HAPPY READING ~
Novel ini menceritakan tentang, lima saudara kembar cewek yang barbar, kompak, dan gak ada takut-takutnya! Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi bukan cuma bikin heboh sekolah, tapi juga satu Cianjur! Dari nyolong mangga kepala sekolah, bolos ke Puncak, sampai ketahuan guru BK dan dihukum Babehnya, hidup mereka gak pernah sepi drama.
Tapi di balik kelakuan mereka yang selalu bikin geleng-geleng kepala, ada kisah persahabatan, keluarga, dan kenakalan khas remaja yang bikin ngakak sekaligus haru.
Siap ikut keseruan Mojang Cianjur dalam petualangan gokil mereka? Jangan lupa baca dan kasih vote!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Langkah Menuju Dunia
Mereka pikir setelah membuka cabang pertama, semuanya akan lebih mudah.
Tapi ternyata…
Tantangan yang lebih besar justru baru dimulai.
Ketika Mojang Cianjur Center semakin dikenal, muncul juga orang-orang yang mulai mempertanyakan mereka.
"Kenapa harus 'Mojang Cianjur'? Kenapa bukan nama yang lebih umum?"
"Kalian benar-benar niat membantu atau cuma cari nama doang?"
"Lo yakin lima perempuan itu bisa menangani gerakan segede ini?"
Pertanyaan-pertanyaan itu menyebar di media sosial.
Ada yang mendukung, tapi tidak sedikit yang meragukan mereka.
Arumi, yang biasanya santai, mulai merasa tertekan.
"Gue capek sama orang-orang yang selalu ngeremehin kita."
Tapi Ayesha, seperti biasa, cuma nyengir.
"Kita nggak perlu buktiin apa-apa ke mereka. Kita cuma perlu jalan terus."
Dan itulah yang mereka lakukan.
Mereka tidak membiarkan omongan orang lain menghentikan mereka.
Untuk membuktikan bahwa mereka serius, mereka mulai bekerja lebih keras.
Ayesha dan Aresha pergi ke berbagai kampus untuk mengadakan seminar tentang pentingnya mental health.
Abila mulai menangani kasus hukum dari anak-anak muda yang tidak punya akses ke bantuan hukum.
Aurora mengadakan sesi konsultasi gratis untuk anak-anak yang mengalami masalah dengan keluarga mereka.
Arumi bekerja sama dengan beberapa sekolah buat memastikan bahwa program mereka bisa diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan.
Setiap usaha yang mereka lakukan mulai membuahkan hasil.
Media mulai melirik mereka.
Banyak anak muda yang merasa terbantu oleh program mereka.
Nama Mojang Cianjur mulai diperbincangkan bukan hanya di Cianjur, tapi di seluruh Indonesia.
Tapi di tengah kesuksesan itu, mereka kembali mengalami pukulan besar.
Suatu hari, ada berita miring yang menyerang mereka.
Salah satu staf di cabang Mojang Cianjur Jakarta kedapatan melakukan korupsi kecil-kecilan dengan dana operasional.
Media langsung heboh.
"Apakah Mojang Cianjur benar-benar organisasi yang bisa dipercaya?"
"Apakah ini cuma kedok buat nyari uang?"
Mereka berlima panik.
Aresha sampai membuang HP-nya ke kasur.
"Gue muak! Kita kerja siang malam, tapi tetep aja ada orang yang ngerusak semuanya!"
Aurora menarik napas dalam-dalam.
"Kita harus tangani ini dengan kepala dingin. Kita nggak bisa marah-marah."
Mereka langsung mengambil tindakan tegas.
Orang yang bersalah dipecat dan dibawa ke jalur hukum.
Mereka mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan situasi sebenarnya.
Mereka meningkatkan sistem transparansi keuangan supaya nggak ada kejadian serupa di masa depan.
Walaupun berat, mereka berhasil mengembalikan kepercayaan publik.
Tapi insiden itu membuat mereka sadar…
Semakin besar mereka, semakin banyak pula orang yang ingin melihat mereka jatuh.
Mereka sadar kalau mereka bukan lagi lima anak bandel dari Cianjur.
Mereka sudah jadi simbol perjuangan.
Mereka harus lebih kuat dari sebelumnya.
Dan karena itu…
Mereka memutuskan untuk melangkah lebih jauh lagi.
"Kita nggak bisa berhenti di sini." ujar Abila suatu malam.
"Kita harus bawa ini ke level yang lebih tinggi."
Mereka mulai berpikir lebih besar.
Bukan cuma cabang di Indonesia.
Mereka ingin Mojang Cianjur menjadi gerakan yang mendunia.
Dan untuk itu…
Perjalanan mereka baru saja dimulai.
___
Setelah melewati banyak rintangan, Mojang Cianjur Center semakin besar.
Bukan cuma di Cianjur, bukan cuma di Indonesia…
Tapi mereka mulai menarik perhatian dari luar negeri.
Suatu hari, Ayesha mendapat email yang membuat dia hampir loncat dari kursi.
"Gue nggak salah baca, kan? Ini dari UNESCO?"
Dia buru-buru memanggil saudara-saudaranya.
Di layar laptop, ada email berisi undangan dari UNESCO untuk menghadiri konferensi di Paris.
"Mereka mau kita datang sebagai pembicara tentang pemberdayaan anak muda."
Aresha melongo. "Gila. Kita?"
Abila masih mencoba mencerna informasi itu.
"Ini levelnya beda, loh. Kita bakal ngomong di depan orang-orang penting."
Aurora langsung semangat. "Berarti ini kesempatan kita buat bawa Mojang Cianjur mendunia!"
Arumi senyum kecil. "Mimpi kita akhirnya satu persatu mulai kesampaian."
Tapi masalahnya…
Siapa yang bakal berangkat?
Mereka berlima pengin berangkat bareng.
Tapi…
Dana mereka tidak cukup.
Sponsor ship yang mereka punya cuma cukup buat tiga orang.
Mereka harus milih siapa yang bakal pergi.
Suasana jadi tegang.
"Gue nggak mau milih. Ini harusnya buat kita berlima." ujar Aresha.
"Tapi kita nggak bisa maksain sesuatu yang nggak mungkin," balas Abila.
Setelah diskusi panjang, akhirnya mereka sepakat.
Yang berangkat adalah Ayesha, Abila, dan Aurora.
Kenapa mereka?
Ayesha karena dia punya kemampuan komunikasi yang paling kuat.
Abila karena dia yang paling paham soal hukum dan kebijakan sosial.
Aurora karena dia punya jaringan luas di bidang pendidikan dan sosial.
Aresha dan Arumi tetap di Indonesia untuk memastikan Mojang Cianjur Center tetap berjalan.
Walaupun berat, mereka saling mendukung.
Di konferensi itu, mereka berdiri di depan ratusan orang dari berbagai negara.
Ayesha yang pertama bicara.
"Kami hanya lima perempuan dari kota kecil di Indonesia. Tapi kami punya mimpi besar. Dan kami di sini untuk menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari mana saja."
Abila lanjut menjelaskan bagaimana Mojang Cianjur Center membantu anak-anak muda menemukan jalan mereka.
Aurora berbicara soal pentingnya pendidikan dan dukungan sosial bagi generasi muda.
Saat presentasi mereka selesai…
Seluruh ruangan berdiri dan memberikan tepuk tangan meriah.
Mata mereka berkaca-kaca.
Mereka tidak pernah nyangka akan sampai di titik ini.
Setelah acara, banyak perwakilan organisasi dari negara lain yang ingin bekerja sama dengan mereka.
Mojang Cianjur resmi dikenal di dunia internasional.
Tapi mereka sadar…
Perjalanan mereka belum selesai.
Mereka masih punya mimpi yang lebih besar lagi.
Dan mereka tidak akan pernah berhenti sampai di sini saja.