"Mari kita menikah." ucap seorang pria yang terlihat tinggi dan tegak itu dengan wajah yang tampan dan putih itu mengajak seorang wanita menikah.
Wanita itu terkejut kenapa majikan atau lebih tepatnya anak majikannya mengajak dirinya menikah pria yang mewarisi usaha papi nya orang kaya malah ingin menikahinya yang anak seorang pembantu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35...
Erlina datang menghampiri Rena dan Leon yang lagi melihat bayi mungil tersebut memang Sarah melahirkan akibat dirinya terjatuh saat memergoki Ferdi suaminya sebenarnya bukan suami mereka hanya kumpul kebo gitu.
"Siapa namanya..?" tanya Rena.
"Jihan Andriani.... Sarah mau namanya ada di nama bayinya." ucap Leon.
"Lalu apa anda tidak mau tambah kan nama anda juga mas.?" ucap Rena.
"Nama ku.?" ucap Leon bingung.
"Iya, dia kan anak kita mas..." ucap Rena.
Leon terdiam dia memikirkan ucapan Rena yang ada betul nya kelak bila mereka memiliki anak pasti Jihan akan bertanya kenapa nama Leon tidak ada di belakang namanya... Akhirnya Leon setuju menaruh nama belakangnya.
"Baiklah sayang... Jihan Andriani Wijaya." ucap Leon.
Rena tersenyum, bayi yang memiliki berat 3 kg itu sudah di gendongan Rena dengan penuh hati hati dan cinta, sebenar ya Sarah memang sudah waktunya melahirkan makan nya bayinya tidak lahir prematur.
"Kita harus beli susu dan pakaian bayi dulu." ucap Rena.
"Astaga aku lupakan hal itu sayang, terimakasih ya sayang." ucap Leon.
"Aku juga mencintai nya mas saat pertama kali melihatnya." ucap Rena.
"Sama aku.?" ucap Leon.
Rena diam dia hanya menatap Leon... Tapi Leon yang tahu sikap Rena mengerti akan sikap sang istri Leon pun mengalihkan pertanyaannya dia tau Rena belum bisa menerima dan mencintai dirinya.
"Jelas aku juga mencintai anda tuan, meski aku tahu anda tidak bisa mencintai ku." ucap Rena.
"Terimakasih sayang." ucap Leon...
"Aku beruntung menikahi kamu, mami sangat pintar memilihkan aku istri." ucap Leon.
Sesampai di toko bayi Rena membeli beberapa pakaian dan botol susu serta perlengkapan bayi lainnya Leon juga membeli ranjang bayi... Rena membeli yang di butuhkan saja bila kurang nanti dia akan minta ke Leon.
"Besok ada suster yang datang." ucap Leon.
"Kenapa pakai suster.? Mas tidak percaya pada ku.?" ucap Rena.
"Bukan gitu, aku tidak mau kamu cape, kita juga harus buat satu sperti ini." ucap Leon.
"Kamu bagaimana Jihan kan masih kecil.?" ucap Rena.
"Tidak apa apa sayang, Jihan pasti mau punya adik." ucap Leon..
Rena tidak percaya Leon ternyata agak mesum juga... Tapi Rena juga memang mau memiliki anak dari rahimnya juga biar bagaimana mami Bella juga akan meminta anak dari rahimnya apa lagi kakek Firman yang menginkan cicit dari rahimnya juga Rena tidak menolak.
"Bi, tolong naikin teko listrik ya ke kamar saya." ucap Leon ke bi Tuti atas permintaan Rena.
"Baik tuan." ucap Bi Tuti..
"Terimakasih ya Bi." ucap Leon.
Sementara Rena sudah naik ke atas ke kamar mereka sementara Jihan tidur bersama nya Leon akan membuatkan kamar bayi untuk Jihan... Bi Tuti yang masuk mengantar permintaan Leon terkejut.
"Bayi siapa ini.?" ucap Bi Tuti.
"Dia anak kami bi, Jihan." ucap Rena.
"Non, tuan apa nyonya dan kakek tau.?" ucap Bi Tuti.
"Belum, nanti kami akan kasih tau bi." ucap Leon.
Bi Tuti mengerti dan akhirnya izin pamit keluar dari kamar Leon dia sangat bingung sama Leon dan Rena membawa bayi ke rumahnya padahal mereka masih muda dan bisa memiliki anak sendiri.
"Bi Tuti." ucap mba Cici.
"Kenapa.?" ucap Bi Tuti.
"Tadi aku liat nona bawa bayi apa benar.?" ,ucap mba Cici.
"Iya benar." ucap Bi Tuti.
"Anak siapa.? mereka adopsi dari panti.?" ucap mba Cici.
Bi Tuti menaiki pundaknya dia juga bingung dan tidak tahu sungguh anak siapa yang di bawa oleh majikannya karena bila adopsi pasti mami Bella juga harus tahu apalagi kakek Firman juga harus tahu.
Bersambung...
Izin yaa