Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.
Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Harits dan Anila yang ada didepan pintu masuk merasakan ada getaran dari sisi belakang mereka. Anila yang merasakan itu menoleh ke belakang.”Apa tidak bisa bertahan lama,”ucap Anila.
“Kamu tahu dibalik ini ada serangga yang menyerang kita,”ucap Harits
“Aku sempat mendengar keributan di sana. Jadi aku menebak saja. Apa benar kalian bertemu sekumpulan serangga di ruangan sebelumnya,”kata Anila yang dengan wajah polos. Harits mengangguk dan segera berdiri dari tempat dia duduk. Harits mengulurkan tangan untuk Anila berdiri.
“Terima kasih,”ucap Anila. Harits segera ingin berjalan ke arah Baki melihat Anila yang sibuk memberikan sesuatu di dinding belakangnya.
“Apa yang kamu lakukan,”ucap Belisama.
“Aku hanya membuat sedikit perangkap kecil. Agar mereka bisa terhampat untuk beberapa jam atau menit saja kok. Sebaiknya kalian cari di ruangan atas. Mungkin ada jalan keluar untuk kita. Aku akan disini melihat situasi,”ucap Anila.
“Kalian ayo segera ke atas. Kita harus mencari jalan keluar sebelum dinding ini jebol,”ucap Belisama kepada semuanya. Semua segera naik ke atas.”Anila kenapa kamu masih diam saja ayo segera ke atas,”ucap Hanan hendak menarik.
“Aku akan disini melihat situasi. Di atas juga ada teka-teki yang harus diselesaikan. Jadi aku menuggu disini saja,”ucap Anila dengan wajah cangkung.
“Apa benar kamu bisa melawan monster itu,”ucap Hanan merasa gelisah.
“Tenang saja ada aku disini. Kamu naik saja dia atas bantu Baki dan yang lain menyelesaikan teka-teki,”ucap Harits.
“Lima orang tetap disini untuk mempertahankan serangga itu untuk tidak mendekat,”ucap Belisama kepada anak buah yang mash tersisa. Kedua kelompok dibuat ada yang menyelesaikan teka-teki ada yang menghadang para semut yang hendak merobos masuk. Anila yang masih bersantai melihat ke dalam peti mati.
“Apa kamu tidak takut,”ucap Harits.
“Takut ada sih. Tapi untuk sekarang ini takut harus di simpan dulu bukan. Kita harus bisa keluar dari sini,”ucap Anila yang tersenyum. Sambil melihat isinya tidak ada yang spesial membuat Anila sedikit kecewa. Sementara itu Baki dan Belisama sudah sampai di atas. Melihat ada pedang tombak yang di pakai Amir dan Abdar. Ada juga patung dengan tombak.
“Jadi kita harus menyelesaikan teka- teki di ruangan ini,”ucap Bani yang merasa lelah dulu.
“Kenapa kamu lemah. Ayo segera mencari petunjuk,”ucap Hanan memukul pungung Bani. Babon yang juga ikut mulai membantu walaupun tidak banyak.
Saat mereka sibuk menyelesaikan teka-teki patung dan tombak. Di bawah sudah ada getaran lain membuat mereka waspada.”Apa itu akan bisa menghalangi para semut,”ucap tentara.
“Tentu saja tidak semua. Aku hanya bisa membuat dengan ukuran yang bisa aku buat,”ucap Anila dengan jujur. Anila yang berjalan ke arah pintu perunggu hingga dia menoleh pintu terbobol. Semua mulai waspada. Baki dan Belisama mendengar suara itu dari atas tidak sengajak menyentuh perangkap yang membuat jumlah patung dan tombak lebih banyak.
“Hai bagaimana ini kenapa jumlahnya tambak banyak,”ucap Hanan. Baki dan Belisama melihat keseluruh ruangan memang jumlah patung dan tombak bertambah.
“Aku rasa aku menyentuh perangkap,”ucap Baki setelah melihat tangan dia menekan sesuatu. Belisama menatap ke arah Baki.
“Ayolah ini kesalahan aku juga tidak tahu kalau ada perangkap disini. Lebih baik kita selesaikan di sini dulu,”ucap Baiki mengalihkan perhatiannya.
Di bawah Anila dan Harits bersama dengan beberapa anak buah Belisama sedang bersiap. Karena dinding tembok runtun. Sejumlah semut besar dan kecil ingin masuk ke ruangan yang mereka tempati. Semuat besar dan ukuran sedang tidak bisa masuk ke dalam ruangan berbeda dengan semut kecil dan serangga pemakan daging bisa masuk. Tapi Sebagian dari semut besar seperti jatuh ke dalam perangkap yang dibuat oleh Anila.
“Sebaiknya kalian bersiap untuk mencari kesempatan untuk melawan balik. Anak buah Belisama yang sudah menembaki beberapa semut berwarna ukuran kecil dan serangga pemakan daging. Di saat semua sibuk diluar ada bayangan hitam menyerang Anila.
Anila yang menyadari itu segera menghindar dan mengeluarkan senjata itu.”Siapa kamu?,”ucap Anila.
“Kalian seharusnya mati disini,”ucap bayangan hitam yang menyerang tanpa perduli siapa lawan mereka. Anila yang di belakang melawan bayangan hitam itu. Harits yang tadi ingin membantu tapi terhalang karena semut mulai bisa masuk ke sisi mereka. Jebakan yang dibuat Anila tidak bisa bertahan lama membuat semua masuk dan mulai menyerang mereka.
Anila melihat kalau semua sudah masuk dan dirinya yang berhadapan dengan orang yang tidak dikenal tidak bisa membantu mereka. Harits sempat ingin membantu tapi kondisi yang tidak baik dia hanya bisa melawan semut besar.
“Kak Harits fokus saja dengan semut itu. Aku baik saja untuk melawan orang ini,”ucap Anila yang masih bertarung.
Semua sibuk tapi ada beberapa dari mereka yang tidak bisa bertahan dengan semut kecil yang merayap. Anila melihat mereka dalam kondisi tidak baik mencari cela dari pertarungan dia untuk membantu yang lain.
“Apa kamu ingin membantu mereka. Tapi percuma kalian akan mati disini,”ucap bayangan hitam yang dengan cepat mengubah gerakan dia dalam pertarung. Anila yang kalah mundur, merasakan ada yang salah dengan gerakan yang bayangan hitam yang menyerang dia.
“Apa dia mengubah gerakan dia,”hati Anila sambil berpikir membuat rencana untuk melawan orang didepannya.
Tapi sikap bayangan hitam itu tersenyum hingga dia bisa mendekat berbisik,”Seharusnya kamu tidak datang ke sini. Kenapa kamu bodoh hanya ingin kembali ke dunia kamu. Sebentar lagi kamu akan mati di sini bersama dengan yang lain.” Satu serangan diam-diam hendak membuat tusukan untuk Anila. Tapi Anila bisa menahan tusukan itu dengan tangan dari orang bayangan itu dia pegang.
“Kamu orang yang membawa aku ke sini ya,”ucap Anila mengubah wajah dia dengan dingin dan tidak berperasaan. Bayangan hitam itu mundur setelah lepas dari tangan Anila.
“Kenapa kamu mundur bukan kamu ingin membunuhku,”ucap Anila yang berjalan ke depan dengan wajah dingin penuh kebencian. Bayangan hitam itu merasakan ada perubahan dari Anila membuat dia mengubah rencana dia. Dia mendekat ke arah pintu perunggu dan menekan sesuatu. Anila yang melihatnya dengan cepat untuk menghentikan dia. Tapi sayangnya bayangan hitam itu dengan cepat pergi dari ruangan.
“Sial,”ucap Anila. Tapi pada saat yang sama sejumlah semut dan serangga pemakan daging mulai berkumpul menjadi satu.
“Apa yang terjadi dengan mereka?,”kata Anila mendekat.
“Aku juga tidak tahu tapi mereka seperti ingin menyatuh,”kata tentara.
“Apa itu mungkin bisa di satukan,”ucap Anila yang masih tidak percaya.
“Kita naik ke atas dulu untuk melihat situasinya,”ucap Harits. Mereka yang masih hidup naik ke atas untuk melihat kelompok Baki apa mereka bisa menyelesaikan teka-tekinya. Tapi hal yang tidak terduga juga terjadi saat mereka sampai. Di tambah lagi Anila merasakan ada hal aneh yang akan terjadi setelah melihat monster yang sudah berekasi sangat aneh. Akan mereka bisa keluar?.