Disakiti Tentara Dicintai Ugal-ugalan Oleh Mafia
" Kita mau makan dimana A'?"
" Tempat biasa aja ya."
Alna Gyantika Kalingga, wajahnya selalu berseri setiap datang waktu bertemu dengan sang tunangan. Bimo Syafarudin, sorang abdi negara juga sama dengan Alna. Hanya saja pangkat dan juga penempatannya berbeda dengan Alna.
Mereka sudah bertunangan selama setahun, namun Bimo belum juga mengajak Alna menikah karena ia ingin menyelesaikan pendidikan lanjutannya lebih dulu katanya.
" Waah emang bakmi godog di sini yang terbaik. A' Bimo kenapa, dari tadi aku lihat diem aja."
" Al, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Tapi, kamu janji dulu jangan marah ya?"
Alna mengerutkan alisnya, baru kali ini Bimo bicara demikian. Biasanya jika ingin bicara pasti akan langsung bicara tanpa basa-basi begini dulu. Dan Bimo terkesan sangat hati-hati.
Entah mengapa Alna merasakan sesuatu yang tidak nyaman. Sudah pacaran 2 tahun dan 1 tahun bertunangan, total 3 tahun mereka bersama, Alna menjadi paham situasi sekarang. Ini adalah situasi yang ia rasa akan memiliki akhir yang tidak menyenangkan. Feeling nya berkata demikian.
Tapi, Alna masih berusaha tersenyum dan berpikir positif. Akhir-akhir ini memang mereka jarang bertemu karena Bimo sedang menempuh pendidikan. Tapi mereka tetap intens dalam berkirim pesan, telpon bahkan panggilan video.
" Ada apa sih A' kayaknya serius gini? Aku jadi gimana gitu," ucap Alna sembari menyisipkan candaan.
" Al, ehmmm aku udah mikirin ini dari beberapa bulan yang lalu. Aku beneran minta maaf Al, sepertinya kita nggak bisa ngelanjutin hubungan kita ini."
Degh!
Dada Alna bergemuruh hebat. Ada rasa nyeri di sana. Bertunangan sudah setahun, mengapa tiba-tiba Bimo memutuskannya begini. Padahal jelas sekali mereka tidak memiliki masalah apapun.
" Hahahaha jangan becanda deh A' ini beneran nggak lucu. Ayo ayo coba cerita. Sebenarnya Aa' lagi ada masalah apa hmmm?"
" Al, aku serius. Aku nggak bercanda. Kita, kita nggak bisa melaju ke pernikahan. Aku minta maaf Al. Nanti, aku akan datang ke rumah untuk memberitahu Ayah dan Bunda."
" Nggak! Nggak perlu! Jika memang itu yang kamu mau, oke. Aneh aja kamu tiba-tiba minta putus. Aku nggak ngerti lagi sebenernya apa yang salah dari aku sampai kamu perlakuin aku kayak gini. Mulai detik ini kita bukan apa-apa kan? Oke nggak masalah, silakan pergi. Kamu bebas sekarang Letnan Bimo Syafarudin."
Dada Alna sangat sesak rasanya. Ingin sekali dia menangis keras namun sebisa mungkin masih ditahan. Alna berlari begitu saja.
Dia mungkin memang seorang prajurit, namun dia tetaplah wanita yang memiliki hati yang lembut. Bisa sakit dan juga bisa kecewa.
Hiks hiks hiks
Alna berlari dengan diwarnai isak tangis. Padahal sudah sekuat hati dia menahannya, namun ternyata air mata itu tetaplah keluar.
" Al ... Alna! Ayo aku antar kamu pulang!"
" Nggak! Nggak perlu. Aku bisa sendiri! Apa peduli mu hah!"
Alna berteriak marah. Sudah memutuskan pertunangan tanpa penjelasan, sekarang tiba-tiba bersikap layaknya lelaki gentle. Alna membencinya.
" Al, ini udah malem. Ayo aku antar kamu pulang. Rumahmu masih jauh juga."
Alna menghentikan langkah kakinya. Namun bukan untuk naik ke mobil yang saat ini dikendarai Bimo. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Tak berselang lama, orang yang dihubungi Alna datang. Wajah orang itu tampak bingung dengan situasi yang ia lihat.
" Kenapa nduk."
" Yah, ayo pulang."
Alsaki, ayah dari Alna, mekipun tidak mengerti tapi tidak mau bertanya. Wajah putrinya yang murung, bekas air mata yang masih tertampak jelas, semakin membuat Alsaki curiga bahwa anak dan calon menantunya itu sedang bertengkar.
" Ya ayo pulang."
Bruuum
Motor melaju dengan cepat pergi dari sana. Sedangkan Bimo hanya terdiam. Dia yang sudah turun dari mobil hanya berdiri terpaku menatap kepergian Alna dan ayahnya.
Dreeeg
Ceklaaak
" Bundaaaaa ... ."
Sesampainya di rumah, Alna langsung berlari menemui ibunya dan memeluk dengan erat. Ia kini benar-benar menangis, meluapkan semua yang ia rasakan.
Nadita atau biasa dipanggil Dita hanya menyipitkan matanya, melihat ke arah sang suami. Alsaki yang masih belum tahu apa yang terjadi hanya menaikkan kedua bahunya tanda dia pun juga tidak tahu apa yang terjadi.
" Ada apa Nak? tadi pas berangkat masih happy-happy aja. Kenapa pulang-pulang nangis gini. Kenapa hmm, marahan sama si Aa'?"
" Dasar cowok brengsek!!!"
" Eh, kenaa kok tiba-tiba ngumpat gitu?"
Dita dan Alsakai terkejut saat mendengar putri mereka memaki sang calon menantu. Mereka tahu betul bahwa Alna sangat mencintai Bimo. Jadi sangat diherankan Alna berkata demikian.
" Cowok sialan itu tiba-tiba mutusin pertunangan Bund. Alesannya nggak jelas lagi. Ya Allah, rasanya kan nyesek banget Bund. Selama ini lho kita baik-baik aja, nggak pernah ada masalah apapun. Komunikasi juga lancar. Dah lama nggak ketemu, tiba-tiba dia malah minta putus. Kita kan bukan lagi pacaran tapi tunangan. Apa nggak beneran cowok sialan. Hiks hiks."
Kretek
Mata Alsaki menjadi begitu tajam. Terdengar suara kesepuluh jari-jari yang dibunyikan.
Pria berusia sudah lebih dari setengah abad itu tiba-tiba masuk dan kembali lagi dengan sebuah senjata laras panjang.
" Pria brengsek, berani-beraninya buat anakku nangis." ceklek ceklek " Kayaknya butuh di kasih amunisi.
" Ayah jangan aneh-aneh. Ayah nggak mau kan muncul berita ' Purnawirawan TNI gelap mata, menghajar seorang prajurit karena putusnya pertunangan putrinya' Ayah nggak mau kan muncul berita begitu."
" Habisnya bikin naik darah. Dulu dia yang minta, buru-buru ngalamar dan juga tunangan. Lha ini opo, tiba-tiba dia minta putus. Opo nggak gemblung bocah iku?"
Dita setuju dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. Mereka tidak habis pikir. Dulu yang minta diadakan pertunangan segera adalah pihak keluarga Bimo. Alsaki dan Dita masih belum ingin anak mereka menikah waktu itu karena mereka ingin Alna menghabiskan masa mudanya lebih dulu.
Tapi Bimo dan keluarganya menginginkan mereka diikat dulu dengan pertunangan dan baru akan menikah dua tahun kemudian. Tapi sekarang tiba-tiba Bimo memutuskan Alna secara sepihak, bahkan tampa alasan yang jelas.
" Udah ya Nak, Bunda tahu ini bukannya mudah. Tapi mungkin ini adalah cara Allah menunjukkan padamu bahwa dia bukan lah pria yang baik untuk dijadikan suami."
" Iya Nduk, bagus sekarang putusnya dari pada nanti pas udah jadi suami istri."
Alna mengangguk pelan, memang benar lebih baik putus sekarang, tapi dia masih penasaran mengapa Bimo tiba-tiba meminta putus begitu.
" Nggak mungkin keputusan itu tiba-tiba. Firasatku bilang, ada hal yang dia sembunyiin. Aaargh, dasar cowok sialan. Kalau emang nggak serius ngapain juga dulu ngajakin nikah. Brengsek brengsek brengsek!"
Alsaki dan Dita membiarkan anak mereka meluapkan amarah mereka. Tidak mudah memang tiba-tiba ditinggalkan begitu, apalagi mereka tahu bahwa Alna memang mencintai Bimo.
" Kira-kira kenapa ya Mas?"
" Aku juga nggak bisa nebak sayang."
TBC
Halo manteman, Othor mau tes ombak nih. Kalau cerita ini banyak yang baca and suka, bakalan Othor lanjut. Tapi kalau nanti kurang peminatnya, ya kita lihat kedepannya ya. Semoga sih banyak temen" yang baca terus lanjut ya.
Please dukung Othor. Jangan lupa Like dan Komen ya.
Silakan tebak-tebakan anak sapa ini hahhah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Salsa Billa
q plng seneng dunia pergelutan, tokok mafianya yg plng kejam ya thor, pembanteanya yg seru thor
2025-03-10
2
Ani
harus lanjut dong.. aku suka dengan cerita yang berbau persenjataan begini apalagi jika pemerannya wanita tangguh.... semangat kk
2025-03-10
0
Hafizah Aressha R
anak kapten dita..
ccu si mafia klw g sala y k.. wlwk
ini lho yg kutunggu"
mkasi k.. moga sukses slalu buat kary"a k..
2025-03-10
0