Violet Greyson Michael dulu pernah menikah dengan seorang pria bernama Leonardo Elgantara. Karena sebuah masalah Violet memutuskan untuk kabur dari Leo dan pindah ke Jepang, seminggu setelah dirinya kabur ia baru menyadari kalau dirinya hamil anak dari Leo.
Awalnya ia berniat mengugurkan kandungannya karena tidak mungkin mampu membiayai anak itu, tetapi ia terlalu sayang pada anaknya hingga akhirnya membesarkan anak itu sendirian, Vio berhasil menjadi Manajer di perusahaan Entertainment dan merubah hidupnya menjadi lebih baik, Vio tidak mau lagi bertemu dengan Leo apapun yang terjadi.
Tanpa Vio ketahui selama lima tahun Vio hilang Leo masih berusaha mencarinya hingga pada akhirnya Leo pergi ke Jepang untuk menjalankan pekerjaannya, takdir berkata lain mereka kembali di pertemukan di keadaan yang tidak tepat.
Leo sedang asik minum di club' bersama sekumpulan perempuan yang ada di dekatnya, membuat Vio semakin yakin kalau meninggalkan Leo adalah keputusan yang baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan Mendadak
Seminggu sebelum Vio berangkat ke Amerika untuk menghadiri acara pertemuan antar perusahaan ia sudah menyiapkan beberapa barang, karena ia akan di Amerika sekitar seminggu.
Tuan Hito memberikan Vio waktu untuk berlibur bersama anaknya di sana, karena berkat Vio juga kerjasama mereka berjalan dengan lancar.
Di Senin sore ini Vio mengajak Alex untuk belanja kebutuhan Alex ke Mall, di parkiran ia bertemu Morata. Morata menawarkan diri untuk ikut bersama mereka, siapa tahu saja nanti Morata bisa bantu bawa barang-barang yang Vio beli.
Vio dan Alex dengan senang hati mengajak Morata, sesampainya di Mall Vio menuju toko pakaian anak-anak. Ia ingin membeli jaket juga switer untuk Alex, kebetulan ini sedang musim dingin. Jaket dan Sweater yang Alex punya sudah kekecilan.
"Ini cocok tidak?" Morata memperlihatkan satu jaket berwarna hitam pada Vio.
"Coba ku pakaikan dulu pada Alex," Vio mengambil jaket itu dan mencobanya pada tubuh Alex, jaket itu pas saat di pakai Alex.
"Yang ini satu," Vio memilihnya karena merasa memang sudah pas untuk anaknya.
Tanpa Vio sadari, Niko setiap hari selalu mengikuti Vio dari kejauhan. Leo ingin Niko mengawasi Vio takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, sementara jika Niko terang-terangan berada di dekat Vio, Vio pasti akan marah dan mengusirnya.
Leo dapat kabar dari Amerika kalau ada beberapa orang yang saat ini sedang mengincar dirinya karena ada gosip kalau pemimpin organisasi Mafia black Shadow ada di Jepang.
Mafia lain tidak pernah tahu siapa pemimpin Black Shadow yang sebenarnya, itulah kenapa sampai saat ini Leo masih dapat berkeliaran dengan bebas tanpa adanya pengawasan yang ketat.
Leo ketika menyerang atau melakukan transaksi gelap selalu memakai topeng atau kalau tidak di wakilkan tangan kanannya.
Mungkin hanya ada beberapa orang yang tahu mengenai hal itu, bahkan anak buah Leo juga tidak tahu semuanya kalau Leo adalah pemimpinnya, hanya beberapa orang dekatnya saja yang tahu. Pelayan di rumahnya pun begitu, mereka hanya tahu kalau Leo adalah tangan kanan sang ketua, padahal ketuanya adalah dia sendiri.
Leo yang melihat foto-foto Vio sedang bersama Morata begitu kepanasan, AC di ruangan kerjanya tidak dapat mendinginkan hatinya yang sudah kebakaran api cemburu.
Tetapi saat Leo ingin menemui Vio ia selalu di tahan oleh Willy, Willy hanya tidak mau Vio tahu kalau dirinya sedang di buntuti. Vio pasti marah besar dan kemungkinan terburuknya adalah Vio tidak mau menemui Leo lagi.
"Tuan saya mohon jangan menemui Nona Vio terlebih dahulu," Ucap Willy berusaha menenangkan Leo.
Leo meremas ponselnya dengan kuat, "Sialan," Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
Kembali pada Vio, saat istirahat di restoran Vio izin ke toilet pada Morata. Saat menuju toilet Vio bersembunyi di balik pintu toilet lalu keluar lagi untuk memergoki Niko yang sedang mengikuti dirinya, saat Niko hendak mencoba kabur ia keburu di tarik bajunya oleh Vio.
"Kamu pikir saya tidak tahu selama ini kamu mengikuti saya?" Tegas Vio sambil melipat kedua tangannya di dada, memandangi Niko dengan tajam.
Niko malah cengengesan sambil bingung harus bicara apa.
"Ikutlah makan denganku, kau pasti lelah terus mengikuti ku sedari pagi," Vio kembali menarik Niko untuk ikut dengannya makan siang.
Jadi sebenarnya Vio sudah tahu kalau ia selalu di awasi oleh Niko, tetapi selama ini ia berusaha tidak peduli dan membiarkan Niko melakukan tugasnya.
"Tunggu!" Niko menahan langkahnya membuat Vio kembali berhenti dan menghadap ke arahnya.
"Kau sudah tahu dari awal kalau aku mengikuti mu? Lalu mengapa kau tidak mengusirku? Biasanya kau akan selalu mengusirku jika kau tahu di ikuti," Tanya Niko.
"Sudahlah kita makan dulu sekarang."
Saat kembali ke meja Vio memperkenalkan Niko pada Morata sebagai temannya Leo, tapi tiba-tiba Morata harus pergi karena di telpon fihak rumah sakit.
Vio menyuruh Morata untuk pergi saja, ia tidak masalah. Nanti ia bisa pulang dengan Niko, dengan berat hati Morata pergi dari sana.
"Cinta Tuan Leo pasti masih sangat besar sekarang," Gumam Niko.
"Aku tahu itu," Timpa Vio sambil asik makan.
___________
Kembali pada Leo, di lantai satu Leo mendengar suara keributan membuat ia segera pergi ke sana bersama Willy.
Saat mereka sampai ia melihat ada beberapa orang yang mengacak-acak rumah juga mencelakai beberapa pelayan dan bodyguard di rumahnya, Willy, Leo dan beberapa orang yang baru turun ke lantai bawah langsung melakukan penyerangan pada orang yang menerobos paksa itu.
Leo menembak beberapa orang di sana sambil berkelahi menghadapi mereka yang berkumpul ke arahnya, baku tembak terjadi di rumah itu sampai membuat seisi rumah hancur berantakan.
Leo menarik seorang pria yang berusaha menyerangnya, "Siapa kau? Berani-beraninya kau menyerang rumah ku," Bentak Leo menatap pria itu tajam.
Bukannya takut pria itu malah tersenyum sambil memasang wajah menantang, "Jadi kau benar-benar Ketua Black Shadow."
"Apa yang kau katakan?"
"Tidak usah pura-pura."
Saat seorang penyerang lain hendak mengarahkan pistol ke arah Leo, Willy dengan sigap menembak tangan pria itu sampai membuat pistol yang ia pegang terpental.
Jessica yang ada di dekatnya langsung melumpuhkan pria itu dengan menendang kepalanya hingga pingsan, kini semuanya sudah di kalahkan.
"Bawa yang masih hidup ke ruangan bawah tanah, dan urus sisanya," Teriak Leo.
Willy menarik pria yang tadi bicara dengan Leo, ia membawa pria itu ke ruangan bawah tanah untuk di interogasi.
Para pelayan yang tersisa di minta membersihkan rumah itu, sementara yang luka langsung di beri perawatan. Ada tiga pelayan Leo yang mati tertembak dan ada 2 bodyguard penjaga rumahnya juga yang meninggal, Leo langsung meminta anak buahnya yang lain untuk mengkremasi nya.
Dengan kesal Leo masuk ke ruangan kerjanya lagi, ia lengah. Ia tidak menyangka kalau ada orang yang tahu identitas dirinya, tapi kini ia berusaha berpikiran positif.
Willy mengikat pria tadi di sebuah kursi lalu ia duduk di depan pria itu, "Siapa yang menyuruhmu?" Bentak Willy.
"Kau mau memaksaku bicara? Cobalah, sampai mati pun aku tidak akan pernah mau bicara," Pria itu tersenyum meledek.
"Kau menantang ku?" Willy ikut tersenyum tipis.
"Lakukanlah, apapun yang kau lakukan padaku, aku tidak akan pernah bicara. Yang pasti, sekarang dia sudah tahu pasti kalau pemimpin Black Shadow ada di sini dan itu adalah Leo," padahal wajah pria itu sudah berlumuran darah dan memar di mana-mana.
"Boleh kalau kau menantang ku, lagipula aku sudah lama tidak melakukannya. Jadi aku sangat bersemangat sekarang," Willy bangun dari duduknya, ia memanggil Jessica untuk membawakan peralatan yang ia butuhkan dan juga memanggilkan dokter pribadi Leo ke sana.
