orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ana pergi
"Halo kak"
"Ada apa, Ana? Aku baru saja tidur", Dani di seberang telepon dengan setengah sadar
"Kak...hiks....hiks"
Dani yang tadinya masih setengah sadar ia langsung menegakkan tubuhnya saat mendengar adiknya menangis di seberang sana.
"Ana ,apa yang terjadi?", tanya Dani, rasa yang begitu ngantuk kini mendadak hilang
"Kak, bawa aku pergi jauh dari sini, aku mohon padamu...", lirih Ana
"Baiklah aku akan segera menjemputmu tapi bagaimana dengan Alvaro", kata dani
Ana terdiam sejenak.
"Halo Ana, kamu masih di situ"
"Ya, kakak"
"Sekarang posisimu di mana", lanjut Dani
"Aku masih di jalan, kak. Entar kak jemput aku langsung ke rumah saja!", ucap Ana sambil sesegukan
"Oke ,tunggu ,kak. Kak akan menjemputmu"
Dani tidak akan bertanya banyak hal terlebih dahulu, dia tahu saat ini Ana butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Jadi dia akan bertanya nanti saat bertemu langsung dengan Ana saat dia sudah lebih tenang.
Setelah telepon berakhir kembali menatap keluar jendela. Yang kini Ana berada di dalam taksi. Ana mengelus perutnya sambil menahan tangis.
"Maafkan bunda ,sayang. Sepertinya bunda akan merawat mu sendirian tanpa ayahmu', batin Ana sambil menangis
"Nona, kita sudah sampai", kata sopir taksi
"Oh iya, pak .Terima kasih", kata Ana lalu keluar dari taksi. Dan berjalan masuk ke dalam rumah untuk mengemasi barang-barangnya
Dani langsung mematikan ponselnya. Lalu dia bergegas mengambil pakaian lalu memakai pakaiannya. Untung saja asistennya ada di rumahnya.
\*\*\*\*
"Sial !",Alvaro mengumpat sambil memukul setir mobilnya saat di jalan mendadak macet
"Ana....",lirih Alvaro
Kini Alvaro bertambah khawatir yang menyelimuti hatinya ,dia tidak ingin jika nantinya Ana memutuskan untuk meninggalkannya.
"Tidak, itu tidak boleh terjadi, aku masih butuh Ana ", gumam Alvaro
Ana yang membuat hidupnya berwarna. meskipun pada awalnya mereka menikah terpaksa. Namun lambat laun dia mulai merasa nyaman bersama Ana yang berada di samping Ana . Ia tidak bisa membayangkan jika anak pergi dari kehidupannya.
Apakah Alvaro telah jatuh cinta pada istrinya itu?
\*\*\*\*\*
Kini Dani sudah sampai di rumah Ana . Dia hendak mengetuk pintu rumah Ana, tapi Dani menghentikannya saat melihat Ana telah membuka pintu rumahnya.
Dani bisa melihat wajah Ana yang sembab dan juga tatapan matanya kosong.
Dani segera memeluk Ana, dan membiarkan adiknya menangis di dalam pelukannya.
Meskipun dirinya masih belum mengetahui apa yang telah terjadi di dalam rumah tangga adiknya. Tapi Dani memilih diam dan membiarkan Ana bercerita saat sudah merasa lebih tenang.
"Mau berangkat sekarang?", tanya Dani saat tangis Ana mulai mereda
Ana mengangguk lalu melepaskan pelukan kakaknya. Dani mengambil koper Ana, lalu memasukkannya ke dalam bagasi mobilnya.
"Ana"
Ana nampak terkejut saat Dani memanggil namanya, saat itu dia sedang melamun.
Dani mencium dahi Ana lalu mengajaknya segera masuk ke dalam mobil dan menuju bandara.
"Lo nggak apa-apa kan jadi sopir?", tanya Dani pada sekretarisnya
"Nggak apa-apa santai saja", jawab Reno
Dani dan Ana sudah duduk di kursi penumpang. Sepanjang jalan Ana hanya diam selama di dalam mobil, Dani yang melihatnya merasa tidak tega kepada adiknya dengan tatapan kosong. Dani langsung menarik tubuh Ana ke dalam pelukannya.
"Jangan dipendam, Ana .ceritakan pada kak apa yang sudah terjadi", ucap Dani yang tidak ada jawaban dari Ana
"Baiklah, kalau kau tidak ingin menceritakannya. menangislah jika kau ingin menangis"
" Hiks....hiks....", Ana kembali menangis
Ana langsung memeluk kakaknya dengan sangat erat, dia benar-benar butuh sandaran saat ini. Ana menangis dalam pelukan kakaknya.
\*\*\*\*
Kini Alvaro sudah sampai di rumahnya setelah satu jam terjebak macet.
Dia memarkirkan mobilnya dengan asal lalu berlari memasuki rumah.
"Ana !",panggil Alvaro
Kini perasaan Alvaro tidak enak, dia semakin khawatir jika Ana benar-benar meninggalkannya.
Alvaro segera berlari menuju kamarnya yang juga telah menjadi kamar Ana sejak dia muntah-muntah.
Saat melihat di kamarnya tidak ada siapa-siapa Alvaro langsung menuju lemari pakaian. Lalu dia membuka lemarinya dan tidak ada pakaian Ana di dalam lemari.
Ketika tubuhnya terhubung, Alvaro langsung menggelengkan kepalanya.
"Ini tidak mungkin Ana meninggalkanku", gumamnya
Alvaro melangkah sambil berlari menuju kamar yang ditempati Ana dulu.
Alvaro berusaha berpikir positif, jika Ana hanya memindahkan pakaiannya ke kamar nya yang dulu.
Sesampainya di kamar itu Alvaro langsung membuka pintunya.
"Ana ,Ana, kau di mana", ucap Alvaro lirih
Alvaro terus saja menelusuri seluruh kamar itu tapi nyatanya nihil Ana tidak berada di kamar Itu. Dia langsung berjalan menuju lemari untuk melihat apakah ada pakaian Ana di dalam lemari itu. tapi nyatanya tidak ada.
Alvaro menggigit bibir bawahnya menahan air matanya yang hendak keluar saat apa yang dia bayangkan udah sesuai dengan kenyataannya dia lihat. Kini Ana yang sudah meninggalkannya.
"Tidak ,tidak mungkin ,Ana meninggalkanku", gumam Alvaro yang langsung duduk di ranjang
"Ana ,Aku mengakui bahwa aku sangat mencintaimu", lirihnya
Setelah kejadian ini dia sangat yakin, bahwa dia benar-benar yakin telah jatuh cinta pada Ana.
Alvaro menangis lalu menghapus air matanya kasar. Dia berjalan kembali ke kamarnya membuka lemarinya, berharap jika tadi dia hanya salah melihat jika tidak ada pakaian Ana di dalam lemari.
" Argh!", ucap Alvaro lirih yang frustasi saat membuka lemarinya lagi
Nyatanya Ana benar-benar sudah meninggalkannya.
Dia segera mencari Ana sebelum dia pergi jauh.
Namun sebelum dirinya pergi, separuh hendak menutup kembali pintu lemarinya. Dan saat itu dia melihat sebuah kotak yang ada di sudut lemari.
Baru yang penasaran pun mengambil kotak itu lalu membukanya, dia melihat sebuah kertas yang ada di dalam kotak itu.
Alvaro membaca kertas itu terlebih dahulu.
H***appy Birthday, My Husband***
selamat ulang tahun yang ke-2 7 tahun untukmu, Alvaro.
Aku punya hadiah spesial untukmu, Aku harap kau menyukainya.
***with love, your wife***
Alvaro meneteskan air matanya saat membaca kertas itu, dia sendiri pun lupa jika hari ini ulang tahunnya.
Dengan tangan bergetar Alvaro mengambil, sebuah kotak kecil yang diletakkan di bawah kertas.
Dia Lalu membukanya perlahan, saat melihat isi di dalamnya, air matanya bertambah mengalir lebih deras, Bahkan dia mulai terisak.
Kini Alvaro sangat menyesal apa yang terjadi hari ini.
\*\*\*\*
"Gue minta tolong sama lo handle kantor dulu sama lo. Gue nggak tahu pergi sampai kapan, jadi sementara ini perusahaan handle sama lo"kata dani pada asistennya Reno
"Oke, lo bisa percaya sama gue", jawab Reno adalah teman karibnya Dani
"Kalau ada masalah di perusahaan lo bilang saja sama gue", kata dani lagi
"Iya, lo sama adik lo hati-hati di jalan, kalau butuh bantuan gue, langsung bilang saja"
Dani mengganggu lalu melirik ke arah Ana sebentar lalu kembali menatap Reno.
"Tolong sementara ini di rahasiain bagian gue sama Anna dari sini. Jangan Sampai ada seorang pun yang tau tentang kita pergi kan kedua orang tua gue"
"Gue bakal rahasia sampai lo sendiri yang bilang untuk mengatakannya"
"Thanks ,bro. LO emang sahabatku yang terbaik", kata dani sambil menepuk bahu reno sambil tersenyum
Kini Ana dan Dani sudah sampai ke tujuan mereka dan turun dari mobil.
"Hati-hati bro", ucap Reno sambil tersenyum. lalu Reno masuk ke dalam mobil dan langsung menancap gas lalu pergi.
"Yuk ,de",ajak Dani
Ana hanya mengangguk dan mengikuti langkah kakaknya, dia hanya terdiam tidak mengucapkan kata sekalipun.
Ana tidak ingin berbicara sepatah kata pun. dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
coba kl Alvaro miskin pasti para pembaca berdoa ana dpt yg lbih krn si laki miskin.
tp krn si laki kaya kn gk mungkin ana dpt yg lbih kaya jd ya rujuk. enth pemikiran yg bgaimana. terlalu lemah perempuan nya, atau terlalu eman krn kaya atau krn terlalu bucin.
tp coba kl si wanita yg salah, pling si laki di dukung untuk dpt jodoh baru.
biasanya begitu sih endingnya