Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nando Tau
Malam itu Kafka mengantarkan Vyora ke restoran tempat pertemuannya dengan Wina. Kafka hanya mengantarkan Vyora sampai di parkiran restoran saja, karena Vyora tidak ingin Kafka menemaninya bertemu dengan Wina.
"Kamu yakin gak mau Mas temenin?" Tanya Kafka. Entah mengapa Kafka merasa ada yang tidak beres dengan Mommy nya Nando itu.
Vyora menganggukkan kepalanya, kemudian mengecup singkat pipi kiri Kafka.
Cup
"Aku yakin, Mas," ucap Vyora. Wanita cantik itu tersenyum menatap pria tampan yang mematung di depan nya.
Kafka merasa terkejut sekaligus berbunga-bunga. Wanita yang dia cintai, kini sudah ceria lagi seperti dulu. "Tunggu!" Kafka menghentikan langkah Vyora yang sudah turun dari mobilnya. "Kamu melupakan sesuatu, Sayang!"
Vyora mengernyitkan keningnya, wanita cantik itu bingung. "Apa?"
"Nih." Kafka menunjuk pipi sebelah kanannya. "Tadi, kamu hanya mencium pipi kirinya saja, takutnya yang kanan iri," ucap Kafka. Pria tampan itu tersenyum menyebalkan dimata Vyora.
Vyora dibuat tercengang oleh perkataan Kafka. Wanita cantik itu mengerjapkan matanya beberapa kali. "Emang bisa begitu ya?"
"Bisa. Nih buruan!" Kafka menunjuk pipi kanannya.
Vyora hendak mencium pipi kanan Kafka, namun pria tampan mantan suami Vyora itu sengaja menoleh, yang menyebabkan bibir mereka bertemu. Tentu saja dia tidak menyia-nyiakan kesempatan, Kafka memagut bibir wanita nya sebentar. Walaupun tidak lama seperti biasanya, namun itu cukup membuat adrenaline berpacu. Karena mereka melakukannya di tempat terbuka.
"Mas!" Vyora kesal dengan kelakuan Kafka yang sangat mesum dan tidak tau tempat. "Kalau ada yang lihat gimana, coba?"
Kafka terkekeh melihat wanita nya cemberut, bukannya minta maaf, pria tampan itu malah mengecup kembali bibir menggemaskan itu.
"Gak ada yang lihat, di sini sepi," ucap Kafka. Pria tampan itu tersenyum sambil membersihkan sisa saliva di bibir Vyora. Kafka kemudian membawa Vyora ke dalam pelukan nya. Tanpa mereka tau, ada seseorang yang melihat adegan mereka berdua dengan perasaan sesak.
"𝘝𝘺 ... 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢."
Sampai akhirnya, mau tidak mau Kafka pun melepaskan Vyora. Membiarkan wanita nya menemui Wina.
"𝘗𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘦𝘯𝘢𝘬, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘸𝘢𝘴𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘒𝘢𝘧𝘬𝘢.
Kafka memutuskan untuk masuk ke dalam restoran tanpa sepengetahuan Vyora. Kafka duduk agak jauh dari Vyora dan Wina, namun masih bisa mengawasinya.
...----------------...
Saat Vyora masuk, ternyata Wina sudah menunggunya. Wanita paruh baya itu sepertinya tidak sabar ingin bertemu Vyora.
"Waah ... sepertinya Tante sudah tidak sabar ingin bertemu denganku." Vyora duduk di depan kursi berseberangan dengan Wina yang hanya terhalang meja.
"Tidak usah basa basi, sekarang katakan! Apa maksud ucapan mu waktu itu?" Tanya Wina to the point. Wina tidak tenang dan merasa khawatir sepanjang hari setelah mendengar ucapan Vyora waktu itu.
Vyora tersenyum smirk. "Tidak usah buru-buru Tante, bahkan aku belum memesan apapun," ucap Vyora. Wanita cantik itu sengaja mengulur waktu untuk membuat Wina kesal.
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳! 𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘭𝘶𝘳 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘞𝘪𝘯𝘢.
"Kita kesini tidak untuk makan, cepat katakan! Jangan membuang-buang waktu!" Sinis Wina.
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 ... 𝘯𝘪𝘩 𝘯𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘭𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘳𝘢𝘴𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢.
"Baiklah, apa yang ingin Tante tau? Nando yang sebenarnya bukan anak kandung Tante atau Melly yang sedang hamil anak selingkuhan Tante, atau ... suami Tante yang sudah menikah lagi dengan ibu kandung nya Nando?"
Deg
Deg
Bukan hanya Wina yang terkejut, tapi Nando yang berada di sana pun merasa terkejut dengan apa yang Vyora katakan.
Nando sengaja mengikuti Wina saat dia tidak sengaja mendengar Wina akan menemui Vyora. Nando penasaran ada urusan apa Mommy nya bertemu dengan Vyora. Saat sampai parkiran, Nando dibuat kesal karena tidak sengaja melihat adegan Vyora dan Kafka yang membuat hatinya sesak.
"𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢? 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘶 𝘬𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘶?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯.
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳 ! 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘯𝘨𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢!" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘞𝘪𝘯.
"𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘔𝘦𝘭𝘭𝘺 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘶? 𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳! 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘔𝘦𝘭𝘭𝘺 𝘥𝘢𝘯 𝘙𝘪𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘶." 𝘞𝘪𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪.
"Dari mana kamu tau semua ini?" Wina masih belum paham dengan siapa dia berbicara. Nona muda Antares, Wina tidak pernah tau seperti apa berkuasa nya keluarga Antares.
"Sudah kubilang, aku bisa tau apapun hanya dengan satu kali panggilan." Vyora menunjukkan ponselnya. "Tante tidak lupa kan? Aku Karamel Vyora Antares." Vyora tersenyum miring melihat ekspresi terkejut Wina.
Vyora tidak sengaja melihat Nando sedang duduk tak jauh darinya dan Wina. Tatapan mereka bertemu, namun Vyora lebih dulu memutuskan tatapan nya. Wanita cantik itu juga sangat terkejut, saat tidak sengaja melihat Kafka sedang menatapnya tajam di ujung meja sana.
"𝘔𝘢𝘮𝘱𝘶𝘴!"
"Jaga pandangan mu Vyora!" Seperti itulah arti tatapan Kafka.
"𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘥𝘦 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢.
"Apakah Nando tau yang sebenarnya, Tante?" Vyora sengaja ingin memperlihatkan pada Nando siapa Wina sebenarnya. "Dilihat dari ekspresi Tante, sepertinya dia tidak tau. Bagaimana kalau--"
"Jangan berani mengatakannya pada Nando, atau--"
"Atau apa? Bahkan aku sudah tau Tante akan mencelakai ku sepulang dari sini."
Deg
Saat masuk ke restoran, Vyora tidak sengaja memberi kode pada seseorang yang berada di seberang jalan. Dari situ Vyora menebak bahwa orang itu adalah suruhan Wina untuk mencelakainya. Karena mobil itu yang sedari tadi mengikutinya dan Kafka.
Wina semakin shock, ternyata dia salah memilih lawan. Bahkan rahasia Wina yang selama ini dia tutup rapat-rapat pun Vyora mengetahuinya dengan mudah.
"Ma--maksud kamu apa?" Melihat Wina yang gelagapan membuat Vyora semakin senang untuk mengerjai nya.
"Aku bisa saja memberitahu Nando, kalau Tante sebenarnya bukan ibu kandung Nando." Vyora menyeringai. "Bahkan, Tante lah yang sudah memisahkan Nando dengan ibu kandung nya."
Vyora bisa melihat Nando di sana sangat terkejut mendengar kenyataan yang sebenarnya. Sementara Wina, wanita paruh baya itu hanya bergeming dengan perasaan berkecamuk dihatinya. Wina tidak bisa membayangkan andai Nando mengetahui rahasia yang selama ini dia tutupi.
Walaupun Nando bukan anak kandungnya, tapi Wina sangat menyayangi Nando seperti anak kandung nya sendiri.
Nando memberi kode pada Vyora untuk melanjutkan perkataan nya. Karena Nando yakin jika dia bertanya pada Wina, dia tidak akan pernah mendapatkan jawabannya. Sudah pasti Wina tidak akan mengatakan yang sebenarnya.
"Tante sengaja kan menukar Nando dengan anak Tante yang sudah meninggal, supaya suami Tante tidak meninggalkan Tante? Aku juga tau, anak Tante yang meninggal itu, bukan anak Daddy nya Nando, tapi anak selingkuhan Tante." Vyora menatap Nando yang sudah meneteskan airmata nya.
Wina mengepalkan erat tangannya, wanita paruh baya itu merasa sedang dikuliti oleh Vyora.
"Dan lebih mirisnya lagi, selingkuhan Tante itu selingkuh dengan Melly, orang yang akan Tante jodohkan dengan--"
"Cukup !" Wina melayangkan tangannya hendak menampar Vyora, namun seseorang datang dan mencekal tangannya.
"Nando ...."
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh