Second Life Of Kayla

Kayla datang ke sekolah putranya setelah mendapatkan telpon oleh guru sang anak. Guru itu mengatakan jika Arvian telah mencelakai temannya, Kayla pun syok mendengarnya. Dia bergegas pergi menggunakan mobilnya tanpa memberitahu Aksa.

Sesampainya di sekolah, Kayla langsung menuju kantor kepala sekolah. Saat ia membuka pintu, terlihat putranya tengah di maki oleh seorang wanita berpakaian sangat modis.

"Anak yang gak tau di untung! berani sekali kamu mencelakai anak saya!" Bentaknya.

Arvian menatap wanita itu dengan menundukkan kepalanya, dia hanya anak berumur 3 tahun yang pastinya akan merasa sakit hati saat di bentak.

Hati Kayla terenyuh perih, dia merasakan sakit yang Arvian rasakan. Hati seorang ibu mana yang tidak sakit saat meligat putranya di bentak-bentak oleh orang asing.

"Kenapa kamu mencelakai anak saya hah?! salah apa dia sama kamu!" Bentak kembali wanita itu.

Tanpa berdiam diri lagi, Kayla segera menghampiri ibu tersebut. Kepala sekolah juga bingung karena ibu tersebut sulit di kendalikan.

"Maaf sebelumnya, tolong bicara dengan baik-baik. Putra saya masih kecil nyonya," ujar Kayla sopan.

"Ooo!! jadi kamu ibu nya anak nakal ini!" Seru wanita tersebut sambil menatap Kayla remeh.

Kayla menarik Arvian kedalam pelukannya, sehingga Arvian memeluk kaki sang ibu.

"Ajari anakmu ini! gara-gara dia putraku kesakitan!" Bentaknya sambil menunjuk siswa gendut yang Arvian patahkan telunjuknya.

"Maaf nyonya, dia berbuat seperti itu pasti karena ada alasannya," ujar Kayla masih berusaha sopan.

"Kau ini! anakmu ini anak nakal! kalau gak bisa urus anak gak usah buat!" Bentaknya.

"JANGAN MALAHI MOMMY AL!!!"

Arvian berteriak sambil menatap tajam wanita itu, dia tak terima saat sang mommy di bentak oleh wanita asing itu.

Wanita itu melototkan matanya, tak menyangka jika Arvian seberani itu membentaknya.

"Aduh ibu-ibu, sabar dulu yah. Ayo duduk kita ngomong baik-baik," ujar kepala sekolah itu.

"Bicarakan baik-baik gimana? lihat tangan anak saya! bahkan sampai cedera!" Sentaknya.

Guru tersebut menghela nafasnya, dia sebagai guru sekaligus kepala sekolah angkat tangan karena wanita itu terus balik membentaknya.

Tiba-tiba saja wanita itu menarik bahu Arvian sampai anak itu meringis dan mencubit pipinya dengan kasar.

"AAAAWWW!!" Teriak Arvian.

Melihat hal itu, darah Kayla menjadi mendidih. Dia mendorong wanita itu sehingga wanita tersebut menabrak tembok.

"Jika urusan anakmu dengan anakku, aku tidak bisa ikut campur. Tapi ... jika kau ikut campur, tidak ada alasan bagiku untuk tidak ikut campur!" Sentak Kayla.

"KAU! BERANI SEKALI KAU MENDORONGKU! APA LAI TAHU! AKU CALON ISTRI DARI PEMILIK DAMIAN GROUP!"

Kayla yang mendengar nya sontak tertawa, dia mendekat dan menjambak wanita itu dengan kencang.

Sehingga terjadilah aksi jambak-menjambak karena saling membela putra mereka.

Guru yang menjadi kepala sekolah pun bingung, dia langsung memisahkan mereka. Tetapi, dirinya lah yang menjadi sasaran keduanya.

"Jangan ikut campur!" Seru Wanita itu.

Keduanya kembali bertengkar, mencakar dan juga menjambak. Bahkan Kayla pun tak jarang mendapat cakaran dan juga jambakan.

Anak gendut itu beserta Arvian menangis kencang melihat ibu mereka bertengkar seperti kucing. Bahkan keduanya berlari ke pojok ruangan karena melihat aksi itu.

"Mommy udah hiks ... udah!!" Histeris Arvian.

"Mamiii ayo pulang mi hiks ...,"

Kayla dan wanita itu tak mengindahkan perkataan putra mereka, keduanya terus bertengkar tanpa memperdulikan yang lain.

Plak!

KAyla berhasil menampar wanita itu, dia sungguh puas melihat hasil karyanya di pipi wanita itu. Bahkan bekas cakaran kuku Kayla pun membekas.

"Dari tadi aku mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan santai, tapi kamu!!! kamu malah mencubit putraku! siapa kamu hah?! sehingga berani memukul putraku!" Teriak Kayla.

"Aku Vanessa, calon istri dari CEO Damian group!" Teriak wanita itu yang bernama Vanessa.

"Oh, janda toh!" Celetuk Kayla.

Keduanya saling menatap tajam, rambut mereka sudah seperti singa. Bahkan baju mereka pun ada yang robek.

BRAK!!

kedua nya menoleh saat melihat pintu terbuka kasar, terlihat dua satpam masuk di ikuti oleh 3 pria berbaju hitam.

Kepala sekolah yang melihat satpam yang masuk pun menghela nafas lega. Sedangkan keduanya tak menghiraukannya dan kembali menatap tajam.

"Seenaknya kau mengataiku janda! aku ini calon istri CEO!"

"HALU MU KETINGGIAN JANDAAA!!"

"KAU!! DASAR WANITA BULUK!!"

Kayla tak terima, dia kembali menjambak rambut Vanessa. Begitu pula Vanessa yang kembali menjambak rambut Kayla.

"BERHENTI!!!"

Kayla dan Vanessa terdiam mendengar suara bariton itu. Segera mereka menolehkan kepalanya dan betapa terkejutnya mereka melihat seorang pria berjas abu dengan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya.

Para pria berbaju hitam segera memberi jalan untuknya, pria itu pun maju melangkah mendekat.

Arvian yang merasa mengenali orang itu seketika tersenyum lebar.

"DADDDYYY!!!"

Arvian berlari menubruk tubuh pria itu yabg tak lain adalah Aksa. Aksa lun segera mengangkat Arvian ke gendongannya dan menatap anak nya itu.

Saat melihat pipi sang anak merah, dia melepas kaca matanya untuk memastikan.

"Ada apa dengan pipimu?" Tanya Aksa.

"Cewek delek itu cubit Al, telus pukul mommy!" Seru Arvian sambil menunjuk ke arah wanita tersebut.

Tatapan Aksa mengarah pada kedua wanita itu, dia menatap tajam Kayla saat wanita itu menunduk sambil membereskan penampilannya.

Sedangkan Vanessa, dia terlihat begitu takut saat melihat Aksa.

"Si4l! kenapa bisa bos ada disini." Batin Vanessa.

Sesaat dia menyadari sesuatu, netranya membulat sempurna. Barulah kini dia menyadari sedang berurusan dengan seorang Aksa Damian.

"Matilah aku! Jadi ... wanita ini dan anak nakal itu ... anak tuan Aksa?!" Batinnya merutuki dirinya sendiri.

Kayla melirik Vanessa, senyumnya pun merekah saat melihat wajah ketakutan wanita itu.

"Tuh calon suamimu sudah datang! hampiri sana!" Celetuk Kayla dengan suara keras agar Aksa mendengarnya.

Vanessa segera melototi Kayla karena membuatnya malu, bahkan Vaness menutupi wajahnya dari Aksa.

"Vanessa Aprilia, sekretaris baru di perusahaan Damian Group. Apa hak anda menyakiti istri dan putra saya?" Tanya Aksa dengan wajah dingin.

Seketika wanita yang bernama Vanessa itu menciut, pasti habis ini karirnya akan hancur mengingat dirinya telah menyerang istri beserta penerus Damian Group.

"B-bos maafkan saya, saya ...,"

Vanessa segera mendekati Aksa dan menjatuhkan dirinya, dia akan memegang kaki Aksa tetapi Aksa memundurkan langkahnya.

"Roy, urus wanita ini beserta anaknya. Bawa anak itu ke rumah sakit dan bayarlah pengobatannya hingga sembuh, aku akan bertanggung jawab dengan apa yang putranya lakukan!" Perintah Aksa pada Roy, asisten pribadinya.

"Baik tuan," ujar Roy.

Aksa mengode istrinya itu untuk mendekat, dia menatap.kepala sekolah yang terlihat sangat syok atas kejadian itu.

"Mulai hari ini saya akan memindahkan putra saya dari sekolah ini! anda selaku kepala sekolah tidak tegas dalam menghadapi hal ini, untuk itu lebih baik putra saya berada di sekolah yang jauh lebih baik dari sekolah ini!"

Tentu saja kepala sekolah tersebut takut, pasalnya Aksa adalah donatur terbesar sekolah itu dan juga Arvian adalah murid yang pandai.

"Tuan, kita bisa bicarakan ini baik-baik. Ini hanya salah paham, kami ...,"

"Salah paham atau tidak, kalian tidak ada yang bertindak tegas! jika aku tidak datang, apakah kau akan bertanggung jawab pada putraku dan juga istriku heh?" Kesal Aksa.

"Maaf tuan, tapi putra anda telah menyakiti anak ibu Vanessa. Bahkan sampai jarinya patah," ujarnya.

Aksa menatap anak gendut itu yang menangis sambil memeluk sang ibu. Dia pun menoleh sejenak pada Roy, asistennya.

"Bukankah sudah aku katakan jika asistenku akan mengurusnya? biaya pengobatannya sampai sembuh akan di tanggung olehku. Tinggal bagaimana dia bertanggung jawab pada istri dan juga putraku!" Tegas Aksa.