Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
"Eh, buku paketnya sebelah sini!" seru Nora menginterupsi teman-teman sekelasnya yang tampak belum menemukan buku paket yang ditugaskan
Sontak mereka semua berbondong-bondong menuju rak yang Nora maksud. Meski berharap mendapat masing-masing 1 buku paket, kebanyakan mereka harus rela berbagi dengan teman semejanya.
"Lo ngapain, Na?" tanya Nora mendekati Zanna yang sedang melihat-lihat rak buku fiksi
Zanna menoleh sembari tersenyum. "Ah, ini gue lagi lihat-lihat novel, siapa tau ada yang menarik," jawabnya, lalu kembali melihat-lihat novel-novel di depannya.
Perlu kalian ketahui, Zanna juga salah satu cewe-cewe yang sangat menggemari membaca novel, apalagi novel romansa remaja, Zanna sangat menyukainya. Type cerita yang ringan dan tak terlalu berat.
"Eummm, gue juga deh! Kebetulan novel yang terakhir kita pinjam udah mau selesai gue baca," ucap Nora, mengingat dia perlu mencari Novel baru untuk mengisi waktu santainya. Ya, Nora pun juga penggemar novel seperti Zanna, hanya saja genre yang dia sukai sedikit berbeda dengan Zanna. Tak hanya novel romansa remaja, dia juga suka cerita yang agak berat seperti misteri, thriller, dark dan sebagainya. Tapi tentunya jarang sekali novel seperti itu ada di perpustakaan sekolah. Jadi ya, seadanya saja.
Saat asyik melihat-lihat, Zanna menyadari anak-anak kelas kebanyakan sudah mendapat meja dan mulai meresume. Tapi ada juga yang sedang melihat-lihat novel seperti dirinya dan juga Nora, ataupun melihat-lihat buku non fiksi tentang motivasi, self improvement dan lain sebagainya.
Namun, dari itu semua, Zanna terpaku pada salah satu siswa yang tampak sibuk sendiri di depan rak PPKN. Dengan sinar matahari dari sela-sela jendela yang tampak menyorot siswa itu, membuatnya tampak seperti tokoh utama yang bersinar dalam novel di mata Zanna. Tanpa sadar Zanna mendekat, berjalan menuju cahaya yang sangat ia dambakan. Tepat di sampingnya, Zanna menyadari siswa itu tampak kebingungan. Zanna melirik rak mencoba mencari tahu sumber kebingungan sosok penuh cahaya di sampingnya ini. Ah, ternyata siswa itu kehabisan buku paket.
Zanna tersenyum kecil, lalu dia menatap siswa tersebut. "Mau lo pantengin berapa lama pun gak bakal buku paketnya muncul tiba-tiba, Alfino," ucapnya lalu diakhiri kekehan lembut
Ya, siapa lagi sosok penuh cahaya bagi Zanna selain Alfino?
Alfino yang sadar ada seseorang di sampingnya, segera menoleh ke sang empu. Dia ikut terkekeh kecil menyadari kebodohannya. Lagi-lagi Alfino tak menyadari tingkahnya itu bisa membuat Zanna semakin jatuh dalam pesonanya.
"Gue terlalu lambat buat dapetin buku paketnya tersenyata," ucap Alfino
Zanna seketika tersadar dari rasa terpesonanya. Dia berdehem, lalu menyodorkan salah satu buku paket PPKN yang ia pegang, biarlah nanti dia bisa berbagi dengan Nora.
"Ambil ini, kebetulan gue pegang 2," ucapnya menawarkan
"Gapapa? Kayanya lo sengaja ambil dua buat seseorang," tanya Alfino merasa tak enak, bagaimana pun dia mengerti anak-anak kebanyakan lebih suka jika tidak berbagi buku paket, bahkan teman sebangkunya saja tidak mau berbagi.
Zanna menggeleng kecil. "Gapapa kok, santai aja. Ini buat Elenio, dan gue bisa bareng Nora kaya biasanya," balasnya meyakinkan. Mana tega dia membiarkan sang pujaan hati kesulitan.
Dengan ragu Alfino mengambil buku paket yang Zanna sodorkan. Lumayan, dia tak harus merayu temannya untuk berbagi.
"Makasih ya," ucapnya tersenyum kecil
Sontak Zanna membalas senyuman itu. "Iya sama-sama, gue ke sana ya!" ucap Zanna menunjuk deretan meja yang sudah ada Nora bahkan Brian dan Elenio.
Alfino hanya mengangguk saja sebagai respon, masih dengan senyuman. Zanna pun segera bergegas meninggalkan Alfino, dia sudah tidak tahan menahan salting. Hahaha.