Ini tentang Xeira, tentang kisah cintanya dengan Jeffery sang artis juga model ternama, tentang rasa sayang Xeira pada Alexa sang adik dan tentang rasa cemasnya.
Xeira sangat menyayangi sang Adik, tak sekali pun dia menolak apa yang menjadi keinginan adik tercintanya namun satu hal yang menjadikan Xeira bimbang untuk mengambulkan salah satu permintaan sang adik, Jeffery. seorang pria yang adiknya dambakan sebagai seorang kekasih nyatanya adalah kekasih Xeira, pria yang Xeira cintai di dalam hidupnya.
Akankah Xeira memilih kembali menuruti sang adik dan melepaskan Jeffery, atau tetap mempertahankan pria itu dan menolak apa yang menjadi keinginan sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIGA PULUH EMPAT
1 minggu berlalu, aku akhirnya di ijinkan pulang oleh dokter yang menangani ku, kini aku sudah kembali berbaring nyaman di atas tempat tidur ku, memang tidak terlalu besar. Namun tak ada yang senyaman tempat mu di rumah’kan. Kecuali pelukan Jeffry.
Bicara soal Jeffery, pria ku itu kini tengah kembali melakukan rutinitasnya –Pemotretan- setelah sempat kembali menjenguk ku di rumah sakit dan menghantar aku, Mamah dan Papah pulang tadi, beruntung Alexa tengah keluar saat itu hingga dia tidak tau kalau kami pulang diantar Jeffery.
Pintu kamar ku di ketuk pelan, setelahnya suara Alexa terdengar memanggil ku dari luar. Aku segera beranjak, membuka pintu dan membiarkannya yang membawa segelas susu dan roti bakar masuk ke dalam kamar.
“Aku bawain susu sama roti bakar buat Kakak. Dimakan ayo” aku mengangguk, menerima uluran segelas susu dari Alexa dan menenggguknya perlahan.
“Aku seneng Kakak udah pulih, dan bisa kembali ke rumah. Tau gak sih Ka, rumah tanpa Kakak tuh sepi banget” aku mengangguk, mengusap kepalanya yang duduk disamping ku, di atas ranjang dengan senyum lembut.
“Uh'mm, Kakak juga seneng bisa pulang. Rasanya kaya udah lama banget Kakak gak bisa tidur di kasur paling nyaman ini” ucap ku sedikit mendramatisir, dengan usapan pada kasur ku.
Sepertinya sekarang adalah saat yang tepat untuk ku berbicara pada Alexa mengenai hubungan ku dan Jeffery, aku tidak boleh takut, semua akan baik-baik saja. Alexa sudah dewasa dan aku percaya dia akan mengerti.
“Ka ka, tau gak?” aku menoleh padanya yang menggoyangkan tangan ku heboh.
“Tau apa?”
“Ternyata Ka, Jeffery pernah satu kampus sama kakak” Aku terdiam sebentar, menetralisir degub jantung ku yang kembali berdetak cepat, dari mana Alexa tau?
“Iya?”
“Kakak emang gak tau?” Aku menggeleng, dalam hati mengucap kata maaf.
“Ihh Kakak mah, pasti karena kakak jarang bergaul jadi gak tau Jeffery ngampus di kampus yang sama kaya kakak. Aku yakin dia pasti famous banget dulu. Ahh andai aku bisa satu kampus juga sama Jeffery, udah pasti aku jadi pacarnya, ya’kan Ka?” aku mengangguk dengan seulas senyum yang di paksakan, rasa cemas ku kembali mengakusisi, semua kata-kata yang sudah ku susun untuk memberi tahu Alexa tentang hubungan ku dan Jeffery buyar dan hilang sudah, tanpa sadar aku meremat pinggiran kasur ku kuat sebelum goyangan yang Alexa berikan pada lengan ku, membuat ku tersadar dan melepaskan remasan itu.
“Ka tau gak sih, aku lagi deket sama cowok di kampus” Aku menatapnya berbinar, perlahan semua cemas ku hilang.
“Ouh ya? Siapa?” dia mengangguk semangat.
“Ada deh” aku pura-pura merajuk hingga dia kembali menggoyahkan lengan ku.
“Tapi yang jelas Ka, dia itu ganteng banget, tinggi, putih, mancung, rajin ibadah, pinter, keren lagi. Ya walau gak sekaya Jeffery, keluarganya juga sederhana, kaya kita gini” aku mengusap bahunya lembut.
“Kamu juga suka sama dia?” Alexa mengangguk.
“Kalian pacaran?” dia menggeleng pelan.
“Dia bilang, dia pernah trauma karena pacarnya dulu selingkuh-in dia sampe 3 kali. Jadi sekarang kita ya, kaya gitu. Umm apa ya?” ku lihat dia nampak berfikir sejenak, sebelum berkata ragu.
“Deket tanpa status mungkin, atau apalah aku gak terlalu musing-in. Yang jelas dia suka sama aku dan aku suka sama dia, udah. Kita jalanin kaya gitu ka”