NovelToon NovelToon
My Fantasy Came True

My Fantasy Came True

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

aku sangat terkejut saat terbangun dari tidurku, semuanya tampak asing. Ruangan yang besar, kasur yang sangat luas serta perabotan yang mewah terlihat tampak nyata.
aku mengira semua ini adalah mimpi yang selalu aku bayangkan sehingga aku pun tertawa dengan khayalanku yang semakin gila sampai bermimpi sangat indah.
namun setelah beberapa saat aku merasa aneh karena semua itu benar-benar tampak nyata.
aku pun bergegas bangun dari kasur yang luas itu.
"kyaa!!" teriakku sangat kencang saat aku menatap cermin yang besar di kamar itu.
wajah yang tampak asing namun bukan diriku tapi aku sadar bahwa itu adalah aku.
semuanya sangat membingungkan.
aku pun mencubit pipiku dan terasa sakit sehingga aku tahu itu bukanlah mimpi.
"wajah siapa ini? bukankah ini sangat cantik seperti putri kerajaan" gumamku merasa kagum.

apakah semua ini benar nyata atau memang hanya sebuah mimpi indah?

🌸🌸🌸
nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Akhirnya aku pun sampai di istana memenuhi undangan dari kaisar. Saat aku masuk ke dalam ruang inti di dalam istana yang lebih megah dari ruangan lain.

Singgasana yang mewah dan sosok yang berwibawa duduk dengan segala hal yang menunjukkan kuasanya. Kaisar dari negeri ini yang memiliki sorot mata yang tajam namun terlihat sedikit teduh dari sudut matanya yang sedikit turun. Gilbert Hugo Lester sudah menjadi kaisar sejak usia yang masih sangat muda menggantikan kaisar sebelumnya yang gugur dalam pertempuran saat turun langsung dalam perang dengan musuh dari kerajaan lain.

Aku bisa melihat dengan jelas betapa sangat keras hidupnya selama ini hingga menjadi sosok kaisar yang sangat di hormati dan mampu memberikan ketentraman bagi para rakyatnya. Aku sangat gugup saat langkahku sudah semakin dekat ke arahnya. Dia menatapku dari singgasananya yang tinggi sehingga aku merasa sangat kecil di matanya.

“Salam kepada matahari kekaisaran. Saya Casandra El Ninda Lance memberi hormat” ucapku sambil menunduk.

“Duchess Lance” panggilnya dengan suara yang sedikit dingin. Tidak ada senyum dari wajahnya dan hanya raut wajahnya yang tampak serius. “Iya, yang mulia” jawabku. Aku membenarkan posisiku dengan berdiri tegap namun aku tidak lancang dengan menatap matanya.

Aku masih menundukkan pandanganku. “Bersikap biasa saja Duchess, sudah berapa lama orang tua ini tidak bertemu denganmu” katanya dengan suara yang hangat dan senyum tipis di wajahnya.

Aku sangat terkejut dengan perubahan sikapnya namun aku tidak boleh terbawa oleh suasana. Aku menatapnya dan tersenyum. “Mohon maaf atas kelancangan saya yang mulia. Mengenai hal tersebut saya tidak mengetahuinya di karenakan kondisi saya yang masih belum bisa mengingat apapun” jawabku dengan sopan.

“Tidak apa-apa. Aku sudah mendengarnya dari Duke. Bagaimana kalau kita minum teh bersama di taman” ajaknya seolah akrab denganku.

“Dengan senang hati yang mulia”

Aku mengikuti kaisar berjalan menuju taman di istana yang di khususkan untuk keluarga kerajaan. Dengan perasaan yang cemas jika nantinya aku bertemu dengan putra mahkota secara tidak sengaja. Kaisar memperlakukanku dengan baik dan bersikap seolah keluarganya.

Aku pun duduk dengan perasaan yang gugup bercampur cemas. Kaisar terlihat sangat berwibawa dan tidak mendiskriminasi orang di bawahnya.

“Duchess, apa ada sesuatu yang anda pikirkan?” tanya kaisar dengan tatapan penuh kecemasan. “Tidak ada yang mulia, hanya saja saya masih belum terbiasa” jawabku ragu.

Kaisar terdiam sejenak dan berfikir. Dia merasa bingung dalam menyikapi ku namun dia masih bersikap seperti saat aku masih sebagai Casandra yang asli bukan diriku yang sekarang.

Aku sangat bingung dalam menanggapi setiap pertanyaan yang kaisar katakan karena di samping dia adalah orang yang sangat penting di kerajaan ini, dia juga merupakan ayah dari sahabat yang sejak kecil bermain bersamaku.

Aku dan dia tumbuh di lingkungan yang dekat dan kedekatan antara kaisar dan juga orang tua Casandra juga tak patut di pertanyakan lagi.

Aku menikmati tea time bersama kaisar dengan tenang namun aku tidak menikmatinya dan justru aku tidak bisa merasakan rasa minuman yang ku teguk.

Tap.. Tap.. Tap..

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat di belakangku. Aku sangat penasaran namun aku tidak bisa menoleh ke belakang di saat kaisar masih ada di depanku.

“Slurp..” aku menyeruput teh dengan dalih melihat raut wajah kaisar untuk menebak siapa yang datang. Raut wajahnya masih sama namun senyumannya melebar menatap orang yang datang.

“Ayahanda” katanya dengan suara yang tampak tak asing. Aku sudah sangat mengenal suaranya dan tak lain adalah putra mahkota. Secara langsung bahuku sedikit naik dan alisku pun turut naik dan terkejut.

“Uhuk..”

Aku sedikit tersedak saat meminum teh. “Casandra, kamu tidak apa-apa?” kata putra mahkota dengan cemas menghampiriku. Dia sudah berdiri di sampingku, tangannya tertahan sangat ingin menyentuhku.

Pandanganku fokus ke arah kaisar yang memperhatikan tindakan anaknya. Raut wajahnya menjadi serius saat mengetahui tatapan anaknya penuh dengan cinta saat menatapku.

“Ekhem..”

“Putra mahkota jangan bersikap lancang terhadap Duchess” katanya dengan serius.

“Ah, maafkan saya ayahanda. Duchess, mohon maaf atas kelancangan saya” ucapnya merasa bersalah.

“Ti, tidak apa-apa yang mulia. Saya baik-baik saja dan putra mahkota tidak berbuat salah. Maaf sudah membuat menyebabkan kesalahpahaman” ucapku merasa bersalah.

Ternyata setiap tindakanku berpengaruh besar jika berkaitan dengan etika kesopanan.

Putra mahkota terlihat tidak berkutik di hadapan kaisar dia tidak berani memperlakukanku seperti sebelumnya dan itupun karena dia sudah mengingat kesepakatan di antara kami berdua.

“Duduklah! Kebetulan ada hal yang perlu ku sampaikan padamu dan juga Duchess” perintahnya dengan tegas.

Deg!

Aku merasa takut jika semua ini ada kaitannya dengan rumor yang beredar. Aku tidak tahu harus menanggapinya dengan cara seperti apa. Jika ada Ivander mungkin semuanya tidak akan rumit seperti sekarang namun dia masih belum kembali hingga hari ini.

Kaisar tampak serius saat akan memulai pembicaraan.

“Langsung saja ke intinya. Aku sangat memahami hubungan kalian berdua seperti apa tapi belakangan ini aku mendapatkan kabar kurang mengenakkan tentang kalian. Aku sangat tahu kalian tidak akan mungkin melakukan tindakan tidak terpuji seperti kebanyakan orang katakan. Jika rumor ini berkembang, tidak menuntut kemungkinan akan membuat nama baik kalian tercoreng. Aku ingin menanyakan kepada Duchess, bagaimana cara anda menangani rumor tidak berdasar” ungkapnya dengan jelas.

Di balik sosoknya yang ramah terhadapku, tetap saja dia adalah kaisar yang mementingkan kepentingan kekaisaran dan juga dampak buruk bagi penerusnya jika hal ini semakin memperburuk keadaan.

“Saya tidak tahu pasti langkah apa yang harus saya lakukan yang mulia. Tapi saya sedang mencari sumber dari rumor tersebut dan akan memberikan sangsi berat untuknya dan satu langkah yang sudah saya ambil sebelumnya, saya sudah menjaga jarak dengan putra mahkota dan itupun sudah di sepakati oleh kami berdua, yang mulia. Saya mohon maaf atas segala hal yang menimpa keluarga kerajaan, saya tidak bermaksud mengambil keuntungan bisa berteman dengan putra mahkota. Sebagai seorang istri dan Duchess di kekaisaran ini, saya tidak ingin merugikan siapapun dengan tindakan saya” jawabku dengan apa yang ada dalam pikiranku.

Kaisar terlihat terkejut mendengar jawabanku dan ada kepuasan darinya. “Ternyata kamu cukup cerdas dalam hal ini tapi sepertinya anakku sangat sulit mendengarkan perkataan orang tua ini” sindirnya sambil melirik anaknya.

“Ayahanda! Jangan membuat saya malu di depan Duchess. Saya sudah melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Sekarang hubungan saya dan Duchess tidak bisa seperti saat kami masih kecil” katanya dengan wajah yang memerah karena malu.

Hubungan antara ayah dan anak terlihat hangat meski di setiap perkataannya terdengar acuh namun keduanya sama-sama perduli satu sama lain.

Aku tidak menyangka bahwa putra mahkota terlihat kekanakan saat bersama dengan kaisar.

Pembicaraan kami cukup panjang dan sampailah di pokok pembicaraan. Kaisar kembali menampakkan ekspresi serius hingga suasana yang hangat menjadi tegang.

1
Riss Si Author
semangat ya
Riss Si Author
ini keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!