Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 POV SISKA
Aku dan Bang Haikal kenal saat dia pertama kali makan bersama teman-temannya di warung tempatku bekerja. Ketika pertama melihatku dia langsung terpana. Mungkin terkesima dengan kecantikanku yang paripurna ini. Aku sangat bersyukur Tuhan memberiku wajah yang cantik jelita tiada cela.
Dari pertemuan inilah, dia meminta nomor teleponku. Akhirnya kami menjadi akrab. Dia pun menyatakan perasaannya padaku. Aku pun menerimanya. Siapa tahu bisa ku manfaatkan untuk membantu perekonomian keluargaku yang morat marit. Karena dia sangat royal padaku. Tak jarang dia menyambangi ke warung membawakan aneka jajanan. Tahu saja dia, meskipun badanku yang langsing ini cenderung kurus tapi urusan makan tiada tanding.
Selama ini aku memang bekerja di Warung makan "Selera". Warung ini menjual soto Banjar dan masakan khas Banjar lainnya. Aku bekerja dari pukul 7 pagi sampai jam 8 malam. Sungguh melelahkan. Sepertinya tidak cocok untuk badanku yang sering pegal-pegal jika terlalu banyak gerak.
Aku ingin berhenti, tapi mau dapat uang dari mana ? Mencari kerjaan juga susah. Terlebih aku hanya punya ijazah SD. Andai saja aku bisa kerja di kantoran. Hanya duduk santai di ruangan ber-AC.
Minta pada orang tua juga tidak mungkin bapakku hanya seorang buruh serabutan. Sedangkan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Belum lagi biaya untuk adikku satu-satunya yang masih sekolah SD.
Tuhan...Aku lelah hidup miskin.
Kenapa tidak kau takdirkkan aku menjadi kaya raya.
Aku tak ingin miskin seperti ini.
***
Dari hari ke hari Bang Haikal semakin cinta padaku. Satu bulan menjalin hubungan, aku meminta Bang Haikal segera menikahi ku.
Awalnya dia merasa keberatan karena merasa belum siap dan tak ada uang untuk modal nikah. Tapi aku mengancam akan menikah dengan orang lain jika dia menolak. Akhirnya dia pun luluh.
Aku sudah lelah bekerja mencari uang. Jika menikah dengannya hidupku pasti terjamin. Meskipun dia hanya membantu ibunya berjualan pakaian di pasar. Tapi tokonya lumayan besar dan sangat ramai pembeli.
Aku pun nanti tak usah lagi beli baju. Karena sudah tersedia di toko mertua. Tinggal ambil sesuka hatiku.
Akhirnya kami pun menikah. Bang Haikal sangat bucin padaku. Apapun yang aku mau selalu dia turuti. Ketika aku menyuruh ibunya ini itu, dia hanya bisa diam tanpa berani protes. Dia lebih takut dimarahin istrinya daripada membela ibunya. Sungguh suami idaman !
Mertuaku ini sangat cerewet. Tak lelah dia menasehatiku untuk belajar memasak dan mengurus rumah. Katanya aku harus bisa mengurus suami dengan baik. Aku mendengarkan lewat telinga kanan dan keluar telinga kiri. Enak saja menyuruhku seperti babu ! Sementara di rumahku saja ibuku yang mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Mungkin mertuaku lelah menghadapi tingkahku yang semakin menjadi, akhirnya ibu mertuaku menyuruh kami mengontrak, dengan dalih supaya kami mandiri. Tentu saja aku menentangnya tegas. Aku tahu itu cara halus dia mengusirku. Mungkin dia lelah aku suruh-suruh.
Huh dasar Mak Lampir ! Akal bulusnya sudah terendus.
Tapi aku tidak akan pernah mau keluar dari rumah ini. Untuk apa mengontrak jika sudah ada rumah mertua yang lumayan besar ini. Terlebih semua pekerjaan rumah sudah di kerjakan mertua. Semua kebutuhan rumah pun di tanggung mertua. Sehingga uang pemberian dari Bang Haikal tak pernah aku gunakan.
Nikmat mana lagi yang aku dustakan.
Ketika ibunya sakit-sakitan, tanah warisan dari ayah Bang Haikal habis terjual untuk biaya berobat. Semua itu ide Firman, karena dia sangat berharap ibunya cepat sembuh.
Sementara aku berharap beliau lekas menemui almarhum suaminya. Karena ternyata mengurus Mak Lampir ini benar-benar menguji kesabaran ku.
Dan ternyata harapanku terkabul.
Beliau akhirnya meninggal dunia.
Akhirnya aku dapat warisan....
Rumah ini pun damai dari ocehannya yang membuat telingaku sakit.
Satu benalu sudah tersingkir.
Sekarang tinggal menyingkirkan Firman dari rumah ini.
Ketika Firman memutuskan untuk menikah dengan istri pertamanya yang bernama Zahra, aku sengaja membuat dia tidak betah di rumah ini. Mereka sering cekcok karena ulahku. Firman tak berani menegurku. Karena pasti akan aku adukan pada Bang Haikal. Dia akhirnya hanya bisa diam tanpa berani protes.
Karena lelah berdebat setiap hari, mereka akhirnya memutuskan untuk bercerai.
Zahra pergi dari rumah ini.
Akhirnya aku bisa bernafas lega sudah tak ada saingan lagi.
Sebenarnya Zahra perempuan baik, hanya saja aku tak suka ada orang asing di rumah ini. Sumpek !
Aku pun menjalani hari-hariku dengan damai bersama anak dan suamiku tercinta.
Memang seharusnya dalam satu rumah hanya boleh ada satu ratu.
Tapi ternyata kedamaianku hanya sementara. Firman memutuskan untuk menikah lagi dan tinggal dirumah ini. Kenapa tidak ngontrak saja sih ? Bisanya cuma numpang hidup di rumah ku.
Tak jera rupanya dia ditinggal istri.
Baiklah...akan ku buat dia seperti Zahra !
Nama istri Firman yang kedua ini bernama Aluna. Orangnya sangat suka masak. Berbeda denganku yang malas di dapur. Masakannya pun lumayan enak sehingga aku sering minta. Meskipun ketika aku mengambil masakannya, wajahnya terlihat tidak suka. Tapi toh aku tidak peduli. Apa salahnya sih berbagi masakan dengan ipar sendiri ? Mau dapat pahala gak sih dia ?
Orangnya pun juga bisa aku setir semauku. Tak jarang dia ku suruh mengurus Ica ketika aku ingin tidur, dengan dalih supaya dia terbiasa ketika punya anak nanti. Meskipun ada rasa enggan di wajahnya, tapi dia hanya bisa menurut.
Ketika aku minta sedikit tumis kangkung masakannya untuk makan Ica, Ica langsung menjerit kepedesan. Tentu saja aku geram. Bisa-bisanya dia masak pedas untuk Ica. Akhirnya aku tumpahkan tumis kangkung itu ke wajahnya biar dia tau rasa !
Aku kira dia akan diam saja seperti biasa. Ternyata dia bisa mengamuk juga.
Aku shock. Tak menyangka dia yang biasa penurut sekarang bisa membantahku. Keluarlah semua unek-uneknya selama ini.
Ohj ternyata selama ini dia tak IKHLAS mengerjakan perintahku.
Benar-benar ipar Durhaka ! Apa dia ingin menjadi batu sudah berani padaku ?
Sekarang hubungan kami jadi renggang. Dia tak terlihat takut sama sekali padaku. Padahal aku ini senior di dirumah ini. Dia itu hanya junior.
Terlebih setelah kejadian Bang Haikal memarahiku habis-habisan karena harus membayar belanjaan ku yang hampir 700 ribu, dia makin berada di atas angin. Padahal itu bukan salahku.
Salah siapa bikin status begitu.
Sok mau traktir orang belanja, ternyata cuma PHP.
Aku kira beneran, ternyata penipuan.
Buntut dari masalah ini, ponselku di sita Bang Haikal. Dia takut aku kembali terperdaya orang lain. Aku benar-benar stres. Ini semua gara-gara Aluna, coba saja dia mau membeli skincare yang aku borong.
Sudah pasti Bang Haikal tidak semarah ini padaku.
Sikap Bang Haikal pun sekarang sangat dingin padaku. Padahal dulu dia bucin akut.
Ada apa denganmu, Bang ? Apa sudah ada yang lain di hatimu sehingga kamu mengabaikan ku ?
Aku sudah berusaha merayunya untuk memaafkan ku. tapi dia tetap acuh.
Harus dengan cara apa lagi aku membujuknya agar dia kembali seperti sedia kala. Uang belanja pun hanya di beri secukupnya. Aku benar-benar sengsara sekarang.
Dia hanya mau bicara padaku jika itu menyangkut Ica. Selebihnya dia hanya diam sambil main ponsel. Apa bagusnya ponsel itu di banding istrinya yang cantik ini.
Siska sedih banget !
