My Secret Husband

My Secret Husband

1. TAKDIR YANG DITENTUKAN

Hujan deras mengguyur halaman mansion megah yang menyerupai istana, menciptakan suara gemuruh yang menggema di antara dinding batu kuno. Udara dingin menusuk hingga ke tulang, sementara angin membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan kelembapan malam. Petir sesekali menyambar langit kelabu, menerangi siluet bangunan megah yang berdiri kokoh di tengah hujan.

Di depan pintu besar yang menjulang megah, seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun berdiri dengan tubuh sedikit gemetar. Jemarinya yang kecil menggenggam erat tangan seorang wanita yang telah dianggapnya sebagai ibu. Matanya yang kebiruan, yang biasanya penuh kehangatan, kini menatap lurus dengan waspada ke arah pria tua berjas hitam yang duduk angkuh di singgasana.

Rei Alexander, anak angkat Adara dan Zayn, kini berdiri di hadapan kakeknya—sosok yang selama ini ingin ia lupakan. Ingatannya berputar kembali ke hari itu, mengingat bagaimana ia berusaha melarikan diri dari pria yang sangat ia benci ini. Sejak kedua orang tua kandungnya meninggal, ia tidak pernah ingin kembali ke sisi lelaki tua itu. Namun, kini, takdir membawanya kembali ke tempat yang sama, ke hadapan sosok yang menatapnya tajam, seolah menelanjangi masa lalunya yang masih kabur dan penuh luka.

“Kau ingin tetap tinggal bersama mereka?”

Suara sang kakek terdengar dalam, nyaris tanpa emosi, bergema di seluruh ruangan megah yang dipenuhi oleh aura kekuasaan dan keheningan mencekam. Nada bicaranya begitu datar, nyaris seperti perintah daripada pertanyaan. Tatapannya yang tajam seperti ingin menguji keberanian cucunya, menunggu jawaban yang akan menentukan nasib anak itu.

Rei menggigit bibirnya, menunduk sejenak sebelum kembali menatap kakeknya dengan mata yang dipenuhi kebimbangan. Dalam benaknya, pertanyaan itu bukanlah sekadar pilihan, melainkan ujian yang akan menentukan masa depannya. Ia tahu betapa kuatnya kehendak lelaki tua itu, dan betapa sulitnya menolak permintaannya tanpa konsekuensi besar.

Tangannya yang mungil semakin erat menggenggam jemari Adara, seolah mencari kekuatan dari wanita yang telah menjadi tempatnya berlindung selama ini. Hatinya berdebar, tetapi ketika ia menoleh ke arah Adara, tatapan lembut wanita itu menyapanya dengan penuh ketulusan. Tidak ada paksaan, tidak ada tekanan—hanya senyum hangat yang menguatkannya.

Adara perlahan mengusap kepalanya, sentuhannya memberikan ketenangan yang sejenak mengusir keraguannya. Isyarat itu begitu jelas, mengisyaratkan bahwa keputusan ada di tangannya. Rei menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian yang tersisa dalam dirinya.

“Iya…” Suaranya kecil, hampir tenggelam dalam dentuman hujan yang mengguyur atap mansion. Namun, meski lirih, nada suaranya tetap tegas. Ia tidak ragu dengan keputusannya. “Aku ingin bersama Mama dan Papa.”

Kata-kata itu menggema di ruangan, membelah keheningan yang sempat menggantung. Jawaban yang begitu sederhana, namun memiliki makna yang mendalam. Ia tidak peduli dengan darah bangsawan yang mengalir di tubuhnya, tidak peduli dengan gelar atau warisan yang mungkin akan diberikan kakeknya—satu-satunya yang ia inginkan adalah tetap berada di sisi orang yang telah merawat dan mencintainya tanpa syarat.

Kakeknya, Duke Alastair, terdiam. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, tetapi sorot matanya berbicara banyak—tajam dan penuh perhitungan, seolah sedang menimbang-nimbang sesuatu yang lebih besar daripada sekadar keputusan seorang bocah berusia tujuh tahun. Ia menelusuri sosok Rei dengan tatapan yang dalam, mencoba mencari jejak kebangsawanan dalam dirinya, mencoba melihat apakah cucunya yang telah lama ia tinggalkan ini masih membawa garis keturunan keluarga kerajaan yang selama ini ia banggakan.

Ruangan tetap sunyi, hanya suara hujan deras di luar jendela yang menjadi latar belakang ketegangan yang menggantung di udara. Setelah keheningan panjang yang terasa begitu menyesakkan, pria tua itu akhirnya menghela napas perlahan, seolah telah mengambil keputusan yang tidak bisa diubah.

“Baiklah.” Suaranya tetap dingin, tak menunjukkan tanda-tanda kehangatan seorang kakek kepada cucunya. “Jika itu keputusanmu, maka aku akan mengizinkan.”

Rei merasa dadanya sedikit lebih ringan, tetapi sebelum ia bisa benar-benar bernapas lega, kata-kata berikutnya dari sang kakek membuatnya kembali menegang.

“Tapi ada satu syarat.”

Rei mengangkat wajahnya, alisnya bertaut. Ia menatap kakeknya dengan penuh kewaspadaan, firasat buruk mulai menyelimutinya.

“Syarat apa?” tanyanya hati-hati.

Duke Alastair tidak langsung menjawab. Ia membiarkan keheningan kembali menyelimuti mereka, sengaja menciptakan ketegangan sebelum akhirnya melanjutkan, “Kau akan tetap menjadi bagian dari keluarga kerajaan. Dan seperti tradisi keluarga kita…” Ia berhenti sejenak, seakan memberi Rei waktu untuk memahami besarnya konsekuensi dari ucapannya. “Saat usiamu 17 tahun, kau harus menikah dengan wanita yang telah dipilih untukmu.”

Rei mengernyit, hatinya mencelos. “Menikah?”

“Ya.” Jawaban itu singkat, tanpa ruang untuk tawar-menawar.

Adara, yang sedari tadi tetap diam, tiba-tiba menegang. Matanya membesar, tangannya yang menggenggam Rei sedikit mengencang. Namun sebelum ia sempat mengatakan sesuatu, Zayn—suaminya—dengan tenang meletakkan tangan di pundaknya, memberikan isyarat agar ia tetap tenang.

Hujan di luar semakin deras, seolah menjadi pertanda akan perubahan besar yang baru saja terjadi dalam hidup seorang anak kecil yang bahkan belum memahami arti pernikahan itu sendiri.

“Jika kau ingin tetap tinggal dengan keluarga ini, maka inilah syaratnya,” lanjut kakeknya dengan nada dingin dan tak terbantahkan. Matanya yang tajam menusuk ke arah bocah kecil itu, seolah memastikan bahwa kata-katanya benar-benar dipahami. “Jika menolak, maka kau tidak akan bisa bebas dan akan menjadi tawanan musuh kerajaan.”

Ruangan besar itu terasa semakin sunyi. Bahkan suara hujan deras yang sebelumnya menggema di luar istana terasa memudar di telinga Rei. Anak laki-laki itu menggigit bibirnya, hatinya mencelos mendengar ancaman terselubung dari sang kakek. Tawanan musuh kerajaan? Meskipun ia masih terlalu muda untuk memahami sepenuhnya arti politik kerajaan, ia cukup mengerti bahwa menjadi tawanan berarti kehidupan yang penuh penderitaan. Ia tidak bisa membayangkan harus hidup di bawah kekuasaan orang-orang asing yang mungkin akan memperlakukannya dengan kejam, menjadikannya alat untuk membalaskan dendam mereka kepada keluarga yang bahkan baru saja ia kenali.

Rei menoleh ke arah Adara dan Zayn, kedua orang yang sudah ia anggap sebagai orang tua sejati. Adara masih menatapnya dengan penuh kasih, senyum lembutnya seolah memberi kekuatan. Zayn, meskipun raut wajahnya tetap tegas, terlihat sedikit tegang, seolah menunggu keputusan yang akan diambil oleh anak angkatnya. Rei tahu mereka pasti mengkhawatirkannya.

Di dalam hatinya, ada perasaan takut, ragu, dan cemas yang bercampur menjadi satu. Namun, satu hal yang pasti, ia tidak ingin kehilangan mereka. Mama dan Papa adalah satu-satunya keluarga yang ia punya setelah kehilangan orang tua kandungnya. Jika menerima perjodohan ini adalah satu-satunya cara agar ia tetap bisa bersama mereka, maka ia akan melakukannya.

Rei menelan ludah. Tangan kecilnya mengepal erat, mencoba menenangkan kegelisahan yang melanda dirinya. Napasnya sedikit tersengal, tetapi akhirnya ia mengangguk perlahan. Suaranya hampir tercekat saat ia berbicara, tetapi ia tetap berusaha agar terdengar tegas.

“…Baiklah,” jawabnya akhirnya, meskipun di dalam hatinya ada ketakutan yang tak ia mengerti.

Duke Alastair mengamati cucunya selama beberapa detik yang terasa begitu panjang sebelum akhirnya bibirnya melengkung tipis dalam senyum yang sulit ditebak. “Bagus.”

Begitu kata itu meluncur dari bibirnya, seorang pria berseragam dengan emblem kerajaan di dadanya segera melangkah maju. Langkahnya mantap dan penuh wibawa, seolah menyiratkan bahwa ia telah terbiasa dengan tugas-tugas penting seperti ini. Di tangannya terdapat sebuah gulungan surat berwarna gading yang terikat pita emas, tampak begitu resmi dan berharga.

Pria itu membungkuk hormat sebelum menyerahkan gulungan tersebut kepada Duke Alastair, yang kemudian menyodorkannya ke arah Rei. Bocah itu menatap benda itu dengan ekspresi kosong, tidak benar-benar memahami apa yang ada di dalamnya, tetapi ia tahu bahwa dokumen itu akan mengikatnya pada sesuatu yang besar.

“Ini adalah dokumen perjodohan,” kata sang kakek dengan suara yang tetap tak menunjukkan emosi. “Kau akan menikah dengan Hana Evangeline, cucu dari Duke Evander.”

Nama itu sama sekali tidak familiar bagi Rei. Ia bahkan tidak tahu siapa Duke Evander. Namun, pada titik ini, seberapa besar pun perjodohan itu akan memengaruhi hidupnya, ia tidak bisa peduli. Ia masih terlalu kecil untuk memahami kompleksitasnya, terlalu lugu untuk menyadari bahwa perjanjian ini bukan hanya sekadar pernikahan biasa—melainkan sebuah permainan politik yang melibatkan dua keluarga besar.

Ia hanya mengangguk, menerima kenyataan tanpa banyak berpikir. Ia pikir, ini hanyalah sesuatu yang akan terjadi jauh di masa depan. Pernikahan adalah sesuatu yang masih terasa samar dalam pikirannya, seolah berada di dunia yang berbeda. Baginya, satu-satunya hal yang penting saat ini adalah tetap bisa tinggal bersama orang-orang yang ia cintai.

Namun, apa yang tidak ia ketahui adalah bahwa keputusan kecilnya hari ini akan menjadi awal dari perjalanan panjang yang penuh dengan lika-liku. Sebuah perjanjian yang mungkin akan menuntunnya ke dalam takdir yang jauh lebih rumit daripada yang bisa ia bayangkan.

Episodes
1 1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2 2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3 3. AWAL HIDUP BERSAMA
4 4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5 5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6 6. KETEGANGAN DI AULA
7 7. SABAR VERSI REI
8 8. KHAWATIR
9 9. FESTIVAL SEKOLAH
10 10.TERSESAT
11 11. WANITA MEREPOTKAN
12 12. KECURIGAAN SANIA
13 13. BERDUA DI TAMAN
14 14. PEREMPUAN ASING
15 15. MOOD RUSAK
16 16. LIVY
17 17. SISI LAIN HANA
18 BUTIK YUKI
19 18. TRIO EKSPRESI DATAR
20 20. ACARA KELUARGA
21 CURIGA HANA
22 POSISI HANA
23 MENGINTIP REI DAN LIVY
24 DIHUKUM BERSAMA
25 KARYA BARU NIH!
26 HANA PINGSAN
27 MALAM YANG MENCURIGAKAN
28 SISI LAIN REI
29 AURORA DAN HANA
30 PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31 TIDAK MAU PULANG
32 KETERKAITAN NATHAN
33 KEHIDUPAN LENA
34 EMPAT MATA
35 NASEHAT ZAYN
36 HATI BERDEBAR
37 GOSIP TERPANAS
38 SALAH TINGKAH
39 CEMBURU?
40 RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41 RAHASIA LIVY
42 DICIUM
43 TRAUMA HANA
44 UNDANGAN PERNIKAHAN
45 DATANG KE PERNIKAHAN
46 MUNCULNYA HANA
47 PERASAAN YANG SEBENARNYA
48 LUCU
49 PEMBALUT SIAL
50 LIVY DAN SUAMI
51 DITINGGAL BERDUA
52 SEKSI
53 MENAHAN DIRI
54 BERTEMU DONY
55 HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56 MENJELANG KELULUSAN
57 LIVY YANG HAMIL
58 KEKACUAN HANA
59 MALAM PANAS MEREKA
60 LOLOS DAN MENYAKITKAN
61 PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62 LIVY HISTERIS
63 BABY HANA
64 HAMIL
65 TERLIHAT DIRATUKAN
66 SEKALI LAGI
67 AKHIR CERITA
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. TAKDIR YANG DITENTUKAN
2
2. PERNIKAHAN TANPA CINTA
3
3. AWAL HIDUP BERSAMA
4
4. HARI PERTAMA DI SEKOLAH BARU
5
5. MURID BARU YANG MENARIK PERHATIAN
6
6. KETEGANGAN DI AULA
7
7. SABAR VERSI REI
8
8. KHAWATIR
9
9. FESTIVAL SEKOLAH
10
10.TERSESAT
11
11. WANITA MEREPOTKAN
12
12. KECURIGAAN SANIA
13
13. BERDUA DI TAMAN
14
14. PEREMPUAN ASING
15
15. MOOD RUSAK
16
16. LIVY
17
17. SISI LAIN HANA
18
BUTIK YUKI
19
18. TRIO EKSPRESI DATAR
20
20. ACARA KELUARGA
21
CURIGA HANA
22
POSISI HANA
23
MENGINTIP REI DAN LIVY
24
DIHUKUM BERSAMA
25
KARYA BARU NIH!
26
HANA PINGSAN
27
MALAM YANG MENCURIGAKAN
28
SISI LAIN REI
29
AURORA DAN HANA
30
PERTENGKARAN DI KAMAR MANDI
31
TIDAK MAU PULANG
32
KETERKAITAN NATHAN
33
KEHIDUPAN LENA
34
EMPAT MATA
35
NASEHAT ZAYN
36
HATI BERDEBAR
37
GOSIP TERPANAS
38
SALAH TINGKAH
39
CEMBURU?
40
RAHASIA HAMPIR TERBONGKAR
41
RAHASIA LIVY
42
DICIUM
43
TRAUMA HANA
44
UNDANGAN PERNIKAHAN
45
DATANG KE PERNIKAHAN
46
MUNCULNYA HANA
47
PERASAAN YANG SEBENARNYA
48
LUCU
49
PEMBALUT SIAL
50
LIVY DAN SUAMI
51
DITINGGAL BERDUA
52
SEKSI
53
MENAHAN DIRI
54
BERTEMU DONY
55
HAMIL YANG DISEMBUNYIKAN
56
MENJELANG KELULUSAN
57
LIVY YANG HAMIL
58
KEKACUAN HANA
59
MALAM PANAS MEREKA
60
LOLOS DAN MENYAKITKAN
61
PERMINTAAN LIVY YANG ANEH
62
LIVY HISTERIS
63
BABY HANA
64
HAMIL
65
TERLIHAT DIRATUKAN
66
SEKALI LAGI
67
AKHIR CERITA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!