itu—ia tidak mengetahui detail penyiksaan lilin oleh Indra—Akihisa tetap menjalankan perannya sebagai petugas penegak hukum yang beretika.

​Di sisi lain, Miku bergabung dengan Araya di ruang rapat, membawa tablet berisi daftar komandan korup yang berhasil mereka identifikasi.

​"Araya-san, daftar informan sudah siap," lapor Miku, raut wajahnya serius.

​Araya mengangguk. Mereka siap menyusun strategi pamungkas.

​Sementara itu, baik Akihisa maupun Miku tidak memiliki petunjuk sedikit pun tentang metode yang digunakan Indra. Akihisa dan Miku tidak tahu Indra menyebabkan hal ini—bahwa trauma yang ia tanamkan telah mengamankan kesaksian dan membongkar jaringan korup di dalam markas mereka sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!