LDR KATANYA BERAT!!
Tapi tidak bagi Rion dan Rayna. Ini kisah mereka yang berusaha mempertahankan hubungannya apa pun masalah yang mereka hadapi.
Tapi bagaimana jika masa lalu yang menggangu hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
"Jadi siapa yang mau jelasin?" Raya menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Matanya melirik tajam ke arah dua orang yang sedang duduk di sofa dengan kepala menunduk.
Layaknya balita yang sedang dimarahi oleh orang tuanya, tak ada yang berani melawan. Masing-masing menutup mulutnya dengan rapat, enggan untuk menjelaskan.
"Maaf kak gua lupa," cicit Rayna. Suaranya hampir tak terdengar di telinga Raya.
"Kali ini gua siap kak lo marahin! Lagian yang salah juga gua," ucap Rion membela Rayna.
"Tapi kan gua yang gak izin," bantah Rayna tak terima jika harus Rion yang disalahkan.
"Tapi kan Ion yang ngajak." biasanya Rion akan berpamitan kepada Raya jika memang ia mau mengajak Rayna keluar atau mengunjungi rumahnya. Tapi kali ini Rion benar-benar tak ingat sama sekali. Maklum saja, sejak semalam ia tak bisa tidur memikirkan Rayna. Saat pertama kali melihat Rayna ia hanya fokus padanya dan memikirkan cara agar bisa menghibur Rayna.
"Ya tetep aja aku yang gak bilang!"
Raya masih memperhatikan kedua manusia yang beradu mulut saling ingin disalahkan. Seperti memiliki adik kembar jika seperti ini. Tak ada yang mau mengalah.
"Ya enggaklah, kalo Ion gak mendadak dateng ke rumah kan kita bisa izin dulu!"
"Gua minta penjelasan kalian, bukan mau ngeliat kalian berdua ribut!" ucapan Raya berhasil membuat kedua manusia yang lebih muda darinya itu terdiam membisu.
"Lain kali kalo mau keluar bilang dulu!" peringat Raya.
"Ya maaf sih kan gua terlalu excited sampe lupa pamitan," ungkap Rayna.
"Udahlah bep kasian mereka," nasihat dari satu lagi manusia yang berada di dalam rumah juga bersama mereka sejak tadi. Kekasih Raya yang memang sudah kenal dengan Rayna dan Rion. Ia mengusap pundak Raya, menenangkannya agar tak terlalu berlebihan memarahi adiknya.
"Ya gak bisa gitu Leon! Mereka tuh harus tau konsekuensinya, kalo tadi di jalan mereka kenapa-kenapa siapa yang tau?!" bentak Rayna.
Leon Abraham, pria yang sedikit berisi dan memiliki pipi sedikit gembul. Sudah lama ia berpacaran dengan Raya, bahkan ia sudah bertemu langsung dengan sang ayah. Tak seperti Rion yang bahkan hingga saat ini tak tahu bagaimana rupa ayah Rayna.
"Yang penting kan mereka sekarang udah di rumah." Raya memejamkan matanya sebentar karena lelah, Leon sudah pasti akan membela adiknya. "Udah mau sore juga nih, mending kita makan sama-sama!" ajak Leon. Ia tak mau jika nantinya Rion harus kembali ke Bandung dengan perut kosong karena harus mendengarkan omelan Raya.
"Lo pesenin deh makanannya, gua mau seafood!" titah Raya.
"Iya bep."
"Mau request ayam bakar aja boleh gak?" Rayna membuka suara dengan ragu. Masih takut dengan wajah garang yang ditunjukkan oleh Raya.
"Masih berani nawar lo?"
"Kan gua gak begitu suka seafood kak."
"Yaudah masak aja sendiri!" titah Raya.
Rayna mengerucutkan bibirnya, apalah kakaknya ini? Bukankah ia yang paling tahu jika Rayna tak bisa memasak. Rion mengelus punggung Rayna, berusaha membuatnya lebih baik.
Rion sebenarnya ingin membela Rayna tapi ia juga tak berani jika harus berhadapan dengan Raya, karena itu ia lebih memilih untuk diam memperhatikan Rayna yang mendapat omelan.
"Udah gua pesen sama ayam bakar juga." Leon berbicara sambil tertawa. Sangat mengerti jika Raya akan memakinya. Sedikit informasi saja, Leon adalah anak tunggal. Karena itu ia juga sudah menganggap Rayna sebagai adiknya sendiri.
"Ko lo malah nurutin adek gua sih!"
"Udahlah bep jangan galak-galak, kasian juga loh nanti Rion bakal berangkat lagi ke Bandung."
"Mau jam berapa berangkat?" tanya Leon. Matanya menatap Rion yang sedang memotong ayam bakar milik Rayna. Perhatian sekali Rion ini. Sepertinya Leon harus sedikit belajar bersikap romantis dari Rion.
Setelah menunggu sekitar dua puluh menit, semua pesanan datang. Raya hanya menyuruh memesan seafood saja padahal, ia berniat untuk memasak makanan lain di rumah. Tapi Leon memesan terlalu banyak menu, membuat Raya mengurungkan niatnya.
"Habis ini juga berangkat lagi," jawab Rion.
Rayna menoleh ke arah Rion yang duduk di sampingnya. Wajahnya murung seketika, ingin sekali menyuruh Rion untuk menginap sesekali. Tapi ia juga mengerti jika Rion harus kembali.
"Nanti ke sini lagi kan?" Rion mengangguk. Meski ia juga berat meninggalkan Rayna lagi.
Bayangkan saja, selama dua tahun lebih mereka berpacaran baru beberapa bulan ini Rion menemui Rayna. Ada banyak alasan yang menjadi penyebabnya, tapi Rion berjanji akan berusaha untuk terus datang menemui Rayna di waktu senggangnya.
"Iya dong sayang." Rion memberikan piring milik Rayna kembali setelah selesai memotong daging ayam menjadi ukuran sekali suap.
"Pulangnya malem aja sekalian!" suruh Leon tanpa pikir panjang.
"Kalo pulang malem agak takut juga kak," tutur Rion dengan canggung. Meski ia seorang pria tetap saja berkendara di malam hari dengan jarak yang lumayan jauh terlalu beresiko.
"Tau nih kak Leon, seenak jidat aja kalo ngomong," ujar Rayna mengkhawatirkan Rion. Dengan mudahnya ia menyendok nasi dan daging ayamnya menggunakan sendok.
"Tapi gua pengen deh sesekali liburan ke Bandung," seru Leon.
"Ayok kak! Nanti gua ajak ke tempat nongkrong gua sama temen-temen."
"Ish!" Rayna melirik dengan sinis.
"Kapan-kapan liburan yuk ke Bandung!" ajak Leon. Entah ajakannya tertuju untuk siapa.
"Ajak gua juga," sahut Rayna.
"Boleh tuh kak biar pacar gua gak ngambek lagi."
"Ion..." panggil Rayna dengan nada panjang. Terdengar manja namun diakhiri dengan tatapan tajam di akhir panggilannya.
"Haha iya sayang."
"Ya habis lo nyebelin!" kebetulan sekali mereka duduk bersebelahan. Rayna dengan mudah menendang kaki Rion. Tak sakit memang, hanya saja Rion terkejut.
"Iya deh Ion yang nyebelin."
"Dasar anak muda bikin iri aja." Raya melirik Leon dengan wajah cemberut. Apa-apaan maksud dari Leon? Apakah hubungan mereka kurang romantis? Buat kesal saja!.
"Apanya yang bikin iri?"
"Manjanya lah," jawab Leon terlalu jujur.
"Maksudnya apa? Gua udah gak menarik lagi?"
"Bep aku gak ada bilang gitu loh!" drama apalagi sekarang? Padahal jelas sekali Leon tak berbicara seperti itu.
"Ya terus maksudnya apa? Lo lebih tertarik sama cewek yang manja?"
"Enggak bep, kamu kan juga manja kalo gak di depan adekmu." Raya terdiam, kepalang malu dengan perkataan Leon.
Rion dan Rayna? Mereka sibuk sendiri dengan aktivitasnya. Saling menyuapi ayam bakar dan seafood yang mereka makan.
terus ortua mereka jg blm d jelasin ya kk ?