NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: tamat
Genre:Tamat / Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 35

"Zayden." pekik Pricilla langsung menggendong anaknya. Dia menangis memeluk Zayden menenangkannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?! AYO CEPAT BAWA Zayden KE RUMAH SAKIT!" bentak Maxwell langsung menarik Pricilla keluar.

Sepanjang jalan pikirannya tak karuan, apalagi Zayden yang terus menangis kencang. Maxwell melajukan mobil secara membabi buta, dia bahkan menyumpah serapahi kendaraan yang menghalanginya.

"Kau lihat?! Anakku terluka karena kau terlalu asik menjalang!" bentak Maxwell setelah mereka mengantarkan Zayden ke ruang UGD, membiarkan dokter melakukan tindakan pada anak mereka

Pricilla masih menangis dengan tubuh gemetar menatap pintu bertuliskan Unit Gawat Darurat itu. Dia tak pernah melihat Zayden seperti itu. Oh astaga apa yang telah Pricilla lakukan.

"Maaf, Zayden maafkan Mama." lirih Pricilla berlutut didepan pintu UGD.

Maxwell sungguh sedang dalam emosinya sekarang, pikirannya kalut melihat kondisi anaknya.

"Ini salahmu!" tuduh Maxwell.

Pricilla bangkit lalu menatap Maxwell. "Salahku?”

"Tentu saja salahmu, kau terlalu mengutamakan kekasihmu itu dari pada anakku. Kau membiarkannya sendirian didalam rumah, sedangkan dia sekarang sudah mulai nakal menaiki tempat yang tinggi. Apa kau tak berpikir tentang keselamatan anakmu, huh?!" ujar Maxwell dengan amarahnya.

Pricilla menunduk, iya itu memang kesalahannya yang lalai dalam menjaga Zayden. Dia lupa menempatkan Zayden di tempat yang aman sebelum dia membuka pintu.

Zayden terjatuh dari tangga, anak itu memang sedang dalam tahap belajar berjalan dan menaiki tempat yang tinggi seperti kursi atau meja. Maxwell awalnya akan memberikan penghalang untuk tangga, tapi selalu tak sempat.

"Maaf." lirih Pricilla.

Kondisi Zayden membuat Pricilla tak lagi bisa membantah atau mendebat ucapan Maxwell. Memang salahnya Pricilla juga membiarkan Zayden sendirian didalam rumah.

"Dokter, bagaimana keadaan Zayden?" Pricilla langsung menyerbu Gary, salah satu dokter anak kepercayaan Pricilla dalam mengurus anaknya.

"Kondisi Zayden tidak terlalu parah kak, Zayden mengalami cedera kepala ringan, beruntung benturan dikepalanya pun tidak terlalu keras. Zayden menangis karena dia shock, sepertinya dia terguling dari tempat yang tinggi, hasil dari pemeriksaan tidak ada tanda-tanda pendarahan, hanya ada sedikit benjolan dikepalanya dan itu akan menghilang secara bertahap." jelas Gary.

"Zayden jatuh dari tangga, Gar. Tapi Zayden bagaimana sekarang? Apa dia baik-baik saja? Kenapa tak terdengar tangisan atau suaranya?" tanya Pricilla lagi, sementara Maxwell berdiri dibelakang Pricilla. Pria itu sedang mencoba meredam amarahnya, dia tidak mungkin mengamuk di rumah sakit, apalagi kondisi genting seperti ini. Dia lebih mengutamakan keselamatan anaknya.

"Zayden tadi memang sempat menangis, tapi syukurlah dia anak yang cerdas. Zayden sudah tenang sekarang. Kakak bisa menemui Zayden, dia akan segera dipindahkan ke ruang rawat inap." jawab Gary.

"Oh iya Kak Pricilla, tolong diingat bahwa gejala cedera kepala bisa saja muncul atau berkembang setelah beberapa hari atau minggu pasca kejadian. Jadi pantau terus Zayden, dan perhatikan juga pola tingkah lakunya, jika ada sesuatu perubahan perilaku dari Zayden, segera bawa Zayden kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut." ucap Gary setelah memindahkan Zayden ke ruang rawatnya.

"Terima kasih Gary."

Gary tersenyum. "Zayden juga sudah diperbolehkan untuk pulang, tapi ingat untuk segera membawa Zayden jika ada suatu hal terjadi." pesan Gary sebelum pamitan pergi.

Pricilla kembali menatap anaknya yang terlelap diranjang rumah sakit setelah diberikan obat pereda nyeri dan obat penunjang lainnya. Dia terus menatap wajah putra kecilnya sambil mengelus lembut rambutnya.

"Maafkan Mama, sayang. Mama teledor menjaga kamu." lirih Pricilla sambil menciumi pipi gembil anaknya.

Maxwell masih diam sedari tadi, dia menahan lisannya untuk berucap karena dia tahu, jika dia mengeluarkan kata pasti akan berakhir pertengkaran dengan Pricilla. Dan dia tak mau bertengkar dulu sekarang, dia tak ingin putranya terganggu akibat pertengkaran orangtuanya.

***

Vernon berhasil membujuk Olivia dengan menuruti apapun yang istrinya mau termasuk berdandan layaknya anggota girl group. Perlu ditekankan lagi, GIRL group. Vernon rela berdandan layaknya main dancer asalkan sang istri senang dan memaafkannya.

Dengan muka memelas, Vernon sempat menolaknya dan menawarkan Olivia sesuatu yang mewah kesukaannya. Tapi Olivia teguh pada pendiriannya yang ingin melihat sang suami memakai dress mini berwarna merah dengan higheels berwarna merah pula, jangan lupakan rambut palsu sebahu berwarna pink, serta wajah tampan Vernon yang sudah Olivia berikan riasan.

Vernon awalnya tak mengira jika keinginan Olivia adalah hal konyol seperti ini. Dia pikir kemarin Olivia memaafkannya setelah semalaman wanita itu kembali memeluknya saat tidur. Namun rupanya, saat pagi menjelang siang, Olivia langsung heboh mendandani Vernon dan memakaikan baju yang Olivia beli kemarin. Beruntung Vernon bisa mengambil cuti hari ini.

"Ayo menari, Daddy!" seru Olivia heboh memvideokan Vernon yang tampak tak nyaman dengan pakaiannya.

Olivia terus tertawa, sebab meskipun awalnya terlihat malu-malu, tapi Vernon dapat dengan cepat beradaptasi. Dia lancar menggunakan high heels, bahkan sesekali sok kecentilan dengan menaikkan rok minı ketatnya itu.

Olivia terkekeh geli saat Vernon berakting menggodanya, meskipun setelah itu dia memelas ingin berhenti. Tidak. Olivia belum puas menyiksa suaminya. Ketawa jahat.

"Babe, please."Vernon menatap Olivia dengan mata berbinar, tapi Olivia tetap menggeleng.

"Baby masih ingin melihat Daddy seperti itu." seru Olivia.

Harga diri Vernon hancur sehancur-hancurnya dihadapan Olivia. Semoga saja tak ada siapapun yang melihat kegilaannya ini selain Olivia, apalagi para sahabatnya. Vernon berdoa semoga mereka tak pernah tahu apa yang sedang Vernon lakukan atau dia akan terus menjadi bahan lelucon.

Oh my! Arsitek berprestasi, CEO bertangan dingin, pengusaha muda terintegritas, dihadapan publik Vernon sangat berwibawa bahkan dielu-elukan. Tapi berbeda dihadapan sang istri, Vernon bak tak memiliki wibawa sama sekali dihadapan Olivia. Vernon berubah menjadi anjing lucu penurut untuk sang istri.

"Babe, kita bisa berlibur ke Dubai, Swiss, Finlandia, or every where. Kau juga boleh meminta barang yang mahal dan limited edition, kau bahkan boleh membeli pabrik makanan ringan kesukaanmu, tapi tolong biarkan aku berhenti ya, cukup sampai disini. Kakiku pegal." mohon Vernon, dia sudah tak sanggup lagi berdandan layaknya seorang anggota girl group. Vernon lelah.

Setelah menimbang, Olivia akhirnya merasa kasihan juga dengan suaminya itu. Dia baru pulang dari luar negeri dan langsung mencarinya, begitu ketemu justru Olivia malah menyiksanya.

"Oke-"

"Yes!" sahut Vernon gembira langsung melemparkan high heel itu sembarang.

Tangannya mencoba meraih resleting dress dipunggungnya tapi ternyata sulit, akhirnya Olivia lah yang membukakan resletingnya dress mini ketat itu.

Olivia meneguk ludahnya saat melihat punggung polos berotot sang suami. Sial, semenjak hamil hormonnya semakin meningkat bahkan hanya dengan melihat bisep Vernon.

Olivia mengelus punggung Vernon, lalu membantu melepaskan dress ketat itu dari tubuh kekar sang suami. Oh astaga, pipi Olivia memanas melihat pemandangan indah didepannya. Vernon dengan tubuh shirtless yang hanya memakai celana pendek itu sungguh membuat hormon Olivia naik.

Usai membantu melepaskan dressnya, Olivia langsung mendorong Vernon untuk duduk disofa dan naik ke pangkuannya, tangan lentik Olivia membantu membersihkan riasan diwajah tampan sang suami.

Dengan lembut Olivia mengusapkan tisu basah disepanjang wajah Vernon. Tak hanya tangannya, tapi matanya juga ikut menelusuri garis wajah tegas sang suami. Sangat indah, sangat tampan, tapi sayangnya sangat mesum juga, hingga Olivia ikut tertular kemesumannya.

Ibu hamil itu menelan ludahnya melihat keringat disekitaran leher suaminya, menambah kesan panas dan seksi. Kenapa suaminya bisa se-hot ini?

Usai membersihkan wajah Vernon dari riasan, Olivia menyapukan tisu ditangannya mengusap keringat dileher Vernon. Melihat istrinya yang menatap dirinya mesum, Vernon juga ikut memanfaatkan posisi mereka sekarang. Tangannya melingkar dipinggang Olivia, menekan tubuh itu untuk semakin menempel padanya.

Posisi mereka sangat intim sekarang meskipun terdapat jarak akibat perut buncit Olivia. "Kau jadi sangat nakal, sayang." ucap Vernon seraya menyusuri tubuh sang istri dengan tangan nakalnya.

"Aku sedang mengandung keturunanmu, jadi aku tertular nakal oleh keturunanmu. Jadi jangan salah paham, ini juga keinginan anakmu, bukan keinginanku." jawab Olivia meraba dada bidang sang suami.

"Kau terus menggunakan anakku sebagai bahan alibimu, sayang." desis Vernon terbuai oleh sentuhan Olivia.

Olivia terkekeh, memang sebagian benar dan tidak. Hormonnya naik semenjak hamil, tapı keinginan untuk menyentuh Vernon adalah keinginan Olivia seutuhnya.

Olivia mencebik. "Habisnya kau sangat panas, Daddy."bisik Olivia sensual.

"Shit! Babe, kau sudah membangunkanku, kau harus bertanggung jawab." desis Vernon merasakan ngilu pada sesuatu di bawah tubuhnya. Apalagi sekarang Vernon sangat jarang mendapatkan asupan semenjak Olivia hamil.

Olivia menunduk, dengan sengaja dia menggerakan tubuhnya yang duduk tepat diatas sesuatu yang menonjol.

"Sure, Daddy. Dokter bilang, baby sudah cukup kuat untuk dikunjungi oleh Daddynya."jawab Olivia tak kalah sensual memainkan rambut Vernon.

"Aish, benarkah? Bersiaplah karena aku akan mencurahkan seluruh kerinduanku pada dirimu sayang." ucap Vernon sebelum membawa Olivia ke dalam gendongannya.

"I'm your, daddy.”

1
veve
cerita ini bener - bener bikin aku speechless banget.
ternyata selama ini yang aku kira red flag tuh para CEO nya, ternyata malah sebaliknya.
ternyata judul ceritanya EGO itu di peruntukan untuk para wanitanya.
waaahh good job kak
/Heart/
Nikma: Permisi kak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan mampif juga ke novel aku 'Kesyaangan Tuan Sempurna' yaa..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
veve
sumpah speechless banget di bab ini
veve
asli edric goblok banget, dari tadi ngakak in ini /Facepalm/
veve
nggak tahu lebih mau ngetawain edric apa kasihan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!