NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Psikopat / Cinta pada Pandangan Pertama / Reinkarnasi / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang psikopat yang ber transmigrasi ke tubuh seorang gadis, dan apesnya dia merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Ketika dia merasakan cemburu, dia harus mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Amel menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu, tapi mungkin kita harus mengeceknya."

Sisil mengangguk, "Baiklah, mari kita pergi ke gudang belakang dan mencari Alice."

Sisil dan gengnya segera menuju ke gudang belakang untuk mencari Alice. Saat mereka hampir sampai, mereka bertemu dengan seorang mahasiswi yang terlihat khawatir.

"Ada apa?" tanya Sisil, melihat ekspresi khawatir pada wajah mahasiswi itu.

"Itu... Alice, dia pingsan di gudang," kata mahasiswi itu, sambil menunjuk ke arah gudang. "Dia sangat agresif dan membully ku, aku tidak tahan lagi dan aku mendorongnya hingga dia pingsan."

Sisil dan gengnya percaya pada cerita mahasiswi itu dan merasa bahwa Alice telah berbuat salah. Mereka segera berlari ke arah gudang, tapi mereka tidak melihat mahasiswi itu lagi. Saat mereka berlari, Sisil melihat seseorang yang terlihat asing sedang bersembunyi di balik pohon-pohon dekat gudang.

"Lihat, ada orang di balik pohon itu," kata Sisil, sambil menunjuk ke arah pohon.

Cindi, Luna, dan Amel memandang ke arah pohon, dan mereka juga melihat orang asing itu. Mereka tidak tahu siapa orang itu dan apa yang dia lakukan di sana, tapi yang jelas orang itu terlihat bukan mahasiswi di kampus.

Sisil dan gengnya melanjutkan perjalanan ke gudang, sambil tetap memandang ke arah orang asing itu. Saat mereka sampai di gudang, mereka melihat Alice terbaring di lantai, tidak sadarkan diri.

Sisil dan gengnya berdiri di sekitar Alice, memandang dia dengan campuran emosi. Sisil yang geram dengan kelakuan Alice, meminta Luna untuk mengambil air untuk membuat Alice sadar.

"Luna, ambil air, kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Sisil, nada suaranya masih keras karena percaya pada cerita mahasiswi yang mereka temui sebelumnya.

Cindi dan Amel memandang Sisil dengan setuju, tapi juga terlihat sedikit khawatir dengan keadaan Alice. "Aku tidak percaya Alice bisa melakukan hal seperti itu," kata Cindi, sambil memandang Alice dengan mata yang bingung. "Dia terlihat begitu culun dan baik, tapi ternyata dia suka mem-bully?"

Luna segera berlari untuk mengambil air, sementara Sisil dan yang lain menunggu dengan sabar. Saat Luna kembali dengan air, mereka segera menyiramkan air ke wajah Alice untuk membuatnya sadar.

Sisil memandang Alice dengan mata yang tajam, siap untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatannya jika Alice benar-benar bersalah. Saat Alice mulai sadar, Sisil dan gengnya melihat ekspresi Alice yang bingung dan tidak mengerti apa yang terjadi.

Alice membuka matanya dan memandang Sisil dan gengnya dengan mata yang kosong. Sisil dan gengnya tidak bisa menahan diri dan tertawa melihat ekspresi Alice yang konyol.

Flashback Off.

"Jadi, kalian mengira aku sudah mem-bully seseorang tanpa tahu kejadian yang sebenarnya?" tanya Alice pada mereka, suaranya sedikit kesal.

Sisil dan gengnya saling memandang, merasa sedikit bersalah karena telah menghakimi Alice tanpa tahu kebenarannya. "Maaf, Alice, kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Sisil, sambil menundukkan kepala. "Kami hanya percaya pada cerita orang lain tanpa tahu kebenarannya."

Cindi dan Amel juga meminta maaf, "Iya, maafkan kami, Alice. Kami tidak seharusnya menghakimi kamu tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Alice memandang mereka dengan mata yang tajam, lalu terlihat mengotak-atik ponselnya. Setelah beberapa saat, Alice memperlihatkan sebuah foto di ponselnya.

"Apakah ini orang asing yang kalian lihat?" tanya Alice, sambil memperlihatkan foto itu.

Sisil dan gengnya memandang foto itu dan saling pandang, mata mereka melebar dengan pengakuan. Mereka mengangguk serempak, "Iya, itu dia! Kami melihatnya bersembunyi di balik pohon dekat gudang."

Alice memandang mereka dengan mata yang serius, "Aku pikir kalian harus tahu siapa orang ini."

Mereka berempat saling pandang, lalu Amel bertanya dengan rasa ingin tahu yang besar, "Memangnya itu siapa?"

Alice menjawab dengan nada yang datar, namun penuh dengan emosi yang terkendali, "Dia, kakak tiriku."

Kata-kata Alice itu seperti petir di siang bolong, membuat Sisil dan gengnya terkejut dan tidak percaya.

"APA?" teriak mereka dengan serempak, suara mereka penuh dengan shock dan keheranan. Mereka tidak bisa membayangkan bahwa orang yang mereka lihat bersembunyi di balik pohon adalah kakak tiri Alice.

Sisil memandang Alice dengan rasa ingin tahu yang besar, "Kenapa? Kenapa kakak tirimu berada di kampus kita?" tanyanya dengan suara yang penuh dengan keheranan.

Alice tersenyum, senyumnya yang dingin dan menakutkan membuat Sisil dan gengnya merasa sedikit takut. "Karena itulah, aku akan mencari bukti," katanya sambil menatap mereka dengan mata yang tajam.

"Aku akan membuktikan bahwa yang aku dengar semalam adalah kebenaran," tambah Alice dengan nada yang penuh dengan tekad dan kemarahan yang terkendali. Senyum Alice semakin melebar, menunjukkan kesan yang sangat menakutkan.

"Aku ingin tahu apa yang dia lakukan di sini, dan aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya," katanya dengan nada yang penuh dengan tekad.

Sisil dan gengnya merasa sedikit takut dengan tekad Alice, namun mereka juga merasa penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

**

Alice duduk di depan laptopnya, mata yang tajam memandang layar. Jari-jemari Alice begitu lincahnya menari di atas keyboard, mengetik dengan cepat dan tepat saat mencari rekaman CCTV yang mungkin bisa membantu menjelaskan apa yang terjadi di gudang.

Dia sedang mencari rekaman CCTV yang mungkin bisa membantu menjelaskan apa yang terjadi di gudang. Gengnya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya, Alice sendiri juga tidak mendapat ingatan tentang kejadian itu. Oleh karena itu, Alice memutuskan untuk mencari bukti sendiri, dan rekaman CCTV adalah salah satu cara untuk mengetahui kebenaran.

Dengan ketekunan dan kesabaran, Alice terus mencari dan menganalisis rekaman CCTV, berharap bisa menemukan petunjuk yang akan membawa dia lebih dekat ke kebenaran. Matanya tidak lepas dari layar, fokus pada setiap detail yang mungkin bisa membantu dia memecahkan misteri yang membelitnya.

Setelah beberapa saat mencari, Alice akhirnya menemukan rekaman yang dia cari. Rekaman CCTV menunjukkan Alice berjalan menuju gudang bersama seorang mahasiswi. Mereka terlihat berbicara dan berjalan dengan santai. Namun, saat mereka mendekati gudang, tiba-tiba muncul Marina dari arah lain yang memukul kepala Alice dengan balok kayu.

"Apa...?" Alice bergumam sambil memandang rekaman CCTV dengan mata yang terbelalak. Dia memperbesar rekaman itu untuk memastikan bahwa memang benar Marina yang melakukannya, dan dia yakin bahwa itu adalah Marina.

"Jadi, kamu mau bermain licik, Marina? Tidak semudah itu, Marina," katanya dengan nada yang penuh dengan kemarahan dan kecewa.

Alice memutar rekaman itu berulang kali, memastikan bahwa dia tidak salah lihat. Setiap kali dia memutar rekaman itu, kemarahannya semakin meningkat.

"Aku akan membuatmu membayar untuk ini, Marina," katanya dengan nada yang dingin dan menakutkan.

1
Apis
knp aku ngebayanginya peran alex/alice kaya lucinta Luna ya thor 🤣🤣🤣🤣
LOLLIPOP: Hihi...iyakah?🤭
total 1 replies
Apis
jd critanya alex transgender trs transmigrasi ke tubuh alice yg beneran cewe, baru x ini nemu novel peran utamanya lain dari yg lain 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!