Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Setelah keluar dari lift Zahira hanya tertegun karena Celine berdiri tepat didepannya,Zahira melepaskan pegangan tangannya dan sedikit menjauh dari Jerri namun Jerri malah menarik pinggangnya sehingga membuat Celine hanya menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Ra,kamu sama Pak Jerri kok bisa dekat gitu?"tanya Celine sambil menunjuk kearah Zahira
"Sorry Cel,sebenarnya kita udah nikah."jawab Jerri pelan
"A apa Pak?kalian sudah nikah?kapan?mengapa kalian tidak mengundangku?"tanya Celine penuh rasa penasaran
"Ah,sebenarnya."jawab Jerri namun karena ponsel Jerri berbunyi dia meninggalkan Zahira dan masuk kedalam ruangannya.
Celine berjalan dibelakang Zahira,dia masih penasaran dengan mereka berdua dan kembali menghadang Zahira.
"Apalagi Mbak?"tanya Zahira
"Kapan kamu menikah?"tanya Celine
"Sejak Presdir menjabat."jawab Zahira
"Bagaimana bisa?"tanya Celine
"Aku juga gak tahu Mbak,aku bertemu lagi dengannya dan dia langsung melamarku."jawab Zahira
"Kamu sudah kenal sejak lama?"tanya Celine
"Iya,sejak awal masuk kuliah."jawab Martin yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakang Celine
"Ahh,Pak."kata Celine sambil berlari kembali menuju mejanya
Safi berdiri karena ingin mengambil air minum,sebelum pergi dia membisikkan sesuatu ditelinga Zahira.
"Ha ha,kamu gak perlu main kucing-kucingan lagi Ra."kata Safi sambil tersenyum
"Saf,mana kopiku?"tanya Martin
"Gak ada."jawab Safi
Zahira menatap kearah Safi dan Martin,dia merasa akhir-akhir ini mereka selalu bersama,namun Safi tidak ada cerita begitu juga dengan Martin.
Safi merasa Zahira sedang memperhatikannya,dia menatap balik teman baiknya dengan memasang senyum terpaksa.
"Kamu pacaran sama Martin?"tanya Zahira
"Hem,enggak."jawab Safi
Safi kembali mengerjakan sisa pekerjaannya,namun Zahira hanya duduk dikursi tanpa melakukan apa-apa,Safi kembali menatap dan mengarahkan kursi kearahnya.
"Hei,mentang-mentang sudah go publik terus gak kerja."kata Safi
"Aku masih cuti hari ini."kata Zahira
"Bagaimana dengan kandunganmu?"tanya Safi sambil kembali menatap layar laptopnya
"Bagus,baru tadi aku melihat Jerri benar-benar menangis."jawab Zahira
"Benarkah?"tanya Safi
Kedua sahabat yang selalu bersama kali ini sedang tertawa,dari ruangan Martin dan Jerri hanya memperhatikan,Celine yang tiba-tiba beranjak dan mendekati Zahira membuat keduanya langsung diam.
"Ra,kok kamu tega sih gak ngundang aku."kata Celine
"Maaf Mbak."kata Zahira
Melihat Celine dan yang lainnya mengerumuni Zahira membuat Jerri berinisiatif memesan makan siang untuk anak buahnya,dia meminta Martin melakukannya.
"Pesan makan siang dan bawa keruangan."kata Jerri
"Untuk semua?"tanya Martin
"He hem."jawab Jerri
Jerri kembali duduk dikursinya,dia membuka pesan dari Arya,bibirnya tersenyum karena saat ini dia sedang bersama dengan Damian,Arya kembali bangkit dan berusaha berdiri dengan kedua kakinya.
"Bos,apa yang membuatmu tersenyum?"tanya Martin
"Hanya ini."jawab Jerri sambil menunjukkan ponselnya
"Apa Arya sudah melamar adikmu?"tanya Martin
"Belum."jawab Jerri
Martin keluar ruangan karena Zahira masuk,dia merasa tidak memesan makan siang namun beberapa orang membawa keruangannya.
"Mas,kamu memesan makan siang buat satu ruangan ya?"tanya Zahira
"Iya."jawab Jerri
"Dalam rangka apa?"tanya Zahira
"Go publik Ra."jawab Martin
"Ah,begitu."kata Zahira
"Kamu sudah tidak perlu lagi main kucing dan tikus sama Celine,makanya Jerri sendiri yang bilang tadi."kata Martin
Zahira menatap Jerri setelah Martin keluar ruangan,dia hendak keluar lagi namun ditahan oleh Jerri.
"Mau kemana?"tanya Jerri
"Kamu mau makan apa tidak?"tanya Zahira sambil memegang gagang pintu
Tanpa mendengar jawaban Jerri dengan jelas Zahira keluar dari ruangan namun tertahan karena ada Papa mertuanya,sedangkan Mama mertuanya sedang menemui Martin.
"Papa,bikin kaget aja."kata Zahira
"Kamu apa kabar?"tanya Papa
"Baik Pa,masuk Pa Zahira bikin minum sekalian ambil makan siang."jawab Zahira setelah salaman dan mencium punggung tangan mertuanya
Papa mengangguk,dia masuk menemui Jerri,wajahnya terlihat tidak baik-baik saja setelah Zahira keluar,Jerri yang baru saja mencuci tangan langsung memeluk Papa karena sudah lama tidak bertemu lantaran Papa memilih tinggal diluar kota selama berpisah dengan Mama.
"Papa,apa kabar?"tanya Jerri
"Baik,kamu sendiri?"tanya Papa
"Baik Pa,ada masalah apa lagi Pa?sepertinya liburan Papa ada yang kurang?"tanya Jerri
"Kamu bawa kemana gadis itu?"tanya Papa
Jerri terdiam karena Papa sedang berusaha menginterogasinya,masalah dengan Aira kembali mencuat,mungkin mendapat aduan dari Mama.
"Mama kamu sangat marah melihat ini."kata Papa sambil menyodorkan ponsel kearah Jerri
"Mana dia?"tanya Jerri
Saat Jerri ingin beranjak terlihat Mama sudah menarik tangan Zahira dan mendorongnya kesofa,Zahira hanya memegang perutnya karena melindungi janinnya,Jerri dan Papa yang melihat langsung berusaha menahan tubuh Zahira.
"Mama!"bentak Papa
"Apa?semua gara-gara dia!"kata Lintang dengan nada keras
"Ingat Ma,Zahira sedang mengandung anakku,kalau terjadi sesuatu kepadanya Mama yang harus bertanggung jawab!"kata Jerri sambil merangkul Zahira namun Zahira menampiknya,dia memilih keluar menemani Safi yang sedang mengobati luka pada bibir Martin.
"Martin,kamu gak papa?"tanya Zahira
"Justru aku yang mengkhawatirkanmu."jawab Martin
"Ra,kita pulang.Martin kamu juga pulang.Apa perlu kedokter?"tanya Jerri
Jerri sudah menghubungin Keihl agar menemukan Aira dan mengantar kerumah yang sudah dikontrak,Jerri juga meminta kepada Keihl agar kembali keplan A,berpura-pura membeli rumah dan mengusir Mamanya,sementara Papa ada diapartemen.
Keihl sudah menemukan Aira dan membawanya,dia mengantar kerumah Jerri namun saat tiba dirumah Keihl melihat Mama Jerri sedang berselisih dengan temannya.
"Maaf,Tante harus keluar dari sini.Rumah ini sudah saya beli."kata Justin
"Bagaimana mungkin,Tante tidak percaya."kata Mama Jerri
"Apaan sih kamu Keihl,kamu membawaku kembali tapi rumah Jerri sudah dijual,lalu aku harus dimana?"tanya Aira
"Aku tidak peduli."jawab Keihl
Aira pergi meninggalkan Lintang saat Lintang berusaha menghubungi Martin dan Jerri,dia sendiri bingung saat ini,satu-satunya hanya suaminya yang masih bisa dihubungi.
"Pa,kamu dimana?"tanya Lintang