NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: tamat
Genre:Tamat / Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

PLEASE, ATTENTION!! Dulu yaa...
Novel ini genre dewasa ***

Harap pahami alur dan karakternya. Karena ini novel hanya drama ringan penuh romansa indah dan tidak bermaksud merendahkan siapapun.

_____Selamat membaca______

Tiga tahun sudah Ellisa menahan 'beban' di tubuhnya yang masih remaja. Ia tidak mengerti, kenapa Tuhan memilihnya.

"Ini anugrah? Atau kutukan sih?!"

Gadis yang seharusnya menikmati masa remajanya harus terjebak di panti asuhan untuk menyusui para bayi di sana. Ya, gadis 18 tahun ini bisa mengeluarkan ASI !!

Karena menghindari pertengkaran kecil, dia harus keluar panti padahal itu larangan keras untuk dirinya. Pemilik panti, sangat melindunginya.

Namun, insiden kecil itu, siapa sangka mempertemukannya pada seorang pria yang tidak ia kenal, hingga membawa mereka pada hubungan yang cukup rumit.

Bisakah Ellisa menghadapi ini semua? Dan pria itu ternyata punya ikatan yang cukup dalam di masa lalunya. Happy reading semua 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Esa melangkah

Esa melangkah masuk ke dalam mobil dengan senyuman santai. "Bercengkerama sama gadis-gadis tadi cukup mengobati rasa kangen gue sama adik gue."

Sam melirik tajam sambil menghela napas. "Kenapa nggak lo pulang aja buat ngobatin rasa rindu lo? Bukan malah berbagi rindu sama cewek-cewek yang nggak ada hubungannya."

Esa tersenyum tipis, namun ada raut kesedihan yang sulit disembunyikan. "Masalahnya, Sam, adik gue sekarang entah di mana."

Sam yang sedang meraih seatbelt-nya langsung berhenti, tubuhnya menegang. "Apa maksud lo? Bukannya dia masih sama keluarga lo?"

Esa menatap keluar jendela, mencoba mencari kata-kata yang pas. "Panjang ceritanya."

"Kenapa mesti panjang? Bukannya keluarga lo baik-baik aja?" Sam mulai menyalakan mobil, bersiap untuk keluar dari area sekolah.

Esa mendesah pelan, seperti menimbang apakah ia harus jujur atau tidak. "Itu yang lo tahu. Gue nggak pernah cerita soal yang lainnya."

"Maksud lo?"

Esa akhirnya mulai bicara, perlahan namun pasti. "Lo inget kan, setelah kita lulus SMP, gue sama keluarga gue pindah keluar kota gara-gara urusan bisnis bokap?"

"Iya, gue inget. Terus?"

"Setelah itu kita ketemu lagi di kampus yang sama. Waktu itu semuanya masih terlihat baik-baik aja. Bokap gue sibuk, tapi keluarga gue masih utuh."

Sam mengangguk. "Oke, terus?"

Esa tersenyum pahit. "Waktu gue lulus kuliah, adik gue masih ada. Dia bahkan ikut di foto wisuda bareng nyokap dan bokap."

"Iya, gue inget itu."

"Saat dia masuk SMA, nyokap sama bokap gue memutuskan buat mengasramakan dia. Mereka bilang biar dia fokus belajar, tapi setelah itu gue jarang banget dengar kabarnya."

Esa menghela napas, "Lo tau kan? Setelah lulus, kita kerja bareng dan bangun bisnis bareng. Kita mulai sibuk kerja, sampe gue bisa punya rumah sendiri. Jarak ke kota L jauh banget. Jadi gue nggak pernah sempet buat nengok mereka, apalagi adik gue."

Sam memutar bola matanya, bingung. "Jadi, lo nggak pernah tahu apa yang terjadi sama dia? Esa, ini udah berapa tahun? Harusnya dia udah lulus SMA, terus kuliah. Kenapa dia nggak balik ke rumah keluarga lo?"

Esa tersenyum getir, "Nyokap sama bokap gue sibuk banget kerja, Sam. Mereka hampir selalu di luar negeri. Surat, pesan, atau telepon sering banget nggak ada yang dibalas. Kadang gue mikir, buat apa gue repot-repot nanyain sesuatu yang nggak pernah dikasih jawaban?"

Sam mengetuk-ngetukkan jarinya ke setir, menahan emosi. "Esa, ini adik lo. Gimana lo bisa nggak peduli sama sekali?"

"Bukan nggak peduli, Sam." Esa menatap temannya dengan tatapan sendu. "Gue cuma nggak tahu harus mulai dari mana. Semua orang di keluarga gue sibuk ngejar hidup masing-masing. Gue nggak tau apakah adik gue baik-baik aja atau nggak."

Sam menghela napas panjang, "Kalau lo nggak mulai nyari dia sekarang, lo bakal nyesel, Es. Dia adik lo, tanggung jawab lo juga, gimana pun keadaannya."

“Makanya, Sam,” Esa bersandar santai di jok mobil. “Lo yang masih punya adik, lo harus terus pertahanin itu. Jangan sampai lo nyesel kayak gue.”

Sam mengerutkan dahi, lalu menatap Esa tajam. “Lah, kenapa lo malah nasehatin gue? Harusnya gue yang nasehatin lo biar lo cepet cari adik lo. Kejem bener lo jadi kakak!”

“Haha.” Esa tertawa, tapi ada nada getir di suaranya. “Gue bingung, Sam. Gue udah terlanjur seneng sama dunia gue sendiri. Rasanya... gue nggak tau gimana caranya buat nyari dia lagi.”

Sam mendengus kesal sambil menggoyangkan kepala. “Astaga, Esa. Lo emang sinting ya. Gue, sahabat lo sejak kecil, masih nggak ngerti kenapa lo bisa jadi sekayal ini.”

“Udahlah, Sam. Hidup itu rumit.” Esa memutar bola matanya. “Dan gue nggak mau nambah mumet.”

“Ckckck, keterlaluan lo. Gini deh, lo buat aplikasi aja buat nyari keberadaan adik lo. Kalau perlu, gue bantu. Nama adik lo siapa sih?”

Esa terbelalak, menatap Sam seolah tidak percaya. “Lo nggak tau nama adik gue?”

Sam langsung menggaruk pipinya dengan canggung. “Yaaa… karena gue nggak pernah ketemu langsung sama dia. Jadi gue lupa.”

Esa tertawa terbahak-bahak. “Waktu dia masih bayi aja lo suka ciumin pipinya. Masa lo nggak tau namanya?”

“Jangan bahas itu!” Sam mengalihkan pandangan ke jalan, wajahnya memerah malu.

“Aha! Jangan-jangan lo waktu itu suka sama adik gue yang masih bayi, ya?” Esa menggoda sambil menyenggol bahu Sam.

“Bukan gitu, Es! Gue cuma gemes aja.” Sam buru-buru membela diri. “Lagipula, gue waktu itu pengin punya adik juga kayak lo. Makanya gue gemes sama dia.”

“Kalau lo pengin punya adik cewek kayak gue, kenapa lo nggak sayang sama Alana?”

“Beda kasus, Esa.” Sam mendecak pelan.

“Beda apanya? Kalau lo pengin punya adik cewek, harusnya lo sayang sama Alana. Tapi sekarang gue curiga nih…” Esa menyipitkan mata, senyumnya lebar penuh menggoda. “Apa lo sebenarnya suka sama adik gue, makanya lo nggak peduli sama Alana?”

“Hey! Esa! Kenapa pembicaraan kita malah ke situ?” Sam langsung menoleh tajam, sementara Esa tertawa puas dengan reaksinya.

“Ah, Sam. Lo emang gampang banget dipanasin.” Esa memukul bahunya pelan. “Tapi serius, kalau lo masih peduli soal keluarga, jangan pernah sia-siain Alana. Karena keluarga itu cuma sekali, dan kalau udah pergi, lo nggak bisa balikin mereka lagi.”

“Kalo lo terus nasehatin gue, gue juga bakalan nasehatin lo balik!” tandas Sam.

Esa masih tertawa terbahak-bahak, jelas tidak menganggap ucapan Sam terlalu serius. “Oke, oke, gue nyerah! Tapi lo emang lucu banget, Sam,” katanya sambil menepuk bahu temannya sebelum tertawa lagi.

Tak lama kemudian, mobil mereka sampai di depan kantor. “Sam, gue turun di sini aja, ya. Gue mau masuk lewat depan, lebih gampang.”

Sam mengangguk, “Oke."

Sam melanjutkan perjalanan ke area parkir bawah tanah. Setelah memarkir mobilnya, dia menghela napas panjang.

“Sialan kan!” gumam Sam, menepuk dahinya. “Lupa nanya nama adiknya, lagi.” Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi sejenak, merasa kesal pada dirinya sendiri. “Dari tadi ngobrol panjang lebar, tapi tetep aja nggak dapet informasi penting.”

Sam membuka pintu mobil dan keluar, langkahnya terasa berat. Pikirannya sibuk, bukan hanya soal nama adik Esa, tetapi juga cerita Esa tentang keluarganya yang membuat Sam jadi berpikir ulang tentang hubungannya dengan Alana.

“Kayaknya gue juga nggak jauh beda sama Esa,” bisiknya sambil menghela napas. “Cuma beda bentuk aja, gue juga sering nggak peduli sama Alana.”

Namun, ketika Sam hendak melangkah menuju lift, sesuatu terlintas di pikirannya. “Nama adiknya... ah, dulu gue pernah manggil juga, tapi apa ya? Sa... Sasa... Gitu dulu manggilnya.” Ia mengingat-ingat, mencoba menggali memori lamanya.

Wajah bayi mungil itu muncul di benaknya, lengkap dengan pipi tembam yang dulu sering ia cubit. “Ah sudahlah.” Sam akhirnya menyerah.

Sam masuk ke lift, lalu menekan tombol lantai tempat kantornya berada. Tapi di sudut hatinya, rasa penasaran itu tetap membara.

1
InggitAnjni
Aku terharu bacanya..
kisahnya menarik dan dengan ending yang bahagia

salam cinta akibat perjodohan
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Miu Nh.: woyay~ telimakasyihhh~
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
semangat Ellisa 🥰
Elisabeth Ratna Susanti
nah lho bingung sendiri kan
Elisabeth Ratna Susanti
pasti cantik bayinya secantik namanya
Miu Nh.: balu kali ini Elmira dibilang tantik dari leadels nan baik ati kyk kak Elicabenth, lope yu onchi~ ❤

nanti ketemu Elmira di troublemaker Amika ya, ucia El udh 5 tawun~
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
maaf bacanya nyicil 🙏
Miu Nh.: siaapp 💪
total 1 replies
Drawumy Chan
Ya ampun,, tahan bener Ellie,, Marah kek 😫
mama Al
ini POV 1 apa POV 3?
mama Al: di awal kan POV nya ellisa kan kok di tengah sampai akhir jadi POV 3 alias versi author.
kalau misalkan di campur di kasih tanda POV ellisa biar engga bingung
Miu Nh.: maksudny gimana kak? 🤔
total 2 replies
mama Al
hahaha nyusuin bayi
apa Ellis sudah menikah?
Miu Nh.: cek kelanjutannya kak ☺☺ ,, jgn lupa jadi pembaca tetap akyuuu....
total 1 replies
Yuliana Purnomo
Alhamdulillah happy ending,, trimakasih kak Author,,,, happy eid Mubarak 🙏
Yuliana Purnomo: ditunggu karya berikut nya,,kak🥰
Miu Nh.: sama2... aku juga mau ucapin terima kasih udah setia membersamai kisah Ellisa dan Sam sampai tamat, kak Yuliana 😊❤

semoga kita bisa 'berjumpa kembali' 🤗👋
total 2 replies
Yuliana Purnomo
selamat yaaa untuk kalian berdua,, Akir nya sah juga
Yuliana Purnomo
ampun Delisa gak nyerah ngerecoki hubungan Sam Eli
Elisabeth Ratna Susanti
penasaran sama Elisa nih si Sam
Elisabeth Ratna Susanti
mampir juga di sini. like plus subscribe👍
Miu Nh.: ayayay~ terima kasih akak...
sampai tamat ya bacanya 😗😗 jgn kabur!!
total 1 replies
Yuliana Purnomo
sesayang itu Sam PD Elis,,cuma dedikasi terhadap pekerjaan yang dijunjung tinggi membuat nya lupa waktu kebersamaan dgn Eli bgt terbatas
Pitik Cilik
astaga 😱😱😱😱 dari 2 tahun, 4 tahun, 8 tahun Sam harus menungguuuuu.... berhasil cuma nunggu 2 Minggu ajaaaa, wkwkwkwk 😂😂😂😂😂
Pitik Cilik
astagaaaa..... Elliieee ternyata udah suka Sam Saaammmm sejak msh SMP,, tapi Sam belum kenal sama Elliieee......
Pitik Cilik
Esa sayang ke Ellie sebagai adik kecilnya,, pun Sam sayang sama Ellie sebagai wanitanyaaaa.... aaaaaaa lopeeee 🥰🥰🥰🥰🥰
Pitik Cilik
Eellliiieee ternyata kamu punya pesona mirip kayak kakakmuuuu... astaga,,,, kalian berdua kiyowo dari mana siiiiihhhh....
Pitik Cilik
salting salting salting salting salting brutaallll hahahaha..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!