NovelToon NovelToon
Endless Shadows

Endless Shadows

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Kultivasi Modern
Popularitas:317
Nilai: 5
Nama Author: M.Yusuf.A.M.A.S

Bayangan gelap menyelimuti dirinya, mengalir tanpa batas, mengisi setiap sudut jiwa dengan amarah yang membara. Rasa kehilangan yang mendalam berubah menjadi tekad yang tak tergoyahkan. Dendam yang mencekam memaksanya untuk mencari keadilan, untuk membayar setiap tetes darah yang telah tumpah. Darah dibayar dengan darah, nyawa dibayar dengan nyawa. Namun, dalam perjalanan itu, ia mulai bertanya-tanya: Apakah balas dendam benar-benar bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan? Ataukah justru akan menghancurkannya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.Yusuf.A.M.A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Keseimbangan

Di sebuah rumah tua yang terbuat dari kayu, terletak di atas bukit dengan pemandangan hutan yang luas, seorang lelaki tua duduk di kursi goyangnya. Cahaya lentera yang redup menerangi ruangan sederhana itu, memantulkan bayangan di dinding kayu yang mulai retak karena waktu. Lelaki itu, dengan janggut putih panjang dan mata tajam yang dipenuhi pengalaman hidup, memandang keluar jendela saat petir melintas di kejauhan.

Petir itu bukan sembarang petir. Ia bersinar dengan intensitas yang tidak wajar, dan lelaki tua itu merasakan sesuatu yang berbeda. Ia bangkit perlahan, berjalan ke lemari kayu tua di sudut ruangan. Dengan tangan bergetar ringan, ia membuka pintu lemari itu. Di dalamnya, ada sebuah pedang panjang yang berkilauan dengan energi gelap, meskipun tidak sepenuhnya gelap ada jejak cahaya samar di sepanjang bilahnya. Tetapi pedang itu menghilang.

Lelaki tua itu mengangguk pelan, seolah mengerti apa yang telah terjadi.

“Sepertinya pedang itu telah menemukan tuannya yang baru,” gumamnya. Suaranya rendah tetapi penuh wibawa, memantul lembut di dalam ruangan.

Ia menatap ke arah petir yang mulai mereda di langit, dan senyumnya tipis terbentuk di wajahnya. “Waktunya telah tiba. Keseimbangan akan diuji lagi.

Sementara itu, di dimensi tempat Ryan dan Elma berada, pria berjubah hitam berdiri di tengah arena, memandangi Ryan yang masih memegang pedang legendaris itu dengan ekspresi tajam. Wanita berjubah putih, yang membantu Elma berdiri setelah sembuh dari luka-lukanya, bergabung di samping pria itu.

“Pedang itu bukan hanya senjata biasa,” kata pria berjubah hitam. “Itu adalah salah satu artefak kuno yang diciptakan untuk menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Ada empat artefak seperti itu, masing-masing dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Pedang ini, bernama "Umbra Lux," adalah salah satunya.”

Elma, meskipun masih lemah, menatap pedang itu dengan campuran rasa kagum dan khawatir. “Kenapa pedang itu memilih Ryan?” tanyanya pelan.

Wanita berjubah putih menjawab dengan lembut. “Artefak kuno ini memiliki kesadaran sendiri. Mereka tidak hanya mencari kekuatan, tetapi juga jiwa yang bisa membawa keseimbangan. Ryan, meskipun dikuasai oleh kegelapan, memiliki cahaya di dalam dirinya yang membuatnya layak dipilih.”

Ryan menatap pedang itu dengan bingung. “Aku tidak merasa layak. Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengendalikannya.”

Pria berjubah hitam menyela. “Itu karena kau belum siap. Pedang itu hanya mempercayakan dirinya padamu, tetapi untuk benar-benar menguasainya, kau harus belajar dan menghadapi banyak ujian.”

Wanita berjubah putih mengangguk. “Dan untuk itu, kita harus pergi ke tempat di mana semuanya dimulai.”

Elma mengerutkan kening. “Apa maksud kalian?”

Pria berjubah hitam melirik wanita itu sebelum menjawab. “Kami akan membawamu ke tempat guru kami. Dia adalah orang yang pertama kali mengajari kami tentang keseimbangan antara cahaya dan kegelapan. Jika ada yang bisa membimbing kalian lebih jauh, itu dia.”

Ryan dan Elma saling bertukar pandang. Meskipun ragu, mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain jika ingin memahami kekuatan yang kini mereka miliki.

Sebelum pergi, pria dan wanita berjubah memutuskan untuk meminta izin dari orang tua Ryan dan Elma. Mereka tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, dan keterlibatan orang tua mereka adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Di rumah keluarga Elma, wanita berjubah putih mengubah penampilannya menjadi lebih sederhana, seperti seorang guru yang penuh wibawa. Ia mengetuk pintu, dan ibu Elma membukakan pintu dengan senyum ramah.

“Selamat malam. Saya adalah mentor Elma di salah satu program khusus. Saya datang untuk membicarakan sesuatu yang penting,” katanya dengan nada tenang tetapi tegas.

Di sisi lain, pria berjubah hitam mengubah dirinya menjadi seorang pria dengan setelan rapi, mendatangi rumah keluarga Ryan. Ia berbicara dengan ayah Ryan, memperkenalkan dirinya sebagai seorang pelatih yang telah membantu Ryan dalam beberapa pelatihan intensif.

Kedua orang tua Elma dan Ryan pada akhirnya memberikan izin setelah mendengar penjelasan yang cukup masuk akal meskipun tidak seluruh kebenaran diungkapkan. Mereka percaya bahwa ini adalah bagian dari perkembangan anak-anak mereka menuju masa depan yang lebih baik.

Setelah mendapatkan izin, pria dan wanita berjubah membawa Ryan dan Elma melalui portal yang membawa mereka ke tempat guru mereka. Saat mereka tiba, Ryan dan Elma terkejut melihat rumah kayu sederhana di atas bukit. Tempat itu terasa kuno tetapi penuh dengan aura yang luar biasa.

“Ini... tempat ini memiliki energi yang aneh,” gumam Ryan.

“Ini adalah tempat di mana segalanya dimulai,” jawab pria berjubah hitam. “Dan tempat di mana kalian akan memulai perjalanan kalian sendiri.”

Pintu rumah itu terbuka perlahan, dan lelaki tua yang sebelumnya terlihat di rumah itu berdiri di ambang pintu. Matanya yang tajam menatap Ryan dan Elma dengan penuh perhatian. Senyumnya melebar saat ia melihat pria dan wanita berjubah itu.

“Leon, Renata, akhirnya kalian kembali juga,” katanya dengan nada hangat tetapi sedikit menggoda. “Apa kalian membawa masalah lagi?”

Wanita berjubah putih, Renata terkikik pelan. “Masalah, Guru? Bukankah itu yang selalu kau ajarkan pada kami? Menemukan masalah untuk diselesaikan.”

“Dan seperti biasa, Renata selalu suka membalas dengan kata-kata.” Kata Leon.

Lelaki tua itu melangkah mundur, mempersilakan mereka masuk. “Masuklah. Hari sudah malam, dan kalian semua terlihat lelah. Kita akan membicarakan segalanya besok. Malam ini, istirahatlah.”

Ryan dan Elma mengikuti Leon dan Renata masuk ke dalam rumah itu. Ruangannya sederhana tetapi nyaman, dengan lentera yang menggantung di setiap sudut, memberikan cahaya hangat. Lelaki tua itu menunjukkan dua kamar kecil untuk Ryan dan Elma.

“Letakkan barang-barang kalian di sini,” katanya. “Dan bergabunglah denganku di ruang makan untuk makan malam.”

Makan malam itu terasa seperti reuni kecil. Lelaki tua itu menyajikan makanan sederhana tetapi hangat, dan suasana perlahan menjadi lebih santai.

“Jadi, bagaimana perjalanan kalian?” tanya lelaki tua itu, sambil menyeruput sup panasnya.

Leon menjawab sambil menatap Ryan dan Elma. “Tidak mudah, Guru. Mereka berdua memiliki potensi besar, tetapi jalannya masih panjang.”

Renata menambahkan, “Namun, mereka sudah menunjukkan bahwa mereka bisa bekerja sama meskipun sulit. Itu adalah awal yang baik.”

Lelaki tua itu menatap Ryan dan Elma bergantian. “Kalian tahu, dulu Leon dan Renata juga tidak jauh berbeda. Mereka selalu bertengkar tentang siapa yang lebih kuat.”

“Guru!” protes Renata, sementara Leon hanya mendengus pelan.

Ryan dan Elma tersenyum tipis, merasa sedikit lebih rileks. Lelaki tua itu melanjutkan. “Tetapi pada akhirnya, mereka belajar bahwa kekuatan mereka tidak ada artinya tanpa keseimbangan. Itu yang akan kalian pelajari di sini.”

Malam itu diakhiri dengan tawa kecil dan cerita-cerita dari masa lalu. Namun, di balik suasana santai, ada ketegangan yang tersirat. Mereka semua tahu bahwa hari esok akan menjadi awal dari perjalanan yang lebih besar.

Lelaki tua itu berdiri dan berkata dengan nada lembut tetapi tegas, “Mulailah istirahat kalian. Besok akan menjadi hari yang panjang.”

Ryan dan Elma kembali ke kamar mereka, meletakkan barang-barang mereka, dan merebahkan diri. Pikiran mereka penuh dengan rasa penasaran dan kecemasan, tetapi mereka tahu bahwa mereka telah melangkah ke dunia yang jauh lebih besar daripada yang pernah mereka bayangkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!